"oke ayo kita bantu Dion sekarang.", ujar ku setelah ciuman penuh hipnotis dari Agatha. Dia tersenyum melihatku, senyuman terindah di dunia itu seolah mempersuasifku untuk tidak perduli lagi tentang apapun yang ada didunia ini dan membatalkan kalkulasi logika ku terhadap resiko dan ketakutan.
"ayok." Jawab agatha singkat.
Akhirnya Kami bertemu dengan dion yang sudah terborgol, aku membuat improvisasi dengan Agatha seolah dia telah ku borgol dan menjumpai bang Ega, lalu setelah kami di jarak cukup dekat, aku tendang rusuk kanan bang Ega, dia pun terjatuh kesakitan. lalu aku selamatkan Dion dan melepaskan borgol nya, dan kami bertiga kemudian lari, menjauh dari bang Ega yang rusuk nya kutendang. dalam hati aku berkata "maaf bang ga."
Sejak saat itu kami terus berlari, dan hidup penuh dengan pelarian dan berstatus sebagai buronan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H