Mohon tunggu...
tegar bayu prasetyo
tegar bayu prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM : 42319010076 - Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Jawa Kuno

6 Mei 2023   07:44 Diperbarui: 6 Mei 2023   07:48 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serat Sastra Gendhing berisi kisah tentang tokoh-tokoh penting dalam sejarah Jawa, seperti Sultan Agung Mataram, Pangeran Diponegoro, dan Raden Mas Said. Teks ini juga memuat ajaran-ajaran moral yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan saling menghormati antar sesama.

Serat Sastra Gendhing juga memuat unsur-unsur sastra Jawa seperti pantun, gending, dan tembang, yang menjadikan teks ini sangat kaya dalam segi keindahan bahasa dan keseniannya. Selain itu, serat ini juga memuat petunjuk-petunjuk tentang seni tari dan gamelan.

Serat Sastra Gendhing dianggap sebagai salah satu karya sastra Jawa kuno yang memiliki nilai sejarah dan seni yang tinggi. Teks ini memberikan gambaran yang sangat jelas tentang kehidupan masyarakat Jawa pada masa lalu dan menjadi sumber penting dalam studi sejarah dan budaya Jawa.

Faktor-faktor yang mendasari Etika Jawa Kuno

Adapun beberapa faktor yang mendasari etika Jawa kuno, di antaranya adalah:

  • Pengaruh Agama Hindu dan Buddha Pada masa lalu, agama Hindu dan Buddha memiliki pengaruh yang besar di Jawa. Konsep-konsep etika seperti karma, dharma, dan moksa dalam agama Hindu dan Buddha memberikan landasan bagi etika Jawa kuno. Hal ini tercermin dalam karya-karya sastra kuno seperti Ramayana, Mahabharata, dan Serat Wedhatama.
  • Ajaran Leluhur Leluhur memiliki peran penting dalam kebudayaan Jawa. Etika Jawa kuno didasarkan pada ajaran leluhur yang berkaitan dengan nilai-nilai kekeluargaan, kerja keras, dan saling menghormati. Ajaran leluhur juga dijadikan acuan dalam adat-istiadat Jawa, seperti upacara pernikahan dan kematian.
  • Pengaruh Islam Pada abad ke-15, agama Islam masuk ke Jawa dan membawa pengaruh yang besar dalam kebudayaan Jawa. Prinsip-prinsip etika Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang, turut mempengaruhi etika Jawa kuno. Hal ini tercermin dalam karya-karya sastra seperti Serat Wirid Hidayat Jati dan Serat Damar Wulan.
  • Pengalaman Sejarah Peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di Jawa juga mempengaruhi etika Jawa kuno. Contohnya, pengalaman hidup raja-raja Jawa dan perjuangan melawan penjajah menjadi inspirasi dalam karya sastra seperti Serat Centhini dan Serat Carita Parahyangan.
  • Lingkungan Sosial Lingkungan sosial masyarakat Jawa pada masa lalu juga turut mempengaruhi etika Jawa kuno. Nilai-nilai seperti gotong royong, kerja sama, dan kesopanan menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. Hal ini tercermin dalam karya-karya sastra kuno seperti Serat Wedhatama dan Serat Candraning Bhaya.

Secara keseluruhan, faktor-faktor di atas bersama-sama membentuk etika Jawa kuno yang unik dan menjadi landasan bagi kebudayaan Jawa yang kaya dan beragam. Etika Jawa kuno memberikan arahan tentang cara hidup yang baik dan benar serta menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Mengapa Etika Jawa selalu melekat dalam setiap hubungan antar Masyarakat di Tanah Jawa

Etika Jawa melekat dalam setiap hubungan antar masyarakat di Tanah Jawa karena etika ini telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Jawa selama berabad-abad. Etika Jawa merupakan pandangan hidup dan nilai-nilai yang sangat dihargai oleh masyarakat Jawa dan dianggap penting dalam menjaga keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa faktor yang menjadikan Etika Jawa melekat dalam setiap hubungan antar masyarakat di Tanah Jawa, antara lain:

  • Warisan budaya: Etika Jawa adalah bagian dari warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi di Tanah Jawa. Masyarakat Jawa menjaga dan memelihara warisan budaya ini sehingga etika Jawa tetap hidup dan melekat dalam kehidupan masyarakat Jawa hingga saat ini.
  • Norma sosial: Etika Jawa merupakan norma sosial yang dihormati dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi dengan orang lain di masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa menganggap bahwa melanggar etika Jawa dapat merusak harmoni dan keseimbangan dalam masyarakat.
  • Ajaran agama: Etika Jawa juga dipengaruhi oleh ajaran agama Islam, Kristen, Hindu-Buddha, dan kepercayaan animisme yang dianut oleh masyarakat Jawa. Ajaran agama ini mempengaruhi cara pandang dan perilaku masyarakat Jawa, termasuk dalam hal Etika Jawa.
  • Tradisi lisan: Etika Jawa juga diwariskan melalui tradisi lisan, seperti dongeng, legenda, dan cerita rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Cerita-cerita ini mengandung pesan moral dan nilai-nilai etika Jawa yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Karena faktor-faktor tersebut, Etika Jawa melekat dalam setiap hubungan antar masyarakat di Tanah Jawa. Etika Jawa menjadi cara hidup dan pandangan hidup yang dihormati dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga menjadi salah satu faktor yang menjadikan masyarakat Jawa dikenal sebagai masyarakat yang ramah, sopan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Sumber : Lifestyle Okezone
Sumber : Lifestyle Okezone

Bagaimana pengaruh Etika Jawa dalam kehidupan sehari hari para masyarakat

Etika Jawa mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa dalam banyak aspek, mulai dari hubungan antar individu, hubungan antar keluarga, hingga hubungan antar masyarakat. Berikut adalah beberapa pengaruh Etika Jawa dalam kehidupan sehari-hari para masyarakat:

  • Memperkuat hubungan sosial: Etika Jawa memandang pentingnya menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan tetangga, teman, dan kerabat. Hal ini dianggap penting untuk menciptakan rasa kebersamaan, saling menghormati, dan saling membantu dalam kesulitan.
  • Menghargai kesederhanaan: Etika Jawa mengajarkan nilai kesederhanaan dan tidak berlebihan dalam kehidupan. Masyarakat Jawa tidak terlalu memperhatikan status sosial dan materialisme, sehingga hidup sederhana dan tidak mencolok. Hal ini tercermin dalam cara berpakaian, cara tinggal, dan cara bersosialisasi.
  • Menjaga keharmonisan: Etika Jawa menekankan pentingnya menjaga keharmonisan dalam setiap aspek kehidupan. Masyarakat Jawa berusaha untuk menghindari konflik dan mencari jalan keluar yang baik untuk menyelesaikan masalah. Hal ini dilakukan dengan cara saling berdiskusi, berunding, dan menghargai pendapat orang lain.
  • Menghormati orang yang lebih tua: Etika Jawa sangat menghormati orang yang lebih tua atau senior. Hal ini tercermin dalam cara masyarakat Jawa berbicara, bersikap, dan berinteraksi dengan orang yang lebih tua. Masyarakat Jawa menganggap bahwa orang yang lebih tua memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak, sehingga mereka pantas dihormati dan dihargai.
  • Menjunjung tinggi nilai kejujuran: Etika Jawa menekankan pentingnya nilai kejujuran dan kebenaran dalam kehidupan. Masyarakat Jawa dianggap sebagai masyarakat yang jujur dan tidak suka berbohong. Hal ini tercermin dalam cara berbicara, berinteraksi, dan menyelesaikan masalah.

Dengan demikian, Etika Jawa sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Etika ini dianggap sebagai cara hidup yang baik dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi dengan orang lain serta menjalani kehidupan yang harmonis dan bermartabat.

Apa itu Sadulur Papat Lima Pancer dalam kajian Filsafat Roh Jawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun