Mohon tunggu...
Tegar Adi Prasetio
Tegar Adi Prasetio Mohon Tunggu... Mahasiswa - my kompasiana

masgar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Perundungan Terhadap Keterampilan Sosial Siswa SD

6 Desember 2021   19:14 Diperbarui: 6 Desember 2021   19:59 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku perundungan atau sering disebut juga bullying atau pengintimidasian  perilaku ini dilakukan oleh individu secara berulang- ulang kali terhadap seseorang yang lebih lemah secara sosialnya. 

Menurut Skrzypiec et al (Darmayanti 2019), bahwa pelaku pada Perundungan ini mempunyai kekuatan empati yang sangat minim dalam berinteraksi sosialnya, mereka mengalami permasalahan perilaku abnormal, dan prososial ketika mereka terlibat dalam proses interaksi sosial. 

Pada korban Perundungan akan mengalami gangguan kesehatan mental dan gejala emosional, seperti contoh kasusnya mereka cenderung tidak mempunyai teman dekat, hubungan dengan orangtua yang kurang baik dan mereka secara tidak langsung terisolasi di lingkungan sosialnya. 

Untuk Perundungan yang bersifat kekerasan fisik, korban Perundungan akan mengalami kekerasan pada fisiknya, secara fisik korban Perundungan mengalami cedera fisik yang serius. Perilaku Perundungan ini dapat terjadi diberbagai tempat manapun dan pada siapa saja. Menunjukan bahwa perilaku Perundungan ini dapat terjadi di lingkungan rumah, maupun lingkungan sekolah.

Tindakan Perundungan merupakan salah satu masalah sosial dan sering dijumpai pada kalangan siswa di sekolah. Sebagaimana diketahui bahwa fenomena praktik Perundungan dapat terjadi pada siapa saja dan begitu pula dengan siswa di tingkat sekolah dasar (SD). 

Perilaku Perundungan yang sering ditunjukkan siswa SD di antaranya adalah meminta sesuatu dengan paksa kepada temannya yang lemah, seperti uang, alat tulis dan menyontek.

 Siswa pelaku Perundungan juga suka bertindak yang berhubungan dengan non verbal seperti memukul, menyepak atau menendang. Sedangkan perilaku verbal yang dilakukan siswa Perundungan seperti mengejek atau memanggil dengan julukan yang tidak pantas terhadap temannya serta ancaman jika tidak menuruti perintah dan kemauannya. 

Adapun faktor lain terjadinya kasus Perundungan pada siswa sekolah dasar (SD)  seperti perbedaan kelas, perbedaan kelas ini termasuk gender, agama, ekonomi, dan rasisme. 

Pengakuan sosial dengan teman juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya Perundungan, terutama di lingkungan sekolah, sebagian siswa seringkali ditolak atau diabaikan oleh teman lainnya karena siswa tersebut merasa lemah, oleh sebab itu ketika siswa ingin di akui oleh teman sebayanya maka mereka akan melakukan perilaku Perundungan pada siswa lain agar terlihat kuat dan berkuasa. Menurut coloroso (Gio 2018) tindakan pada Perundungan yaitu Perundungan secara Relasional . 

Perundungan relasional ini merupakan pelaku Perundungan yang melakukan pelemahan harga diri pada korban perundungan secara sistematis melalui pengucilan, pengunjingan. 

Siswa Sekolah dasar (SD) yang digunjingkan mungkin tidak akan mendengar gosip yang beredar, namun tetap akan mengalami dampaknya. Perilaku Perundungan secara relasional ini dapat mengasingkan atau menolak seorang teman secara sengaja untuk bertujuan merusak persahabatan.

Perilaku Perundungan dengan keterampilan sosial pada siswa SD sangat berkaitan. Karena apabila korban Perundungan terus menerus menjadi korban perundungan oleh pelaku Perundungan, mereka akan kehilangan keterampilan sosialnya. 

Keterampilan sosial bagi siswa di sekolahnya sangatlah penting untuk berkomunikasi dengan baik dengan siswa lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan kondisi dan situasi. siswa dengan keterampilan sosialnya akan bisa mengungkapkan perasaan yang baik atau positif maupun negatif di dalam hubungan personal. 

Menurut Lewis dan Lewinson (Gio 2018) keterampilan sosial sebagai kemampuan yang kompleks untuk mengarahkan perilaku yang lebih baik dan dinilai secara positif atau negative oleh lingkungan, dan jika perilaku tersebut tidak baik akan diberikan punishment atau hukuman oleh lingkungan sekitar. 

Korban Perundungan ini akan sulit melakukan keterampilan sosial di lingkungan sekolahnya terutama pada perilaku interpersonal, perilaku ini digunakan saat berinteraksi sosial dengan keterampilan menjalin persahabatan. Serta sulitnya berketerampilan komunikasi pada korban Perundungan, keterampilan ini sangat diperlukan untuk menjalin hubungan sosial yang baik, berupa pemberian umpan balik dan perhatian terhadap lawan bicara, dan menjadi pendengar yang responsif (Seran 2019).

Mirisnya pada korban Perundungan di keterampilan sosialnya jadi terhambat, akibat perundungan dan pengintimidasian  yang berulang-ulang ini akan membuat korban Perundungan jadi sulit atau takut berketerampilan sosial. 

Padahal keterampilan sosial di lingkungan siswa khususnya akan menciptakan hubungan sosial yang baik, dapat mengembangkan diri, berani mengembangkan aspirasi, dan berani membuat keputusan. Dapat disimpulkan jika hubungan antara perilaku Perundungan dan keterampilan sosial semakin tinggi perilaku Perundungan,  maka keterampilan sosial semakin rendah atau sebaliknya jika semakin rendah keterampilan sosial maka perilaku Perundungan tinggi. 

Perilaku Perundungan tersebut dapat memberikan dampak yang positif pada siswa, ketika siswa  memiliki keterampilan sosial yang baik maka akan kemungkinan kecil siswa mendapatkan perilaku Perundungan. Dan sebaiknya siswa dapat memiliki sekaligus meningkatkan keterampilan sosial yang ada pada dirinya, jadi siswa dapat menemukan strategi mengatasi dampak Perundungan yang dialaminya. 

Mengantisipasi agar siswa tidak menjadi korban Perundungan dan terhambat keterampilan sosialnya, orangtua dan pihak sekolah harus berperan penting dalam kasus ini. Bagi Orangtua membiasakan dalam kehidupan sehari-hari dan memberi contoh (model) cara berbicara dan bersikap secara positif. Orangtua juga perlu mewaspadai kebiasaan anak-anak berbicara secara kasar atau tidak sopan agar tidak terbawa dalam keseharian anak ketika berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. 

Berbagai bentuk perilaku negatif yang dilakukan atau dialami oleh anak baik berupa perkataan, sikap maupun perilaku, hendaknya perlu diwaspadai dan digali lebih lanjut agar intervensi secara dini dapat dilakukan sehingga tidak membawa dampak psikologis yang lebih berat. Bagi pihak sekolah terutama guru Bimbingan Konseling (BK), untuk mengadakan konseling kelompok dengan membentuk support group. 

Ini dilakukan guna membantu para korban untuk lebih berani membuka diri menceritakan masalah Perundungan yang sedang dihadapinya. Selain itu dapat meringankan bebas psikis dan masalah yang dimiliki oleh korban. 

DAFTAR PUSTAKA 

Darmayanti, Kusumasari. 2019. “Perundungan Di Sekolah : Pengertian, Dampak, Pembagian Dan Cara Menanggulanginya.” Pedagogia 17(1): 55–66. https://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/view/13980/pdf (September 27, 2021).

Gio, Prana Ugiana. 2018. “Perilaku Perundungan Dan Keterampilan Sosial Di Universitas Sumatera Utara.” 3: 94.

Herawati, Novi, and Deharnita Deharnita. 2019. “Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Perundungan Pada Anak.” NERS Jurnal Keperawatan 15(1): 60–66. http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/224 (September 27, 2021).

Seran, Eliana Yunitha. 2019. “Integrasi Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Ekologis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Konsep Dasar Ips Sd.” JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar 5(2): 155–65. http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP/article/view/484 (September 27, 2021).

Mudjijanti, F. 2011. School Perundungan dan Peran Guru dalam Mengatasinya. Naskah Krida Rakyat. 12 Desember 2011. Serambinews.com, Banda Aceh, 2015.

Siswati dan Widayanti, CG. 2009. Fenomena Perundungan di Sekolah Dasar Negeri di Semarang: Sebuah Studi Deskriptif. Jurnal Psikologi Undip. Vol. 5, No. 2, Desember 2009.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun