Terus mengeluh akan keadaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan malah akan menambah kita terjerembab ke dalam emosi negatif. Agar kita bisa menerima keadaan tersebut, kita harus banyak bersyukur.
Dengan bersyukur membuat kita menyadari adanya hal-hal baik dalam hidup. Untuk bisa menumbuhkan sikap bersyukur memang memerlukan latihan dan proses, tidak bisa terjadi secara cepat atau instan.
Untuk melatih sikap bersyukur ada dua cara, cara yang pertama adalah dengan cara mengingat hal-hal yang dapat memunculkan rasa terima kasih. Misalkan, kita mengingat selama kita bekerja. anak dan istri selalu diberikan kesehatan. Atau kita bisa mengingat kenaikan pangkat atau bonus yang kita terima.
Cara kedua, kita menuliskan jurnal syukur setiap akhir hari. Tuliskan semua hal-hal yang membuat hari ini kita merasa berterima kasih atau bersyukur sebelum kita tidur. Kita bisa menulis di jurnal syukur kita, misalkan perjalanan pulang kantor yang tidak macet, pekerjaan yang selesai sesuai deadlinenya, PJJ anak-anak yang lancar, makan malam bersama istri dan anak, dan banyak lagi.
Dengan bersyukur, sesuai hasil penelitian akan mempengaruhi psikologis dan kesehatan fisik kita. Bersyukur dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan fungsi imun, serta mengurangi gangguan tidur, depresi, kecemasan, dan gangguan penyalahgunaan zat terlarang.
Kebaikan Yang Disengaja (Intentional Kindness)
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain di seluruh kehidupan. Karenanya, Kita sebagai manusia dilahirkan untuk senantiasa selalu berbuat baik.
Namun terkadang, karena hal baik yang kita lakukan tampak remeh sehingga kita tidak peduli atau abai. Padahal perbuatan baik---sekecil apapun, akan membuahkan makna yang tidak bisa kita prediksi dan duga.
Sebagai contoh, Saat pagi kita datang ke kantor kita tersenyum dan mengucapkan "Selamat Pagi" ke sesama rekan kerja kita. Karena hal tersebut dianggap hal sepele, tidak jarang kita cuek. Padahal bisa jadi senyuman dan ucapan "Selamat Pagi" tersebut bisa membuat rekan kerja kita merasa diperhatikan. Â
Mengetahui Tujuan Kita Hidup (The Bigger Why)
Untuk mengetahui "The Bigger Why", cobalah sejenak kita mengingat saat-saat dalam hidup kita yang begitu bermakna dan berarti untuk sesama. Kita bisa tuliskan semua momen tersebut pada buku harian. Berdasarkan apa yang kita tulis, cobalah untuk tidak mengkoreksi maupun menghakimi diri kita. Tidak ada jawaban yang salah dan jangan juga merasa bahwa momen tersebut tidak terlalu bermakna.