Mohon tunggu...
TAZKIR
TAZKIR Mohon Tunggu... Guru - SELALU OPTIMIS

TERUS BERKARYA UNTUK ANAK BANGSA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kembalilah

24 April 2024   07:40 Diperbarui: 24 April 2024   07:44 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kembalilah

Karya

Tazkir

 

Di tepi jendela

Aku berdiri memandang ke luar

Suara gemuruh petir kilat menyilaukan mata

Embun menetes di kaca

Aku takut...

Hujan turun sederas derasnya

Tetes air hujan mengingat luka lama

Hujan turun membawa kesepian dan kerinduan

Air mata langit merindukan cinta

Menangis pilu tak terungkap

Linangan air mata jatuh

Tak terbendung membasahi bumi

Berpadu tangisku diam seribu kata

Dalam hatiku terluka, terabaikan

Jiwa terluka rasa kehilangan

Kesedihan tak terucapkan

Menghanyutkan kenangan takkan pernah kembali

Menambah kesedihan dalam hatiku

Menghancurkan harapan yang tersisa

Kau dimana..............

Meninggalkanku dalam kehampaan tak terelakkan

Kembalilah

Aku menantimu

Memori Hujan Turun Lagi

Karya

Tazkir,s.pd

Hujan turun lagi

Airnya yang membasahi tanah kering

Dalam setiap tetes yang jatuh dari langit

Aku merasakan hujan sebagai pelarian

Hujan katakanlah apakah kau juga menangis

Biarkan aku merenung

Membiarkan air mataku bercampur

Tapi di dalam hati, hujan menyemai kesedihan

Mengingatkan aku pada semua yang telah hilang

Biarkan hujan turun dengan lembutnya

Ataukah kau hanya menumpahkan rasa rindu

Aku merasakan getaran kesedihan

Hujan kau adalah saksi kesedihan terpendam

Dalam rintik-rintik yang memenuhi malam

Sebagai pengingat akan luka dalam diri

Hujan teruslah turun

Sampai hatiku merasa lega dan bersih

Kutemukan penghiburan tak terucapkan

Dulu bersamamu aku merasakan kelegaan

Seperti beban yang sedikit terangkat oleh sentuhanmu

Biarlah air mata ini menyatu denganmu

Dalam hujan yang turun

Aku menemukan kedamaian yang dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun