Etika Jawa Kuno.Â
        Menurut para ahli sejarah, sebelum agama Hindu dan Budha datang ke Indonesia pada masa lalu, Indonesia memiliki kepercayaan asli yaitu animisme dan dinamisme. Bernhard H. M. Vlekke menuturkan bahwa agama di indonesia sebelum masuknya hindu dan budha memiliki dua unsur. Yang pertama adalah kepercayaan panteistik bahwa segala sesuatu dan setiap makhluk hidup memiliki jiwa. Kedua, kami percaya akan adanya jiwa pribadi yang hidup dalam diri manusia sepanjang hidup. Sedangkan menurut Agus Aris Munandari, agama prasejarah-protosejarah masyarakat nusantara adalah pemujaan terhadap arwah nenek moyang berdasarkan konsep primus interpares.
Kajian ini dilakukan oleh Prof. H. Kern mencari benda, pekerjaan dan adat istiadat yang dikenal orang Melayu asli berdasarkan kosa kata orang Melayu asli, menghilangkan semua istilah yang diperkenalkan kemudian. Penelitian sejarah dan arkeologi yang mencari sistem religi asli penduduk nusantara menjadi semacam hipotesa tanpa dasar yang kuat
Etika Jawa merupakan pelajaran hidup yang sering digunakan atau diterapkan dalam masyarakat Jawa di Indonesia. Etika Jawa mengkaji tentang adat istiadat, gaya hidup, nilai dan filosofi masyarakat Jawa. Menurut peneliti budaya dan etika Jawa dan penulis Frans Magnis Suseno, etika Jawa adalah pandangan hidup berdasarkan pendidikan moralitas, hati nurani dan rasa. Dalam buku Etika Jawa, Frans Magnis Suseno menjelaskan bahwa orang Jawa tidak mengenal baik dan buruk, melainkan orang yang bertindak karena kebodohan. Sehingga ketika orang bertindak merugikan orang lain, itu terlihat sebagai orang yang tidak mengerti mana yang baik dan mana yang tidak baik. Salah satu ciri etika Jawa dibandingkan dengan disiplin etika lainnya adalah penekanannya pada dimensi keharmonisan antara makrokosmos (manusia) dan mikrokosmos (tatanan universal).
Frans Magnis Suseno juga menguraikan empat kegunaan dari etika pada zaman sekarang didalam buku Etika Dasar (Masalah-Masalah Pokok  Filsafat Moral), diantaranya:
- pada dasarnya kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik dalam bidang moralitas
- karna saat ini kita hidup pada masa transfotmasi masyarakat tanpa tanding. Perubahan ini terjadi dibawah tekanan kekuatan yang melanda semuasegi dalam kehiduan kita yaitu moderenisasi.
- bukan seuatu yang mengerankan bahwasannya perubahan sosial budaya dan moral yang sedang kita alami ini dipergunakan pleh pihak-pihak lain untuk memancing dalam air keruh. Mereka menawarkan obat penyelamat melalui ideologi yang mereka buat.
- etika juga dibutuhkan oleh kaum dari suatu agama yang disatu pihak menemukan dasar keteguhan mereka dalam iman kepercayaan mereka, di sisi laik sekaligus ingin berpartisipasi tanpa takut untuk menutup diri dalam semua kehidupan masyarakat yang sedang berubah-ubah.
Etika jawa sebagai pandangan hidup
Ukuran pentingnya pandangan dunia bagi orang Jawa adalah nilai pragmatisnya untuk mencapai keadaan pikiran tertentu, yaitu ketentraman, ketenangan, serta keseimbangan batin. Bagi orang Jawa juga, pandangan dunia semakin bisa diterima semua elemennya semakin membentuk satu kesatuan pengalaman yang harmonis Elemen cocok dan yang cocok adalah kelas kondisi psikologis yang diwujudkan dengan tidak adanya ketegangan dan gangguan dalam batin
Berikut merupakan prinsip dari etika yang menjadi pandangan hidup, diantaranya:
- Kebenaran (dharma): Manusia harus hidup berdasarkan kebenaran dan mengikuti aturan moral dan etika yang telah ditetapkan oleh masyarakat.
- Keseimbangan (tata krama): Manusia harus hidup dalam keseimbangan dan harmoni dengan alam dan lingkungan sosial.
- Kejujuran (laku ngisor): Manusia harus berperilaku jujur dan menghargai kebenaran serta integritas.
- Keteraturan (tata tentrem): Manusia harus hidup dalam keteraturan dan menghindari tindakan yang dapat mengganggu ketentraman masyarakat.
- Kebijaksanaan (tata pribadi): Manusia harus memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.