Mohon tunggu...
tegar bayu prasetyo
tegar bayu prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM : 42319010076 - Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Jawa Kuno

6 Mei 2023   07:44 Diperbarui: 6 Mei 2023   07:48 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian pernah mendengar yang namanya sadulur papat lima pancer?, Sadulur Papat Lima Pancer adalah istilah dalam kajian filsafat roh Jawa yang merujuk pada sebuah konsep kelompok spiritual yang terdiri dari empat bersaudara dan seorang sahabat karib yang dianggap sebagai saudara seperguruan. Konsep ini diyakini berasal dari ajaran Ki Ageng Suryomentaram, seorang tokoh spiritual Jawa pada abad ke-19. Konsep ini mengajarkan nilai-nilai kekeluargaan, persaudaraan, solidaritas, dan kerukunan.

Dalam ajaran Jawa, kelompok Sadulur Papat Lima Pancer memiliki tugas untuk menjaga keseimbangan alam, menghormati leluhur, dan membantu sesama manusia. Konsep ini menekankan pentingnya solidaritas dan persaudaraan antar sesama manusia dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan sosial. Sadulur Papat Lima Pancer juga mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal yang berhubungan dengan alam, seperti sikap hormat terhadap alam, kerukunan dalam bermasyarakat, dan gotong royong dalam membantu sesama.

Dalam praktiknya, kelompok Sadulur Papat Lima Pancer biasanya berkumpul untuk melakukan ritual atau upacara untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan dari Tuhan. Kelompok ini juga berperan sebagai penghubung antara manusia dengan dunia roh atau leluhur dalam kepercayaan Jawa. Oleh karena itu, konsep Sadulur Papat Lima Pancer memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Jawa.

Apa tujuan dibentuknya Sadulur Papat Lima Pancer dalam Budaya Jawa

Tujuan dibentuknya kelompok Sadulur Papat Lima Pancer dalam budaya Jawa adalah untuk membentuk komunitas spiritual yang bertujuan untuk memperkuat persaudaraan, keseimbangan alam, dan membantu sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini erat kaitannya dengan ajaran Jawa tentang kearifan lokal yang mengajarkan pentingnya persaudaraan, solidaritas, dan kebersamaan dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan sosial.

Dalam praktiknya, kelompok Sadulur Papat Lima Pancer biasanya berkumpul untuk melakukan ritual atau upacara yang bertujuan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan dari Tuhan. Kelompok ini juga berperan sebagai penghubung antara manusia dengan dunia roh atau leluhur dalam kepercayaan Jawa. Dengan begitu, kelompok Sadulur Papat Lima Pancer memegang peranan penting dalam menjaga harmoni dalam kehidupan sosial dan kehidupan spiritual masyarakat Jawa.

Dalam perspektif filosofi roh Jawa, konsep Sadulur Papat Lima Pancer juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan energi dalam tubuh dan lingkungan, serta menghormati leluhur dan alam. Hal ini sejalan dengan ajaran Jawa tentang keselarasan antara alam dan manusia, yang dianggap sebagai salah satu kunci untuk mencapai keseimbangan dalam hidup.

Faktor apa yang mempengaruhi terbentuknya Sudut Papat Lima Pancer dalam kehidupan Budaya Jawa

Terbentuknya Sudulur Papat Lima Pancer dalam kehidupan budaya Jawa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

  1. Ajaran Kepercayaan Jawa: Konsep Sadulur Papat Lima Pancer terkait erat dengan ajaran kepercayaan Jawa, yang mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan roh. Konsep ini didasarkan pada pandangan bahwa manusia tidak hanya hidup di dunia materi, namun juga berhubungan dengan dunia roh, leluhur, dan alam.

  2. Budaya Gotong Royong: Budaya gotong royong yang sangat kuat dalam masyarakat Jawa turut mempengaruhi terbentuknya konsep Sadulur Papat Lima Pancer. Konsep ini menekankan pentingnya persaudaraan, solidaritas, dan kebersamaan dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan sosial.

  3. Kebutuhan Spiritual Masyarakat: Kebutuhan akan praktik spiritual yang berhubungan dengan alam, leluhur, dan roh dalam masyarakat Jawa turut mempengaruhi terbentuknya Sadulur Papat Lima Pancer. Konsep ini memberikan wadah bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka melalui praktik ritual atau upacara.

  4. Pengaruh Hindu-Buddha: Konsep Sadulur Papat Lima Pancer juga dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu-Buddha yang berkembang di Jawa pada masa lampau. Konsep ini terkait dengan konsep Pancasila dalam ajaran Buddha, yang mengajarkan tentang pentingnya menjaga harmoni dalam kehidupan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun