Jakarta merupakan Ibukota Indonesia, kota metropolitan yang memiliki banyak populasi masyarakat, sehingga dalam masyarakat memiliki tingkat yang tinggi akan kebutuhan hidup. Salah satunya adalah kebutuhan akan mobilitas dalam menjalankan kegiatannya, sehingga kebutuhan mobilitas di Jakarta semakin melonjak dan menyebabkan kemacetan.
Berbekal dari permasalahan tersebut, pemerintah DKI Jakarta memberikan pelayanan akan kebutuhan serta solusi dari permasalahan mobilitas di DKI Jakarta yaitu kemacetan. Salah satunya adalah dengan mengoperasikan TransJakarta. Keputusan pemerintah DKI Jakarta untuk memilih transjakarta dengan prinsip agar masyarakat khususnya penduduk Jakarta merasa terfasilitasi dengan alat transportasi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan prinsip Kebijakan publik itu dibuat karena adanya permasalahan yang harus diatasi yang harus ditindak lanjuti oleh pemerintah dan diselesaikan.Â
Oleh karena itu pemerintah daerah DKI Jakarta dalam hal ini mengambil kebijakan dengan mengoperasikan bus transjakarta untuk membantu masyarakat dalam mengurangi kemacetan dan memperbaiki alat transportasi yang ada dijakarta, sejalan dengan pernyataan Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta "Menggunakan TransJakarta adalah langkah nyata untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jakarta, serta mendukung keberlanjutan transportasi perkotaan." -- Sutanto Soehodo (Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta.
TransJakarta adalah sistem transportasi bus rapid transit (BRT) yang diluncurkan pada tahun 2004 dan menjadi salah satu solusi untuk menangani masalah transportasi di Jakarta. Berikut beberapa hal yang dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan TransJakarta:
1.Kapasitas angkutan: Salah satu kelebihan TransJakarta adalah kapasitas angkutannya yang besar, sehingga dapat membawa banyak penumpang sekaligus. Hal ini dapat membantu mengurangi kemacetan di Jakarta dan memudahkan mobilitas bagi penduduk.
2.Akses: TransJakarta memiliki rute yang meliputi banyak wilayah di Jakarta, bahkan hingga ke luar Jakarta. Hal ini memudahkan warga di wilayah tersebut untuk beraktivitas atau berpergian menggunakan transportasi umum.
3.Waktu operasi: TransJakarta beroperasi dari pagi hingga malam hari. Hal ini memudahkan masyarakat yang membutuhkan transportasi dalam rentang waktu tersebut.
4.Tarif: Tarif yang relatif terjangkau dibandingkan dengan moda transportasi pribadi, seperti kendaraan bermotor, menjadi nilai plus bagi TransJakarta.
Namun, masih ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan TransJakarta, seperti:
1.Kualitas layanan: terkadang kendaraan TransJakarta tidak terawat dengan baik, dan kebersihannya tidak dijaga seperti semestinya, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang.
2.Kemacetan: Terkadang kendaraan TransJakarta terjebak di kemacetan Jakarta, sehingga menimbulkan keterlambatan dalam jadwal dan tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan.
3.Rute dan jaringan Metro: Meskipun jaringan rutenya cukup luas, tapi masih banyak daerah yang belum tercover, sehingga harus berganti moda transportasi lain.
4.Penyaluran dana: Terkait dengan pengembangan sistem transportasi umum di Jakarta, kadang-kadang anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan jalur TransJakarta tidak memadai.
Salah satu contoh kasusnya adalah berdasarkan informasi (http//www/penumpang Transjakarta koridor 10 dan 11 terlantar, 7 Pebruari 2012) kalangan DPRD DKI Jakarta terus menyoroti buruknya layanan bus Transjakarta. Kali ini, giliran busway koridor 10 (Cililitan-Tanjung Priuk) dan Koridor 11 (Kampung Melayu-Pulogebang) yang dikritik. Sebab, di dua koridor tersebut, bus yang beroperasi tak lebih dari 6 armada, atau, masing-masing koridor hanya dilayani oleh 3 armada. Akibatnya, ribuan calon penumpang pun tidak terangkut dan terpaksa beralih kekendaraan umum lainnya. Dwi Rianta Soerbakti, anggota DPRD DKI Jakarta yang membidangi transportasi mengatakan; "Dinas perhubungan tidak serius dalam menanganinya, sebab, berdasarkan ketentuan, yang beroperasi seharusnya empat puluh empat bus. Yakni, dua puluh tiga bus di koridor 10, dan dua puluh satu bus di Koridor 11" (Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik:2015)
"TransJakarta bukan hanya sekadar moda transportasi, tapi juga simbol kemajuan dan transformasi kota Jakarta menuju masa depan yang lebih baik." -- Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta). Dalam rangka meningkatkan efektivitas penggunaan TransJakarta di Jakarta, perlu adanya perbaikan dan pengembangan sistem pelaksanaan, keamanan, kenyamanan, akses dan fasilitas-fasilitas yang ada.
Pelayanan TransJakarta
TransJakarta adalah moda transportasi umum berbasis bus rapid transit (BRT) yang beroperasi di Jakarta, Indonesia. Didirikan pada tahun 2004, Transjakarta memiliki rute dan jaringan yang tertata dengan baik, dengan bus dan halte yang modern dan nyaman. TransJakarta menggunakan armada bus khusus yang dapat menampung lebih banyak penumpang dibandingkan dengan bis biasa, dengan kapasitas hingga 166 penumpang per bus. Bus-bus ini juga dilengkapi dengan AC, CCTV, dan sistem penyampaian suara yang otomatis untuk memberikan informasi kepada penumpang.
Pelayanan merupakan bagian dari sistem jasa keseluruhan, di mana terjadi perakitan akhir elemen-elemen dan produknya diserahkan ke pelanggan (Christoper Lovelock, 2005). TransJakarta juga memberikan kenyamanan dalam penggunaan seperti pelayanan yang diberikan kepada pengguna.Â
Sistem TransJakarta dirancang untuk memudahkan pergerakan di dalam kota, dengan rute yang menghubungkan titik-titik penting seperti stasiun kereta, pusat perbelanjaan, universitas, bandara, dan pusat kota. Penumpang Transjakarta dapat membayar dengan menggunakan kartu e-money atau dengan menggunakan kartu tiket yang bisa didapat di halte maupun agen penjualan tiket. Kartu e-money juga dapat digunakan untuk membayar tarif ke jenis transportasi yang lain seperti KRL dan bus umum.
Selain itu, Transjakarta juga menawarkan pelayanan tambahan berupa layanan feeder, yaitu bus-bus kecil yang menghubungkan halte Transjakarta dengan tempat-tempat yang tidak terjangkau oleh rute utama Transjakarta. Terdapat juga layanan bus jalur khusus (Busway) yang menghubungkan dari Jakarta selatan ke Jakarta utara dan pelabuhan tanjung Priok serta layanan Transjabodetabek, yaitu layanan bus transit antar kota yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitar Jakarta seperti Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang dan sekitarnya.
Permasalahan Efisiensi Waktu di Koridor 4 dan 10
Para pengguna TransJakarta memilih moda transportasi tersebut dikarenakan efisien dalam menempuh perjalanan dalam kota Jakarta. Mudahnya akses menjadi alasan utama mengapa TransJakarta sangat diminati. Namun pada kenyataannya, TransJakarta juga memiliki masalah dalam efisiensi waktu.
Para pengguna menyatakan bahwa masing-masing koridor yang mereka gunakan yaitu, koridor 4 (Dukuh Atas -- Pulogadung) & koridor 10 (PGC -- Tanjung Priok) memiliki masalah pada efisiensi waktu dalam perjalanan. Permasalahan utamanya adalah kurang tersedianya jumlah armada yang mencukupi pengguna TransJakarta di koridor yang ramai. Mereka harus menunggu lama untuk naik ke bus berikutnya dan menurut mereka itu tidak efektif, karena lama waktunya tidak dapat diprediksi ataupun terjadwal.Â
Lalu, kurang tersedianya fasilitas untuk menunjang banyaknya pengguna TransJakarta, seperti halte bus, halte pengumpan, serta rute transit yang penggunanya terlalu menumpuk. Jika permasalahan ini tak kunjung diperbaiki, maka yang akan rugi tidak hanya pelanggan tetapi juga pihak TransJakarta karena dengan begitu pengguna TransJakarta akan terus berkurang karena merasa tidak puas dengan pelayanannya.
Â
SARAN
Efisiensi penggunaan TransJakarta adalah penting untuk memastikan sistem transportasi publik ini dapat beroperasi secara efektif dan memberikan manfaat maksimal bagi penduduk Jakarta. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi penggunaan TransJakarta:
1.Peningkatan jaringan rute: Dengan memiliki lebih banyak rute yang mencakup daerah-daerah yang padat penduduk, akan ada lebih banyak opsi bagi penduduk untuk menggunakan layanan ini. Hal ini akan mengurangi kebutuhan akan kendaraan pribadi dan mengalihkan pengguna ke transportasi publik.
2.Peningkatan frekuensi layanan: Dengan meningkatkan frekuensi bus, waktu tunggu bagi pengguna akan berkurang, dan mereka akan lebih mungkin memilih menggunakan TransJakarta daripada kendaraan pribadi. Ini juga akan membantu mengurangi kepadatan di bus dan memastikan kenyamanan pengguna
3.Peningkatan pelayanan dan perawatan bus: Perawatan rutin harus dilakukan untuk memastikan bus tetap dalam kondisi baik dan terhindar dari kerusakan yang dapat mengganggu operasional. Dengan memberikan pengalaman positif kepada pengguna, TransJakarta dapat memastikan bahwa orang-orang merasa nyaman dan puas menggunakan layanannya.
4.Penggunaan teknologi: Pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan efisiensi TransJakarta. Misalnya, sistem pembayaran non-tunai seperti kartu pintar atau pembayaran dengan smartphone dapat mempercepat proses boarding dan membantu mengurangi waktu berhenti bus.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, diharapkan efisiensi penggunaan TransJakarta dapat ditingkatkan. TransJakarta dapat menjadi pilihan transportasi publik yang lebih menarik bagi penduduk Jakarta, membantu mengurangi kemacetan, dan meningkatkan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H