Mohon tunggu...
Nogo Tegar Segara
Nogo Tegar Segara Mohon Tunggu... Bankir - menulis untuk belajar , belajar untuk menulis

Suami, Ayah penyuka kopi https://linktr.ee/tegarsegara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Membaca Berita Olahraga di Kompas.id, Ini 3 Kunci Sukses Atlet Bulu Tangkis Indonesia Meraih Medali di Olimpiade Tokyo 2020

8 Agustus 2021   06:48 Diperbarui: 8 Agustus 2021   06:56 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 di layar kaca memang sangat seru untuk disaksikan. Seolah kita menyaksikan secara langsung di tepi lapangan. Setiap gerakan, teknik atlet, dan keseruan para penonton yang menonton langsung di arena lapangan ikut kita rasakan di rumah.

Tidak hanya melalui layar kaca, keseruan Olimpiade Tokyo 2020 juga bisa kita nikmati dengan tulisan para jurnalis di koran atau di platform berita digital. 

Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 di sajikan dengan tulisan para wartawan yang bisa membawa imajinasi, seolah kita di bawa menuju suasana pertandingan yang sedang di ulas.

Dengan membaca berita olahraga yang di tulis wartawan di koran atau platform berita digital kita bisa membaca dengan detail hasil wawancara wartawan dengan atlet. 

Wawancara ini kadang tidak terlalu detail kita perhatikan di televisi. Dari hasil wawancara tersebut terkadang terkuak rahasia sukses dari atlet dan pelatih yang wartawan sajikan dalam tulisan di koran dan platform berita digital.

Sehingga dengan membaca berita olahraga kita bisa belajar rahasia sukses para atlet. Mulai dari bagaimana atlet memotivasi dirinya sendiri, karakter atlet dan berbagai pihak yang berperan di balik suksesnya atlet.

Selama pergelaran Olimpiade Tokyo 2020 ini saya mengikuti berita Olimpiade dari kompas.id. Dari beberapa berita yang saya baca dibalik medali yang diraih oleh atlet ternyata mereka memiliki satu kesamaan. 

Mereka memiliki mimpi, mereka memiliki karakter, mereka mendapatkan bantuan dari atlet yang senior, dan mereka mendapatkan motivasi bertanding yang kuat dan mental pantang menyerah dari pelatih dan orang tua.


Mimpi

Greysia atlet bulu tangkis peraih medali emas bulu tangkis ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020, sudah memimpikan emas jauh sebelum Olimpiade Tokyo 2020. Greysia sudah memulai mimpinya sejak umur 13 tahun.

Seperti yang saya kutip dari kompas.id pernyataan Greysia berikut ;

Saya merefleksi diri, bukan hanya sejak London 2012, tetapi sejak usia 13 tahun. Waktu itu, saya melihat senior saya begitu luar biasa. Mereka menjuarai Olimpiade dan juara dunia. Saya punya mimpi untuk menjadi seperti mereka. Tuhan memberi mimpi spesifik dalam hidup saya, saya mau mendapat medali emas Olimpiade di ganda putri


Artinya untuk meraih sukses dalam bidang apapun kita harus memulai memiliki mimpi spesifik, refleksikan, dan memiliki tokoh panutan yang sudah berhasil meraih apa yang kita mimpikan.


Karakter

Pelatih Anthony Sinusuka Ginting, ketika Anthony masih bergabung di SGS Bandung, Ade Rukman mengatakan selama Anthony menimba ilmu di SGS Bandung orangnya pendiam, jadi di lapangan, dia punya ketenangan saat bertanding. Dia juga sangat fokus dan selalu berpikir. Latihannya juga rajin.

Jika Anthony memiliki karakter yang tenang, fokus, selalu berpikir, serta rajin berlatih. Karakter Greysia juga bisa kita jadikan inspirasi. Karakter Greysia tidak sungkan untuk membantu juniornya yang berbeda 11 tahun yang menjadi pasangannya meraih Emas di Olimpiade Tokyo 2020, Apriyani. Greysia mampu membuat Apriyani menjadi dewasa dalam berpikir dan mampu membuatnya keluar dari zona nyaman.

Berikut pernyataan Apriyani, seperti yang saya kutip langsung dari kompas.id;  "Saya belajar mendewasakan diri. Harus mencoba keluar dari zona nyaman. Dulu, saya adalah orang yang tidak mau diatur. Namun adanya Kak Greys menjadikan saya lebih dewasa dalam berpikir, juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah, kami bisa mendapatkan ini semua".

Greysia juga melihat bahwa Apriyani memiliki kekuatan mental dan bisa di ajak berlari. Berlatih, berlatih dan berlatih apapun Apriyani siap. Apapun yang pelatih berikan siap untuk di makan. 

Saya mengutip dari kompas.id pertanyaan Greysia kepada Apriyani yang menurut saya sangat menginspirasi bagaimana Greysia membangun mental bertanding juniornya Apriyani, berikut pertanyaannya :


"Kamu mau enggak jadi juara?'Dia jawab, 'mau kak, mau kak, mau kak.''Apapun ya? Kamu ditekan sampai menangis, apapun, mau ya?'Dia menjawab, 'Mau kak, apapun lakukan saja.' Saya melihat dia punya kekuatan mental, dan bisa diajak berlari. Jadi saya bersyukur ada Apri dalam kehidupan saya."

Pelatih Greysia ketika di Jaya Raya, Lany Tedjo mengatakan Greysia latihannya rajin, selalu minta tambahan. Sering juga bertanya pada yang lebih senior. Rasa percaya dirinya memang tinggi sejak kecil. 

Hal ini diperkuat oleh Aryono Miranat, asisten pelatih ganda putra yang juga pernah menjadi pelatih ganda putri yang mengatakan bahwa "Greysia punya kepercayaan diri tinggi, pantang menyerah. Dia selalu belajar supaya lebih baik di dalam dan di luar lapangan.

Dari dua contoh karakter atlet yang berhasil meraih medali dapat saya simpulkan. Bahwa karakter untuk bisa sukses itu kita harus memiliki ketenangan, berpikir fokus, memiliki kepercayaan tinggi, tidak sungkan untuk bertanya kepada senior dan membantu junior dengan menjadi mentor yang baik.


Peran Pelatih dan Keluarga

Pelatih memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan atlet. Bagaimana teknik dan taktik bertanding, membangun disiplin, sampai dengan memperkuat mental agar atlet dapat tumbuh menjadi pemain yang pantang menyerah adalah tugas dari pelatih. 

Pelatih juga dituntut untuk bisa membaca psikologi atlet ketika berada di lapangan dan bertanding. Kehadiran sosok pelatih di pinggir lapangan juga berpengaruh pada mental atlet ketika bertanding.

Belajar dari Eng Hian pelatih kepala ganda putri Indonesia, yang berhasil merubah mental bertanding dan pola pikir atlet. Pada tahun 2014, ketika Eng Hian datang ke Pelatnas, para atlet bulu tangkis putri Indonesia sangat mengagumi China yang mendominasi persaingan ganda putri dunia. 

Namun, rasa kagum tersebut tidak membuat atlet Indonesia merubah pola pikirnya menjadi pola pikir yang positif. Di sinilah peran Eng Hian untuk membuat pola pikir dan mental atlet berubah. Eng Hian menanamkan, para Atlet harus belajar dari kelebihan atlet lain bukan justru kelebihan atlet lain membuat takut. 

Eng Hian juga berhasil merubah total mental dan kepercayaan diri atlet. Mulai dari menanamkan pola pikir bahwa atlet harus memiliki target pribadi dan kepercayaan diri untuk meraih target tersebut. Dan berlatih bukan hanya menggugurkan kewajiban semata.

Kita bisa melihat peran penting Eng Hian sebagai pelatih sejak tahun 2014, yang berhasil memperkuat kepercayaan diri, mental dan pola pikir kepada atlet mengantarkan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mendapatkan medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Selain peran pelatih, peran keluarga dan orang-orang sekitar juga sangat penting untuk atlet. Keluarga dan orang-orang sekitar menjadi circle pertama ketika atlet merasakan down, jenuh, atau apapun yang sedang atlet rasakan. Karena mereka merasa bahwa keluarga dan orang-orang sekitar sangat mendukung mereka sepenuhnya.

Apriyani merasakan betul peran keluarga baginya, seperti yang saya kutip langsung dari kompas.id

Peran keluarga bagi saya, apalagi orang tua, adalah penguat saya. Apapun yang sedang saya rasakan, entah itu down, atau apa, kalau sudah ingat orang tua saya, hilang semua itu, menjadi tenang karena ada mereka. Meskipun mereka tidak bersama saya sekarang, tetapi saya tahu, bahwa mereka masih di samping saya

Begitupun Anthony Sinisuka Ginting, ketika kalah melawan atlet tunggal putra China, orang tuanya memberikan semangat. Tidak memberikan beban harus meraih emas dan masih bersyukur bisa berada di Olimpiade Tokyo 2020 dan masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan medali perunggu. Berikut pernyataan Anthony yang saya kutip dari kompas.id;

Orang tua paling penting, mereka mengatakan gak apa-apa kalah, kan masih ada kesempatan lagi meraih medali (perunggu). Bersyukur saja sudah diberi kesempatan bertanding di sini. Karena ini olimpiade pertama dan semua bisa terjadi di sini, apalagi ga menyangka juga bisa sejauh ini.

Keluarga, lingkaran terdekat, teman-teman, semua yang sudah mendukung saya, mereka sangat berarti. Mereka mendukung saya dalam semua kondisi, seperti saat saya down, saya lari ke mereka, ke orang-orang terdekat saya, mereka mendukung saya sepenuhnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun