"Zir kamu kedinginan ya, sini aku usapin" ucap zakir sambali mendekap zira dengan kedua tangannya menggosok-gosok bahu lengan zira agar zira merasa hangat."
Zira hanya terdiam saja menikmati dekapan zakir itu, zakir memandangi tubuh zira yang lekuk menembus pandangannya ke btas-batas imajinasi seorang pria, air hujan yang membasahi tubuh zira dan bajunya membuat pemandangan yang sungguh eksotis, lekukan tubuh zira terpamapang jelas didepan mata zakir, dan zakir menikmati itu sembari mengusap-usap tubuh zira.
Imajinasi zakir mulai liar, sehingga zakir tidak tahan untuk mencium leher zira dari belakang tubuhnya, sembari terus mengelus lengan zira, zira hanya diam tidak bergerak dan merasakan kenikmatan perlakuan zaki tersebut.
Tangan zakir mulai liar, perlahan melingkar ke lekukan pinggang zira dan memeluknya dari belakang sembari terus menciumi leher belakang zira. Lagi-lagi zira hanya diam menikmati.
Pandangan zakir akhirnya tertuju ke ujung seberang, dimana ada pamflet terang besar yang berlampu hias warna hijau, ditengah jalan sunyi yang gelap tersebut yang bertuliskan "Penginapan Mawar"
Melihat hujan yang semakin deras dan tak kunjung redah, akhirnya zakir terpikir hal ke arah sana, dan memberanikan diri untuk menyampaikan ide liarnya tersebut kepada zira.
"zir, hujannya makin deras terus ya, gak berhenti-berhenti nih" ucap zakir basa-basi membangun alasan
"iya nih" jawab zira singkat seolah memberikan keluluasaan zakir untuk melancarkan argumentasi ide nya
"zir, coba lihat di ujung seberang sana"
"apa tuh?" zira meneropong jauh
"itu ada tulisan apa yang pamflet warna hijau itu loh"ucap zakir tak sabar