Sphin x Triple X merupakan judul naskah monolog karya Benny Yohanes. Naskah ini menceritakan tentang peristiwa-peristiwa pra orde baru Dimana awal pelengseran presiden Soekarno terjadi dengan dalih peralihan keamanan negara. Titik fokus pada naskah ini terdapat pada Atmudin, seorang petani miskin yang kecanduan vcd porno.judul naskah Triple X merupakan XXX yang identik dengan porno karena XXX adalah singkatan yang umum digunakan dalam konteks pornografi. Singkatan ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi konten yang berisi gambar atau video dewasa. Dalam beberapa kasus, XXX juga digunakan sebagai label untuk mengidentifikasi file atau folder yang berisi konten dewasa.
Dari ekonomi susah yang dialami Atmudin, bangku sekolah sangatlah asing baginya. Dialog Atmudin yang cenderung kedaerahan dengan adab-adab berbicaranya, menggambarkan bagaimana kurangnya Pendidikan yang dienyam. Di sini, Atmudin bercerita tentang bagaimana awal teori vcd melekat pada dirinya. Atmudin bertemu dengan seorang berpawakan militer di sebuah tikungan menuju alas roban. Sikap tegas dan berwibawa memperkuat bahwasanya, orang tersebut berasal dari kalangan prajurit. Ditambah dengan kaos loreng bertuliskan “humpus bangun persada” menjadi titik jelas trawangan Atmudin. Orang itu adalah Harto, seorang yang sebenarnya adalah tokoh non fiksi yang tidak lain adalah Presiden ke-2 RI. tapi didongengkan pada naskah ini.
Harto di sini diceritakan tidak jauh dari tokoh asli namun yang paling menonjol adalah sebagai seorang politisi yang licik dan suka memegaruhi. Atmudin yang notabene adalah seorang yang sangat kurang dalam mengenyam bangku Pendidikan, menjadi objek politik Harto. Cerita Harto didengar Atmudin mengenai Sphin-X yang digambarkan sebagai makhluk yang tercela dan buruk.harto menyebut, bahwasanya setelah Ia kalahkan Sphin X, kita akan terbebaskan dari antek-antek nekolim. Istilah tersebut merupakan kependekan dari neo kolonialisme. Gerakan neo-kolonialisme yang berwujud keterpengaruhan yang sangat kuat bahkan ketergantungan satu bangsa terhadap bangsa lain untuk melakukan berbagai hal terhadap apa pun yang diinginkan oleh bangsa lain, seperti dalam bidang ideologi, politik, dan budaya. Hal ini dapat terlihat dalam pengaruh sistem ekonomi kapitalisme dan globalisasi yang diterapkan oleh Barat, serta penggunaan modal penghisapan atas negara Asia-Afrika untuk mengontrol suatu negara.
Neo-kolonialisme di Indonesia adalah bentuk penjajahan yang tidak langsung dan tidak tampak secara fisik, tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap sistem ekonomi, politik, dan budaya negara. Istilah ini diperkenalkan oleh Soekarno sebagai musuh utama Revolusi Indonesia, dan dianggap sebagai bentuk dominasi barat terhadap sistem ekonomi politik dan lainnya atas negara lain. Gambaran mengenai Sphinx dikemas runtun oleh Harto agar mudah dipercaya oleh Atmudin. Sphin-X sebenarnya adalah tokok nonfiksi yang didongengkan sebagaimana Harto juga. Ia tidak lain adalah presiden RI. Pertama yakni Ir. Soekarno. Sebagaimana Harto yang digambarkan tidak jauh dari tokoh asli namun yang ditonjolkan di sini adalah sifat Sphin-X bukan sebagai seorang proklamator dan pejuang awal rovolusi. Hubungan Sphin-X dengan partai komunis yang dulu pernah menguasai suara rakyat pada awal-awal pemilu digelar di Indonesia, digambarkan begitu mesra terjadi.
Duel politik antara Sphin-x dan Harto adalah bagian klimaks dari cerita Harto pada Atmudin. Duel tersebut merupakan peristiwa asli yang kita kenal dengan “super semar” yang terjadi pada11 Maret 1966. saat itu, Indonesia masih dalam keadaan terguncang dan terjebak dalam kekacauan. Tepat pada hari itu, Presiden Soekarno dipaksa menandatangani sebuah dekrit yang memberikan kekuasaan kepada Jenderal Suharto untuk melakukan tindakan-tindakan demi menjaga keamanan, kedamaian dan stabilitas negara.
Dekrit ini dikenal sebagai dokumen Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) dan menjadi alat pemindahan kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke Suharto. Suharto dengan cepat melarang segala aktivitas PKI, mulai membersihkan militer dari elemen-elemen aliran kiri, dan mulai memperkuat peran politik militer di masyarakat Indonesia. Surat perintah dari presiden RI. Pertama tersebut, diibaratkan sebagai spp dari dokter oleh Harto pada naskah ini. Tentunya, kisah-kisah tersebut telah dikemas sebegitu rupa oleh tokoh politikus yakni Harto sendiri. Sphin-X kalah dalam duel tersebut, sebagaimana peristiwa “super semar”, Soekarno turun dari jabatanya. Pada akhir kisah yang difiksikan ini terkuak, bahwasanya Harto yang ditemui Atmudin di bawah pohon asam pada sebuah tikungan menjuju alas roban itu baru kelar berduel dengan Sphin-X.
Berikut adalah analisis setiap tokoh pada naskah ini;
Atmudin
Mantan Petani pedesaan yang lekat dengan dialek medok jawa. Ekonomi sulit yang dialaminya menyebabkan bangku Pendidikan sangat asing bagi Atmudin. Karena kedunguanya ini, Atmudin gampang terpengaruhi oleh orang lain. Selain itu, gelagak Atmudin sebagai orang kurang Pendidikan serta pecandu video porno sangat menonjol pada gaya tubuh Atmudin dan yang paling khas adalah cengengesanya. Selepas terpengaruhi dengan teori vi ci di yang disebut-sebut kerap kali pada naskah ini, atmudin memutuskan untuk merubah gaya hidupnya. Atumdin memutuskan untuk menjalani hidup dengan tidak mengikat diri dalam hubungan seksual yang bersifat sosial. Ini berarti tidak terikat oleh perkawinan.
Hidup selibat yang disebut Atmudin juga berarti tidak melakukan hubungan seksual, karena di dalam selibat terkandung pantang seksual untuk seumur hidup. Gaya hidup yang saat ini sering dikenal dengan nolep. dapat didefinisikan sebagai kebiasaan seseorang yang tidak aktif dalam berinteraksi dengan orang lain atau tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan masyarakat. Gaya hidup ini dapat berupa kebiasaan yang tidak memungkinkan seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti tidak menghadiri acara-acara sosial, tidak berpartisipasi dalam diskusi atau debat, dan tidak memiliki teman yang signifikan. Berhubung tokoh atmudin yang sebenarnya bukan tokoh asli atau bisa disebut fiksi, kondisi fisiologis yang saya bayangkan adalah menurut orang-orang nolep yang saya pernah temui di dunia nyata.
Orang-orang nolep saat ini kebanyakan kecanduan film-film anime dan game. Kebanyakan kondisi fisiologis mereka adalah memiliki gestur seorang yang tidak teratur gestur tubuhnya. Hal ini disebabkan, kebanyakan orang-orang nolep yang menutup diri dari kehidupan luar jarang sekali melakukan olah tubuh dan olahraga. Cara berbicara Atmudin di sini saya gambarkan sebagai orang yang kurang berpendidikan dengan ceplas-ceplos dan ngawur saat bertutur.
Kehidupan selibat Atmudin dijalani tidak pada pedesaan tempat ia menempuh hidup sebagai petani kere dahulu, ia berpindah di blok M. Tempat tersebut merupakan tempat yang memang benar adanya, tepatnya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Blok M berbatasan dengan jalan Iskandarsyah di sebelah timur, jalan Bulungan di sebelah barat, jalan Falatehan di sebelah utara, dan jalan Melawai di sebelah selatan. Tempat itu Dahulu dikenal sebagai pusat anak muda Jakarta, serta menjadi tempat favorit bagi remaja untuk berbelanja, bersosialisasi, dan menikmati hiburan. Budaya pop Indonesia tahun 1980-an dan 1990-an beberapa kali memuat kawasan Blok M sebagai tempat gaul.
Seperti novel Lupus dan Olga karya Hilman Hariwijaya. Selain itu film laris di era 1980-an, Catatan Si Boy juga turut mengangkat citra Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda, karena lokasi syutingnya berada di Melawai. Blok M juga dekat SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 (dua sekolah yang eksis kala itu), serta GOR Bulungan, sehingga membuat Blok M makin ramai dengan anak muda. Gaya hidup masyarakat di sana kurang lebih sama dengan kawasan-kawasan hiburan kebanyakan, di mana hedonisme sangat lekat dengan mereka, begitu pula Atmudin yang memilih hidup dengan kepuasanya menonton kaset-kaset porno yang dimilikinya.
Harto
Seorang mantan prajurit militer yang berkecimpung di dunia politik. Wibawanya sangat menunjukan sikap tentara yang sigap. Seperti kebanyakan orang militer, Pendidikan Harto tidak terlalu tinggi. Harto yang sebenarnya adalah tokoh nonfiksi ini ditonjolkan sebagai seorang dictator yang haus dengan kekuasaan dan gampang memengaruhi orang lain. Namun, pada hakikatnya, Soeharto dikenal memiliki karakter sosial yang sangat dipengaruhi oleh budaya Jawa. Ia sangat memegang prinsip kerukunan serta kestabilan suasana, baik dalam kondisi sosial maupun perekonomian. Karakter ini tercermin dalam cara Soeharto berinteraksi dengan masyarakat dan dalam kebijakannya sebagai pemimpin. Soeharto juga dikenal sebagai orang yang sangat memegang nilai-nilai kehidupan Jawa, seperti latihan spiritual seperti puasa senin kamis dan tidur di bawah ujung atap luar rumah, yang dilakukan dengan penuh keyakinan.
Kondisi sosiologis Soeharto juga dipengaruhi oleh latar belakangnya yang berasal dari desa Kemusuk, Yogyakarta, yang menjadikan Soeharto kecil menjunjung tinggi warisan nenek moyang dan nilai kehidupan Jawa. Dalam hubungan antar negara, Soeharto juga mengedepankan musyawarah dan selalu mencari peristiwa suka duka bersama, yang menunjukkan bahwa Soeharto memegang prinsip kerukunan dan perdamaian yang kuat. Namun, Soeharto juga dikenal dengan tindakan tegas dan otoriter dalam menegakkan stabilitas keamanan, seperti dalam kasus Petrus, yang dilatarbelakangi oleh kebuntuan dalam penegakan hukum. Tindakan tegas ini menunjukkan bahwa Soeharto berupaya untuk mencapai stabilitas Nasional melalui cara-cara yang lebih efektif, walaupun ini juga dapat dipertanyakan dari sisi demokrasi dan hak asasi manusia.
Beberapa tahun sebelum masa jabatannya berakhir. Pada tahun 1997, Soeharto yang berusia 76 tahun, mengalami stroke ringan ketika berada di Vancouver, Kanada, pada November 1997. Stroke ringan ini disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah otak tanpa perdarahan dan dapat dipulihkan dengan obat dan istirahat yang cukup. Pada masa-masa sebelumnya, Soeharto telah mengisyaratkan bahwa ia tidak lagi bersedia dicalonkan sebagai presiden periode 1993-1998, karena kondisi fisik yang menua dan perlunya kaderisasi kepemimpinan nasional. Ucapan ini dinyatakan Soeharto ketika menerima kunjungan pengurus sebuah organisasi kepemudaan pada tahun 1991.
Garis besar kondisi psikologis Soeharto, Ia dikenal sebagai seorang yang dingin. Hal ini bisa disebabkan oleh bagaimana bagaimana masa kanak-kanak yang menderita dan pelatihan sebagai tentara PETA. Sikap ini menggiring kesigapan Soeharto dalam melenyapkan sejumlah figur, termasuk sahabatnya sendiri, Letkol Untung. Kedinginan ini tergambar pula pada adegan pada naskah, di mana Harto tanpa segan membunuh Spin-X.
Sphin-X
Sebenarnya adalah plesetan dari Soekarno, Benny membikin gaya penyampaian yang sangat menarik dengan menyamarkanya dengan Sphin-X. Ia adalah seorang berjiwa proklamator yang selalu berapi-api saat bertutur. Ia pun telah mengenyam Pendidikan yang lebih tinggi dari Harto. Di sini Harto mengisahkan Spin-X dari sudut pandangnya yang buruk. Padahal Sphin-X adalah korban yang memakan trik politik Harto itu sendiri sebagaimana Atmudin. Soekarno, sebagai Presiden Indonesia pertama, memiliki kondisi sosiologis yang sangat dipengaruhi oleh budaya Jawa dan nilai-nilai kehidupan Jawa. Ia sangat memegang prinsip kerukunan serta kestabilan suasana, baik dalam kondisi sosial maupun perekonomian. Soekarno juga dikenal sebagai orang yang sangat memegang nilai-nilai kehidupan Jawa, seperti latihan spiritual seperti puasa senin kamis dan tidur di bawah ujung atap luar rumah, yang dilakukan dengan penuh keyakinan.
Dalam sintesis, kondisi sosiologis Soekarno menunjukkan bahwa ia sangat memegang budaya Jawa dan nilai-nilai kehidupan Jawa, serta memegang prinsip kerukunan serta kestabilan suasana yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Soekarno adalah pemimpin yang idealis, berorientasi pada moral dan etika, dan sangat konsisten dalam pendiriannya. Ia menjadi panutan dan sumber inspirasi bagi gerakan kemerdekaan dan membebaskan negara-negara Asia dan Afrika dari ketergantungan pada negara-negara Barat. Soekarno juga dikenal sebagai pemimpin kharismatik dengan semangat gigih yang rela berkorban demi persatuan dan keutuhan bangsanya. Ia sangat percaya diri, kuat, menarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Pada puncak kepemimpinannya, ia menjadi tokoh nasionalis dan anti-kolonialisme, serta terlibat aktif dalam persiapan kemerdekaan Indonesia, termasuk penyusunan Pancasila, konstitusi (19 5) dan prinsip-prinsip dasar pemerintahan Indonesia, termasuk teks Proklamasi Kemerdekaan.
Soekarno, Juga dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai wanita. Ia memiliki beberapa istri, termasuk Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi, Yurike Sanger, Haryati, Heldy Djafar, dan Irma Ottenhoff Mamahit. Soekarno juga pernah menikahi beberapa wanita lain, seperti Goesti Noeroel yang menolak ajakan poligami tiga tokoh nasional, dan Irma Ottenhoff Mamahit yang akhirnya mengikhlaskan Soekarno setelah ditolak. Hal ini menjadi bukti gambaran Sphin-X pada naskah ini yang sering dipuja dan membirahikan masyarakat gedongan yang kesepian.
Namun sebenarnya, Soekarno juga sosok yang sangat menghormati kecantikan dan keindahan wanita. Ia menganggap perempuan sebagai ciptaan Allah yang Maha Kuasa untuk dikagumi, dan ia sangat mengami kecantikan dari setiap perempuan, tetapi dalam arti positif. Soekarno juga pernah diperlihatkan sebuah majalah remaja Amerika yang memperlihatkan gadis striptease setengah telanjang, tetapi Soekarno menolak dan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan Jawa. Sphin-X yang digambarkan begitu akrab dengan PKI dapat dilihat dari keakraban Soekarno yang sangat erat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia pernah menjadi anggota PKI dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan beberapa tokoh PKI, seperti D.N. Aidit. Soekarno juga pernah berpartisipasi dalam beberapa acara dan pertemuan PKI, termasuk dalam sidang BPUPKI, yang membahas tentang konstitusi dan prinsip-prinsip dasar pemerintahan Indonesia.
Kondisi psikologis Soekarno yang labil dirasakan sebagai pukulan berat oleh Inggit Garnasih, wanita setia pendamping Soekarno saat susah. Soekarno terlibat aktif merintis politik bersama kawan-kawannya melawan penjajah dengan sikap berani membela bangsanya. Kondisi yang ideal dalam sebuah negara sebaiknya terhindar dari ketimpangan atau kesenjangan dari aspek sosial, ekonomi, politik, dan psikologis. Soekarno sangat mengedepankan konsep gotong royong dan berdikari.
PDB 78_LPK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H