Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Cerpen: Akhir Malam yang Nikmat Atau Jiwa yang Bakal Disiksa Rindu?

25 Mei 2023   14:09 Diperbarui: 25 Mei 2023   16:30 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Kitabijak.com

Zakir adalah pria pengarung laut, ia terus saja mengarungi lautan sepanjang hidupnya dari umurnya 19 tahun sampai dengan hari ini tepat berumur 30 tahun, ia melaut jauh sampai ke negeri cina, hidupnya habis dikapal tongkang untuk mengangkat batu bara dara pulau kalimantan menuju negeri komunis itu. 

Zira pacar zakir juga sudah masuk usia dikatakan matang, umurnya juga sudah 28 tahun, bertahun-tahun sudah mereka pacaran dan zira masih sabar dengan pola kehidupan zakir yang pulang 1 minggu kemudian menghilang 1 tahun, begitu seterusnya, namun dibalik itu semuapun zira tak habis sabarnya menanti kepulangan zakir.

Waktu-waktu zakir habis dilautan, mengarungi lautan, laut ke laut, samudera ke samudera, namun sangat berbeda dengan zira, zira menghabiskan waktunya dengan sederhana, zira merupakan guru pengajar anak-anak SD di sekolah swasta binaan yang dibentuk oleh pengusaha muda dari desa mereka yang bernama Zulfan.

Zulfan adalah seorang pemuda dermawan yang mewarisi sedikit peninggalan harta bapaknya Yahdo yang dulunya merupakan seorang pedagang dan peternak sapi, namun setelah meninggalnya pak Yahdo, Zulfan sebagai anak tunggal mewarisi sedikit harta kekayaan dari bapaknya Yahdo dan memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan dikarenakan harus melanjutkan usaha yang sudah dirintis ayahnya dengan jerih payah dan begitupulalah wasiat sang ayah Yahdo sebelum meninggal kepada zulfan dan begitupulalah yang zulfan lakukan.

Baik zira, zakir dan zulfan dulunya teman satu sekolah di SMA di desa sidoda, desa sederhana yang terletak di Binjai, Sumatera Utara.

Zakir setelah menamatkan SMA nya memutuskan untuk merantau ke kalimatan, lalu setelah di kalimantan mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan pertambangan batu bara, zakir bertugas sebagai staf di kapal tongkang yang mengantarkan batu bara dari Kalimantan ke Negeri tirai bambu tersebut.

Sedangkan zira memilih melanjutkan perkuliahannya di kota medan dan setelah tamat memilih kembali kedesanya dan menjadi guru disalah satu SD swasta binaan dari zakir, Zakir lah yang meminta zira untuk mengajar di sekolah SD swasta yang dia dirikan tersebut, zakir tahu sejak dahulu semasa sekolah zira merupakan perempuan yang cerdas, pintar dan sabar, jadi sangat cocok untuk mengajar di SD swasta yang didirikannya tersebut.

Sementara Zulfan fokus melanjutkan dan mengembangkan usaha ternak sapi milik ayahnya Yahdo, sehingga usaha tersebut terus berkembang dan kini zu;fan telah sukses menjadi pengusaha besar ternak dan penjualan sapi di desanya, ia juga dengan baik hati mendirikan SD swasta di desanya tersebut dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri.

Zakir dan zira sudah pacaran dan saling jatuh cinta sejak perpisahan SMA mereka, zakir menyatakan perasaannya pada zira saat acara malam perpisahan itu berlangsung, dan zira menerima ungkapan cinta dari zakir itu, zira memandang zakir sebagai pria yang pemberani dan tulus, sehingga zira menerima cinta zakir. Begitupula zakir memandang zira, wanita yang cantik, rambut hitam panjang terurai, harum aroma yang khas dan jernih, mata bulat hitam yang bening dengan segala keindahan dan kelembutannya tersebut zakir jatuh cinta kepada zira.

Namun belum lama mereka berpacaran dan menikmati indahnya hubungan asmara antar 2 manusia yang sedang di mabuk cinta. zakir di ajak pamannya beni untuk merantau ke kalimantan karena ada teman pamannya beni yang mengajak dan mengatakan bisa memasukkan mereka kerja di perusahaan batu bara, kebetulan teman paman zakir ini sudah punya jabatan yang cukup tinggi di perusahaan tersebut.

Sehingga tanpa pikir panjang dan berlama-lama beni paman zakir turut membawa zakir bekerja ke kalimantan, zakir yang mengetahui kabar tersebut dari pamannya beni bingung mengekspresikan dirinya, di satu sisi dia senang karena langsung mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, di satu sisi dia sedih karena harus meninggalkan zira pacarnya ditengah hangatnya hubungan asmara mereka.

Tibalah suatu sore, dipinggir danau hijau tenang, dibawah pondok sederhana yang atapnya terbuat dari sisa ranting-ranting pohon kelapa yang dianyam, zakir menyampaikan kabar tentang dia mendapatkan pekerjaan kepada zira.

Sambil duduk mengayun-ayunkan kaki mereka, zakir menatap wajah zira dari samping yang sedang menikmati indahnya pemandangan air danau yang mengalir tenang, zakir bingung bagaimana harus menyampaikan kabar tersebut.

Sekitika zakir memberanikan diri, zakir memegang tangan zira yang halus lembut, merabanya dengan pelan lalu menggenggamnya, zira kemudian melihat ke arah zakir, kemudian zakir mengatakan. 

"Zir, kayaknya besok aku harus berangkat ke kalimatan..." ucap zakir pelan

"ha?, ngapain ke kalimantan kamu?" tanya zira tenang

"Aku mau diajak paman Beni kerja ditempat temannya di perusahaan batu bara disana, kata paman beni besok sore kami berangkat naik pesawat dari kualanamu, temen paman beni itu yang masukin kami ke perusahaan itu katanya."

"hmm..."

Suasana hening sejenak, tenggelam bersama suara air danau mengalir tenang, tertiup bersama angin sepoi dari ujung selatan menghembus wajah dua anak muda yang sedang dirantai asmara dan dihancurkan oleh kenyataan hidup.

"emangnya kamu harus kerja ke sana ya?" tanya zira sedih sambil menundukkan kepalanya

"kata bapak, ibu. iya, harus ikut paman beni kesana karena disini susah cari kerja" jawab zakir tertunduk sedih pula

Suasana kembali hening disertai ratapan mereka, dengan wajah menghadap ke tanah...

"hmm, yaudah deh mau gimana lagi, itukan demi kebaikan kamu juga, kalau kamu sudah dapat kerja kan memang bagus, itu kan untuk hidup kamu kedepannya juga" jawab zira seketika mencoba menenangkan zakir dan menghentikan dinginnya suasana ditengah percakapan itu.

Ya, begitulah zira sikapnya tenang dan dewasa, dia mengerti harus bagaimana dalam suatu keadaan, walau dalam hatinya tersembunyi kesedihan yang amat dalam mendengar kabar tersebut, namun tidak ditunjukannya ditengah percakapan itu.

"Kamu yakin gapapa?" tanya zakir mencoba meyakinkan dirinya

"iya, gapapa." jawab zira singkat dengan wajah menenangkan sambil mengelus-elus pundak zakir.

Sore itu mulai menjelang ke gelap hari, matahari sudah mulai sedikit tenggelam di penghujung bukit-bukit di hadapan mereka berdua, zakir kemudian berkata. 

"Yaudah kalau gitu dari pada kita sedih-sedih, gimana kalau kita habiskan malam ini bersama terus sampai kita lelah gimana?, karena besok sore jam 5 kan aku sudah harus berangkat." ucap zakir mengajak zira 

"Ide bagus tuh, hayukk deh" jawab zira naif. 

Mereka berdua pun memutuskan untuk menghabiskan waktu-waktu disaat-saat terakhir sebelum kepergian zakir tersebut dengan berjalan-jalan keliling desa dan ke kota dengan mengendarai motor matic milik zakir, mereka berboncengan kesana kemari.

Mereka keliling desa, berfoto ria di spot-spot pemandangan indah di desa mereka, mereka ke kota jalan-jalan ke mall, nonton bioskop, main time zone, jajan, makan sate, mereka habiskan dengan kesenangan waktu-waktu yang tersisa itu.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan jam 10 malam, zira mengajak zakir untuk pulang karena takut ayah ibunya memerahinya karena pulang larut malam.

Zakir yang sedang asik bermain memasukkan bola basket di Time zone itu mendengarkannya.

Mereka pun keluar dari mall dan jalan pulang,.. Setibanya di jalan pulang hujan deras mengguyur langit malam itu, awalnya tidak terlalu deras hanya rintik gerimis saja mereka terobos terus, namun akhirnya hujan semakin deras-dan semakin deras, hingga derasnya diameter bulir air hujan membuat zakir kesulitan untuk melihat jalan, dan mereka memutuskan untuk berteduh sejenak.

"Zir, aku susah lihat jalannya hujannya deres banget, kita cari tempat neduh dulu ya." ucap zakir 

"Oh oke-oke" ucap zira singkat yang sudah kedinginan.

Terlihatlah ruko yang sudah tutup punya halaman yang temboknya punya semeter atap untuk meneduhkan mereka dari hujan deras malam itu, sekalipun halaman ruko itu gelap tanpa lampu, mereka berdua akhirnya berhenti disitu.

"berrrrgrrr, bibir pucat zira bergetar kedinginan dan begitupula zakir"

Zakir lupa membawa mantel hujan di jok motornya, mereka pun kebasahan, baju dan celana mereka basah sudah dihujani air langit malam itu.

"Zir, maaf ya aku lupa bawa mantel hujan" ucap zakir dengan nada bergetar

"iya gapapa" jawab zira singkat sambil mengusap-usap kedua telapak tangannya yang kedinginan.

Sembari mereka berdua berteduh disitu, zakir terus memandangi zira dan merasa sedikit bersalah karena membuat zira kedinginan seperti itu, zira pun membalas pandangan zakir dengan hanya tersenyum lugu.

Hujan semakin deras tak kunjung redah, malam itu sudah pukul 23:00, namun hujan tak kunjung redah dan terus semakin deras, zira dan zakir terduduk dihalaman teras ruko tua itu. 

"Zir kamu kedinginan ya, sini aku usapin" ucap zakir sambali mendekap zira dengan kedua tangannya menggosok-gosok bahu lengan zira agar zira merasa hangat."

Zira hanya terdiam saja menikmati dekapan zakir itu, zakir memandangi tubuh zira yang lekuk menembus pandangannya ke btas-batas imajinasi seorang pria, air hujan yang membasahi tubuh zira dan bajunya membuat pemandangan yang sungguh eksotis, lekukan tubuh zira terpamapang jelas didepan mata zakir, dan zakir menikmati itu sembari mengusap-usap tubuh zira.

Imajinasi zakir mulai liar, sehingga zakir tidak tahan untuk mencium leher zira dari belakang tubuhnya, sembari terus mengelus lengan zira, zira hanya diam tidak bergerak dan merasakan kenikmatan perlakuan zaki tersebut.

Tangan zakir mulai liar, perlahan melingkar ke lekukan pinggang zira dan memeluknya dari belakang sembari terus menciumi leher belakang zira. Lagi-lagi zira hanya diam menikmati.

Pandangan zakir akhirnya tertuju ke ujung seberang, dimana ada pamflet terang besar yang berlampu hias warna hijau, ditengah jalan sunyi yang gelap tersebut yang bertuliskan "Penginapan Mawar"

Melihat hujan yang semakin deras dan tak kunjung redah, akhirnya zakir terpikir hal ke arah sana, dan memberanikan diri untuk menyampaikan ide liarnya tersebut kepada zira.

"zir, hujannya makin deras terus ya, gak berhenti-berhenti nih" ucap zakir basa-basi membangun alasan

"iya nih" jawab zira singkat seolah memberikan keluluasaan zakir untuk melancarkan argumentasi ide nya

"zir, coba lihat di ujung seberang sana"

"apa tuh?" zira meneropong jauh

"itu ada tulisan apa yang pamflet warna hijau itu loh"ucap zakir tak sabar

"hmm, oh itu, P-E-NG-I-NA-PAN  MA-WAR" jawab zira mengeja yang pandangannya tidak cukup jelas

"iya" jawab zakir singkat tak sabar lagi

"terus?, kenapa" jawab zira polos nan lugu 

"ini kan hujannya deres banget, gak mungkin kita terobos pulang, jadi gimana kalau kita istirahat disana dulu, besok pagi kita langusung pulang, gimana?" ucap zakir gemetar.

"hmm, yaudah deh ayuk" jawab zira cepat, dengan pemikirannya yang rasional.

Akhirnya zira dan zakir menginap di 'penginapan mawar' itu, setelah menyelesaikan urusan pembayaran dan administarasi zakir dan zira diberikan kunci kamar di lantai 2 penginapan itu. 

Dan mereka pun masuk ke kamar, menghabiskan istirahat malam itu bersama, disatu ruangan, disatu atap bersama.

Dibawah hujan deras dan dinginnya malam itu disetiap sel luar kulit mereka.

END

........................................................................................................................

Hahaha cukup sampai disini dulu, saya bingung sendiri juga gimana ngelanjutinnya, biarkan imajinasi masing-masing melanjutkan kisah mereka ya.

Oh iya kalau kalian yang membaca kisah ini merasa perlu kisah ini untuk saya lanjutkan silahkan komen di bawah ya. 

Akhir kata, Terimakasih.

Disclaimer : 

Nama tokoh, tempat, dan peristiwa kisah diatas hanya bersifat fiksi dan rekaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun