Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ciuman Pertama yang Membatalkan Logika

6 Oktober 2022   19:05 Diperbarui: 6 Oktober 2022   19:15 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai sudah di medan, tak terasa hari sudah mulai gelap, kami tetap berburu dengan mata yang tak kedip fokus mengitari ruas-ruas jalan memperhatikan semua wajah orang sekitar seperti face scaner saja, namun ya begitulah tugas nya. Sontak kami terkejut Fadil teriak keras dari bangku supir yang sambil menginjak gas pelan-pelan "itu dia wei, itu dia ndan!, itu mereka!.", "mana-mana!?" tanya kami yang silap dalam melihat , "itu yang cewek pakai kaos lengan panjang hitam, cowok nya itu yang gempal jalan disamping nya pakai kaos warna hijau gelap."

"coba kau gas pelan-pelan melintas arah mereka baru nanti kita putar agak jauh biar jangan ketahuan kali, Arga karna kau yang paling kenal fisik mereka, kau turun disini sama Ega, saya sama fadil dan jojo mutar dulu, kalian liat wajah nya kalau benar konfirmasi ke kita fisik sesuai baru kami meluncur ke kalian baru kita tangkap, jelas ya!?", "siap jelas ndan", jawab saya dan bang ega yang perlahan membuka pintu mobil dan keluar.

"Ijin ndan, fisik A1 ndan, sesuai dengan info.", ujar bg Ega yang sudah melihat fisik target, aku yang belum bisa jujur tentang isi hatiku pada keadaan, memohon ke langit dari dalam hati supaya mereka lebih baik berhasil kabur saja dari pada harus aku yang menangkapnya doa ku singkat pada langit...

"Oke kami merapat ya, kalian stand by disitu sambil awasi target jangan sampai lepas, kalau target bergerak kalian ikuti dulu tapi tetap jaga jarak, ini kami mutar." Ujar komandan memberi perintah. "siap ndan." Jawab bang Ega.

"target bergerak ndan", ujar bang ega lewat whatsaap call. "ikuti!" jwb komandan. "siap ndan." Jawab kami sembari bergerak mengikuti target.

"bang, bang target kayak nya sadar kita ikuti itu bang, mau lari kayak nya mereka itu bang." Ucap ku bang Ega sambil mulai melangkah agak cepat. "iya udah sadar nih kayak nya mereka, udah ayok kita tangkap aja lama kali pun orang itu kan bawa borgol juga nya kita kan?", "siap bang, bawa aku bang." Jawabku. "oke kalau misalnya mereka sadar terus lari mencar, abang kejar yang cowok kau kejar yang cewek ya.", "siap bang." Jawabku sambil mengangguk.

*******

V. Sacrifice

Target kami mulai berlari karna sudah sadar di ikuti, aku dan bang Ega pun turut berlari mengejar nya, kami sudah tidak perduli dan menunggu lagi perintah dari komandan kami. "Polisi!, Dorr.dorr.dorr.", ujar bang ega sambil mengeluarkan tembakan peringatan. Aku pun turut berlari mengajar Agatha, "gatha, berhenti kau." Ucap ku keras sebagai peringatan, namun Agatha mengabaikan nya dan terus berlari, lari ku tentu lebih cepat dan akhirnya dia berhasil kutangkap, kupeluk ia dengan erat seperti tak mau kulepaskan. "Agatha, ini aku Arga sudahlah jangan lari lagi, sudah!, sudah berakhir semua ini, ayok ikut kau." Ujarku ku keras memberi peringatan namun tetap tak tega memberi bentakan kepadanya, dia pun melemaskan tubuh nya tak melawan lalu menoleh kan pandangan nya kehadapan ku dan terheran bahwa yang menangkapnya adalah sahabat nya dulu nonton dan makan indomie bareng di kos-an bersama Dion, "Kau Arga kan?", tanya Agatha dengan suara nya kelelahan yang seksi. "ia aku Arga, teman mu dulu.", jawabku dengan suara yang agak berat dengan napas terengah-engah. "kenapa kau tangkap aku?, kita ini kan sahabat?, kenapa kau tega?", suara nya yang memelas pelan  yang tak bisa kuhiraukan begitu saja, ia memang ahli hipnotis, suara dan kecantikan nya adalah hakikat natural dari dirinya, anugrah yang luar biasa. Aku pun sampai bengong, bingung harus mengambil tindakan apa. Akhirnya kuputuskan...

 "sudah duduklah dulu kita disitu.", ucapku sambil menunjuk bangku kosong di depan kami di pinggir jalan itu. "kenapa sih kau bisa jadi gini sama Dion?, kenapa kalian gak pernah kasih kabar sama aku?, aku mencari-cari kalian selama ini?" tanya ku kepada Agatha.

"kami bukan nya tidak mau, kami merasa kau sudah jauh diatas sementara kami hanya keluar masuk gramedia saja dan menghabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna, menonton film aaction dan makan indomie. kami malu terhadap engkau, sudahlah Arga waktu sudah berlalu, kau harus cepat mengambil keputusan sekarang, ingat Arga kita ini teman sehidup-semati itu janji kita dulu, apa kau sudah lupa?, kaulah yang mengikrarkan itu dulu dengan suara mu yang lantang dan gagah berani, ingat itu. Saat seperti ini kita tidak ada waktu untuk membahas, kenapa ini, kenapa itu!, sebentar lagi teman-teman mu akan datang dan menghabisi kami, sekarang pilihan ada ditangan mu selamatkan kami dan ikut kami atau kau tangkap kami dan membiarkan kami mati dan membusuk di penjara selamanya." Ucapan Agatha itu menghipnotis ku, masuk ke dasar sanubari paling dalam, aku tak bisa berkutik karna memang itu janji yang ku ikrarkan sejak dulu bahwa kami sahabat sehidup semati, wanita ini memang memiliki kemampuan magis dalam hal menghipnotis, aku mampu mengkalkulasi kempampuan nya tapi tetap tidak mampu menaklukkannya. "muachhhhh, mwhhhhh" Tangan nya mengapit leher ku dan bibir Agatha tiba-tiba menghamiriku. bibir nya yang merah dan hangat menghampiri bibir ku, membunuh aku pada keadaan yang tak bisa kupilih, ciuman berdurasi 5 detik itu membuat sekujur tubuhku seperti tak dibumi lagi, seakan semua beban di dunia ini tak ada, seakan hukum gravitasi newton dan teori relativitas dari albert einstein adalah Hoax dan tak pernah ada. Baru sekali ini aku dicium oleh wanita yang sangat kucintai, dan rasanya itu tidak dapat di definisikan.

Pikiran ku seketika berubah 180 derajat, dari yang harus menangkap mereka, sekarang malah ingin melepaskan mereka dan bergabung dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun