Semakin terenyuh sungguh gaduh
Duniaku pelik seakan lusuh
Ibu pertiwi menggerutu dalam sujud
Hari demi hari digugurkan barisan semu
Apakah ini nyata?
Benar inilah takdir untuk sang jagad
Mencabut angkara murka yang keparat
Telah disiratkan dalam kitab sakti
Tertulis ayat suci innalillahi
Lihatlah daun senja itu
Jatuh giliran tak terukur
Barangsiapa kuat kan selamat
Pun mereka telat kan sekarat
Gugurlah satu demi satu saudaraku, sahabatku, karibku
Petaka ataukah karma yang kini tersandang
Bak bom atom meledak memecah kandang
Pelaku yang tak tau menau
Seakan buta arah tak menentu
Biarpun konspirasi ataukah ilusi
Tapi inilah yang terjadi
Roda roda kehidupan tercekik pelik
Pun tokoh-tokoh penting terkurung dalam bilik
Awan mendung panas nan gelap mendera
Mendarah daging sebegitu lamanya
Tak seorang pun tahu kapan huru-hura ini kan musnah
Cukuplah patuh perintah para baginda
Haturkan pujian, doa dan gantungkan asa pada yang kuasa
Wahai Tuhan pengendali alam
Aku menunggu anginmu
Badai ini memberikan telak tanpa sisa
Singkirkan kemelut ini
Kelak kukatakan badai tuan telah berlalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H