Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Baca Cerpen Ini, Isinya Gila!

5 Oktober 2022   14:37 Diperbarui: 5 Oktober 2022   14:41 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Something Wrong In Jaksel"

Bagaimana caranya aku keluar dari masa yang membuat gila ini?... Kerja tidak kunikmati lagi, membosankan sekali begini-begini saja tidak ada kemajuan. Hidup juga begini-begini saja, Sungguh membosankan diperintah atau menunggu perintah terus, oleh seseorang yang sok pintar, sok tahu segalanya padahal dungu.

Pekerjaan seperti ini sungguh membuat ku malas, tidak bergairah. Apa yang harus aku lakukan ya?, teman-teman juga tidak ada di Jakarta ini, siapa yang harus aku jumpai, keluarga juga tidak punya. Hari-hari ku hanya bangun, pergi kerja ke kantor, pulang kerja, makan, tidur, besok begitu lagi. Akhir bulan uang ku habis, awal bulan aku kerja lagi untuk mengumpulkan uang yang akan habis lagi di akhir bulan..

"Begitulah lamunan sekaligus renungan ku malam itu di rooftop kos-kosan harga 1jt per bulan ini, ya begitulah di jaksel semuanya mahal, makanan mahal, tempat tinggal mahal, semua mahal. Cewek nya juga mahal-mahal..upss.

"Hahhhhh, yasudahlah namanya juga hidup mau gimana lagi harus tetap dijalanin, orang tua sudah tidak ada, adik atau kakak tidak ada. Benar-benar sepi dan membosankan hidup di dunia ini, apa aku bunuh diri saja ya?, ah tidakkk itu bodoh dan konyol, siapa juga orang yang mau menyakiti dirinya sendiri. Dasar tololllll.

Hi... tegur wanita cantik itu dari dalam dibangku dekat jendela yang kacanya bening tanpa debu, aku menoleh kekanan dan kekiri melihat siapa yah yang ditegur nya.

Ternyata dia menegur temannya.

"Hi Dinda...apa kabar?" dengan senyum menyeringai menyertai pipi mereka.

Aku apa??, siapa yang menemani aku di bangku berhadapan yang depanya kosong ini, tidak ada sungguh hidup yang penuh dengan kesepian. Hidup dijakarta tanpa seorang pun menemani itu kalau diceritakan ke orang yang tinggal didaerah lain pasti mengatakan tidak masuk akal, karena disanakan banyak cewek cantik, ramai, banyak artis atau apapun mereka hanya membentuk pemikiran dari apa yang mereka lihat di media social tanpa melihat kondisi aslinya dan menjalaninya.

Jarum jam terus berputar, udara sudah mulai terasa dingin, malam menjemput... satu-satu pelanggan mulai berpulangan, live music sudah dihentikan jam menunjukan pukul 10 malam, aku tahu cafe ini tutup jam 11.30 malam, dan pukul 11 biasanya mereka sudah beres-beres, dan aku masih tetap sama sendirian dibangku berhadapan ini dengan segelas kopi yang tidak habis setengah dan sudah dingin uap nya sudah hilang ditelan sepi, bersama denganku HP standard harga 2,8 juta ini yang aku beli di Blok M, tanpa notif whatsaap dari siapapun, layarnya mati hitam gelap dan aku hanya memandangi nya saja dan berharap ada notifikasi yang masuk sekalipun itu hanya dari telkomsel yang mengingatkan bahwa paket tersisa 100MB dan memasuki masa tenggang.

Ya memang banyak cewek cantik yang dating ke kafe ini, cukup ramai juga orang berkelompok yang datang, ya tapi masak aku langsung masuk saja ke tengah tempat duduk mereka lalu mengatakan "hey, whatsap apa kabar, sehat lo?", yakan gak gitu juga, atau aku mendatangi sekelompok perempuan cantic yang duduk diujung dengan hp iphone nya menghadap ke belakang supaya kita tahu itu iphone terbaru karena bentuk kamera nya, dan mengatakan

"Halooo, apakabar? Kamu cantik... boleh kenalan?", kan gitu juga konsepnya.

Banyak benar, tapi kan gak gitu juga konsepnya. Aku duduk mulai pukul 9 malam dan berharap ada 1 orang yang tiba-tiba datang ke bangku didepan ku, entah itu cowok atau cewek terserah, hanya untuk menjadi teman bicara biar aku tidak kesepian, tapi apa sampai kafe itu hamper tutup semuanya hanya pergi melewati meja ku yang didekat pintu masuk keluar itu. Tak ada satupun yang hingga mengajak kenalan atau apa, tak ada. Entahpun itu orang yang salah tegur yang mengira aku kenalan nya karna hanya melihat punggung belakang ku dari pintu masuk itu pun tidak papa asal ada, masalahnya benar-benar tidak ada. Asli benar-benar kosong alias 0, zerooooo. Yang kulakukan hanya duduk memesan kopi hitam, lalu duduk disitu menikmati kesendirian ku bersama hp yang tak ada notif selain email dari Spotify atau email dari youtube rekomendasi. Sisanya aku hanya membaca artikel dan nonton youtube aja dari Hp. Tidak ada kegiatan lain.

Benar-benar penuh kekosongan, jam sudah mulai melangkah ke arah angka 11 waiters sudah mulai closing, pengunjung hanya tinggal aku dan 1 pasangan romantis di meja sudut arah pukul 3 ku, yang asik mengobrol tentang masalalu mereka dan masa pacaran mereka setahun yang lalu.

Fucckkkk, aku bahkan tidak ingin melihat mereka. Namun tetap kulihat juga. Shitttt.

Aku pun mengemas barang-barang ku, melap meja itu dengan tisu berharap membantu waiters yang akan membersihkan. Hampaaaa... memasukan hp kembali ke tas kecilku bersiap untuk pulang.

"Masih gerimis, Gak mau nunggu bentar lagi aja mas?, kami masih closing kok" sahut suara perempuan ketika aku sudah membalikan badan dari arah meja bartender ke arah pintu keluar masuk. Aku yang penasaran membalikan badan ku dan melihat suara dari siapa itu apakah ia berkata padaku.

"mbak ngomong sama saya?" tanyaku gugup malu

"nggak mas, sama tempat tisu dan meja" jawabnya lucu sambal tunduk melap meja focus dengan kostum pegawai kafe yang keren berwarna hijau gelap.

"oh, hahaha.. iya juga ya mbak, masih gerimis." Jawabku penuh kegugupan

"mbak kenal sama saya?", tanyaku lanjut penuh penasaran

"ya tahu aja sih gak kenal, mas kan tiap malam kesini siapa juga pegawai sini yang enggak kenal sama wajah mas" jawabnya dengan suara lembut dan penuh intonasi ke ibuan

"oh iya juga ya hahaha, mbak lucu. Mbak waiters disini kok saya baru lihat ya?" tanyaku penasaran

"yahh gimana ya, bisa dibilang iya bisa dibilang engga juga sih" jawabnya yang membuat aku semakin penasaran siapa dirinya

"wah, mbak pandai buat orang penasaran ya, jadi suka."

"apa mas?, maksudnya?"

GOBLOKKK ANJINGGG KECEPLOSAN BEGOOO!!! (ungkap ku dalam hati yang sadar akan kegoblokan ini)

"ehh, engga maksudnya suka sama pelayanan nya, ramah ehmmm" jawabku dengan penuh gagap dan rasa malu

"ohh, kirain tadi maksudnya suka sama saya mas nya." Jawabnya kembali dengan nada penuh keibuan

Astaga wanita ini benar-benar membuatku menggila dan memberontak kegirangan dalam jiwa terdalam.

"ehmmmm hmmmmm." Suara dengan senyum menyeringai

"iya mas, duduk aja dulu sini. Kami masih closing kok santai aja, tunggu gerimis nya redah aja, saya kesana dulu ya mas." Ucap wanita bertubuh langsing, berambut panjang hitam terikat rapi dengan senyum dan gigi ginsul nya itu membuat aku jatuh cinta, kalau aku perkirakan tingginya mungkin 163cm ya SNI tinggi nya wanita indo lah.

"iya mbak, lanjut" jawabku singkat yang dalam hati sangat berharap dia akan kembali lagi ke meja ini dan mengajak ku mengobrol, bila perlu gerimis ini menjadi hujan deras saja biar aku tidak pulang.

Grekkkk..(suara bangku digeser), pasangan yang di sudut arah jam 3 ku tadi tampak nya memutuskan untuk pulang dan menerobos gerimis yang setengah lebat ini.

Piker ku jahat, "hmm pasti mau lanjut chek..... hah sudahlah tidak penting mengirikan dan memikirkan hubungan orang lain" -- ucap si irisme dalam kalimat yang menyembunyikan rasa iri nya.

Jedarrrr..jederrrr (suara petir dari langit menjilat ke bumi)...

"yes, semoga hujan deras ya Tuhan semoga aku bisa lama disini." Doa ku dalam hati sambal gaya-gaya melihat ke langit diluar yang semakin gelap.

Closing selesai...

Dekkkk..dekk.dekkk (suara langkah kaki orang)

"mbak saya diluan ya"

"saya juga diluan ya mbak"

"mbak saya diluan mbak"

*ucap para waiters yang bekerja di kafe ini kepada si mbak cantic yang terlihat masih duduk sambil menulis-nulis di buku besar*

"iya-iya hati-hati kalian ya.." ucap si mbak cantik

"belum balik mas?, saya diluan ya mas" ucap bimo waiters pria kafe itu kepada saya.

"oh iya mas, saya bentar lagi nunggu redah dikit lagi mungkin." Jawabku yang padahal berdoa supaya hujan nya semakin deras hahaha.

"mas kami diluan" ucap 2 waiters wanita lainya

"iya mbak hati-hati." Jawabku basa-basi

Para waiters tadi pun pulang menerobos hujan yang sebenarnya ya memang bisa saja diterobos tidak terlalu deras soalnya, hanya aku saja yang berharap dan ingin berlama-lama disini berharap si mbak cantik mau mengobrol lagi denganku.

Jam semakin larut jarum nya berlari kencang menuju pukul 12 malam, aku yang tidak enak terus duduk disitu, takut berpikir bahwa si mbak cantik malam menunggu aku keluar karena dia segan mengusir aku untuk menutup pintu ruko kafe ini. Akupun memutuskan untuk keluar, mau mengucapkan "mbak saya diluan ya" cuman segan karena dia masih tampak sibuk menghitung sesuatu dengan buku besar akuntansi nya. Yasudah aku keluar saja diam-diam.

Doa berujung jawaban saat aku keluar pintu hujan nya mendadak menjadi deras lebat, petir mulai mengamuk, mau masuk lagi kedalam kafe segan, yasudah aku putuskan untuk menunggu saja di teras halaman ruko yang luasnya berukuran 3 meter itu.

Ngiittttttttt (suara pintu keluar masuk terbuka) tap..tap.. suara langkah kaki mengarah keluar.

"loh, mas masih disini?, kok gak nunggu hujannya didalam saja tadi?" tanya mbak cantik yang terkejut melihat saya menunggu di halaman kafe.

"iya mbak, saya tadi keluar mau pulang, eh hujan nya tiba-tiba makin deras, saya mau masuk lagi segan takutnya diusir karena gerbang mau ditutup...

"oh gitu, gak papa tahu lagi mas kan saya tadi masih ngitung-ngitung juga."

"mas bisa bantuin tarikin nggak?" ucap mbak yang mengajak menarik bersama pintu ruko kafe itu.

Greekkkk...

"hujan nya makin deras ya mas, hmm.. masih naik motor yang ini ya", tanya wanita cantik manis itu kepadaku sambil menunjuk kearah motor vario 125 hitam ku ini.

Aku jawab dengan harapan dia mau pulang bersama ku haha "iya mbak naik motor, cuman saya ga bawa mantel hujan, jadi nya nunggu disini sebentar."

"oh gitu... yaudah mas bareng saya aja naik mobil, biar saya anterin kerumah mas, rumah mas jauh dari sini?" tanya wanita cantik itu tulus kepada ku dengan nada yang lugu.

"hah??, anterin??, serius mbak?, saya gak salah dengar ini?" tanya ku kaget dengan perasaan bingung sekaligus meledak

"iya, saya soalnya bawa mobil itu mobil nya" jawabnya mbak cantik yang membuat hati saya semakin kegirangan sambil menunjuk mobil yaris warna merah yang tampak terparkir dari tadi.

"ehmm, mbak yakin?, mbak kok gak takut kan kita baru kenal?" jawabku biar terkesan tidak murahan sekali hehehe

"hahaha kan mas udah sering saya lihat ke kafe, jadi ngapain saya takut?, saya juga ga pernah lihat mas nongkrong disini sama orang yang nakal-nakal, udah ayok gapapa saya anterin, rumahnya dimana emang?", ucap wanita cantik itu yang semakin membuat aku jatuh cinta padanya.

"hmm, boleh deh mbak, tapi motor saya gimana?" tanya ku sedikit bingung

"oh iya..." wanita cantik itu terlihat diam berpikir sejenak

"yaudah gini aja, kita buka aja dulu ini pintu kafe, motor mas masukin kedalam aja, besok pagi-pagi jam 9 waktu kita mau open mas ambil motor nya kesini naik ojek, gimana mau?" ujar wanita cantik yang penuh dengan ide ini.

"oh iyaiya- yaudah deh mbak boleh, mbak baik banget. Makasih ya."

"ah gampang itu mas santai aja."

Kemudian pintu kafe kami buka kembali sambil senyum-senyum ga jelas dan aku menerobos sedikit hujan deras malam itu untuk mengambil motorku dan memasukanya kedalam.

Baru berjalan satu meter, GLEKKK..... aku terpleset karena jalan nya licin.

'goblok-goblok buat malu anjirrr. Gini kalau tergesa-gesa mau cepat aja, anjing malu kali' ungkap ku dalam hati sambil bangkit berdiri dan haha hehe....

"hahaha, pelan-pelan aja mas, santai, haha." Teriak wanita itu dari belakangku disertai suara tawa nya yang membuat ku sangat jatuh cinta malam itu, dibarengi juga dengan suara hujan deras yang menyelimuti dialog kami dimalam menjelang pagi itu.

Aku pun akhirnya memasukan motor ku kedalam kafe, lalu kami menutup gerbang kafe kembali.

"ayok" sahutnya padaku

Yang kujawab dengan senyuman

Akupun akhirnya berada semobil dengan wanita cantik ini, pikiran ku membeku tidak tahu harus membuka obrolan seperti apa, jalanan yang dipenuhi hujan deras saat itu seolah membekukan mulut ku hingga diam tak bisa berbicara, embun menutupi pandangan kaca mobil itu, wanita cantik ini dia berada di sebelah kanan ku sambil menyetir mobilnya, untung saja dia tidak meminta aku untuk menyetir mobilnya, karena aku tidak bisa menyetir mobil.

"kamu belum bisa nyetir mobil ya?" tanya nya padaku yang seketika membuat ku berpikir apa dia bisa membaca pikiran juga.

"engga, aku belum bisa, soalnya aku gak punya mobil" jawabku malu

"ohh, ya gak papa, aku cuman nanya aja, oh iya kita belum kenalan nama kamu siapa?, nama aku Agatha"

"nama aku Tan" jawabku singkat

"Tan aja?" tanya nya kembali

"Agatha aja?" jawabku menyindir

Hahaha. Dia tertawa dan aku pun tertawa dan kami tertawa bersama di dalam mobil itu.

"nama panjang aku Agatha yohana"

"ohhh, keren ya nama kamu, kayak nama orang yunani" jawabku sok tahu

"nama panjang kamu siapa" tanya nya kembali

"Tan..." jawab ku sambil tersenyum

"curang kamu ya." Jawabnya sambil tersenyum melihatku dan aku sangat senang itu, ya ketika dia tersenyum padaku.

"Tan kiyosaki... itu nama panjang ku"

"Loh, kamu keturunan orang jepang ya, namanya kok kiyosaki kayak nama orang jepang?" tanya singkat lucu,polos dan lugu.

"Awassssssss!" hentak ku...

Dia pun merespon nya dengan rem mendadak... NGIKKKKKKKKKKK (suara rem mobil itu), kenapa? Tanya nya dengan wajah takut.

"kayaknya kita nambrak kucing deh" jawabku yang melihat seperti ada hewan yang kami tabrak

"sriusss, yok turun" jawabnya dengan sedikit pucat

Kami pun turun dan kami melihat ternyata yang kami tabrak....

"Woooww, apaan ni..?, bukan kucing ini mah" jawabnya padaku sambil menunduk melihat kebawah mobil.

"Ohhhh, ini mah musang" jawabku

Ternyata kami hanya menabrak musang...

"kasian dia, jadi gimana nih?" tanya nya padaku bingung

"yaudah kita buang aja ke ladang disana" jawabku sambil melirik ke kanan jalan kami yang dipenuhi pohon-pohon seperti hutan

"gak papa nih gak kita kubur?" jawabnya dengan wajah kasihan

"gak papa, udah ajalnya itu." Kujawab singkat dan dia membalas tersenyum sambil tertawa kecil.

Aku pun mengangkat hewan yang mati kami tabrak malam itu lalu membuangnya ke hutan di sebelah kanan jalan kami.

Singkat cerita kami masuk ke mobil dan kembali melanjutkan perjalanan kami.

"Maaf ya..." ujarku dengan wajah memelas

"maaf kenapa?" jawabnya

"udah ngerepotin kamu" jawabku

"ah gak papa, santai aja gak ngerepotin kok.. tapi lucu aja ya baru pertama kali kenal sama kamu kita sudah membunuh, kerenn" ujarnya singkat yang membuatku heran.

"ini satire atau kamu memang psikopat?, kalau iya tolong jangan bunuh aku dan turunkan aku sekarang" jawabku dengan sedikit mencoba menenangkan suasana.

NGIKKKK.... (suara rem mobil)

"kok berhenti, kenapa?, aku salah ngomong ya?" tanyaku bingung

"hmm... maaf Tan, kalau gitu kamu turun aja, soalnya aku memang benar psikopat, aku suka ketika ada sesuatu terbunuh dan dagingnya tercabik-cabik." Jawabnya padaku yang membuatku terkejut dan bingung harus merespon bagaimana.

Turun sekarang! Ucapnya dengan nada agak keras kepada ku dengan wajah yang serius.

Aku benar-benar terkejut dan tidak menyangka, aku pun langsung memalingkan badan ku ke kiri dan membuka mobil untuk segera turun.

KREKKKKKK (suara tarikan)

Kera bajuku ditarik nya dari belakang sebelum aku sempat turun dari mobil itu, kemudian dia mengeluarkan gunting dari tas kecil yang ada disamping kanan nya lalu leher ku ditusuk-tusuk nya, aku pun mengeluarkan darah dan penuh darah, aku berusaha melawannya dan akhirnya aku berhasil melepaskan diri lalu kabur, Namun pada akhirnya aku kehabisan darah dan.... Mati

EHKKKKKK (suara seperti tercekik)

Aku pun mati, tewas mengenaskan dijalan lewat tangan wanita yang aku cintai di malam pertama. Dia pun menghidupkan mobil nya lalu melanjutkan perjalanan nya dan menatapku sambil menyetir dengan pintu kiri yang masih terbuka, menatapku dengan tatapan dingin persis seperti pembunuh berdarah dingin kemudian meninggalkan ku begitu saja dengan asap mobil nya.

Tamat.

*********

Kan tadi sudah kubilang jangan dibaca, masih aja.... 

Piss, hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun