Kita akan terus bisa bertumbuh jika terbuka dan bisa menerima saran pihak lain untuk kemajuan kita. Orang yang sudah "terlalu" Â ini, cenderung sulit untuk menerima masukan dari pihak lain. Dia merasa persiapannya sudah matang, permainannya sudah maksimal dan tentu saja seharusnya hasilnya juga maksimal.
Padahal, hanya dengan cermin kita bisa melihat kotoran di wajah kita. Hanya dengan cermin kita bisa melihat apa yang sudah baik dari diri kita dan seterusnya. Ya, terkadang cermin itu adalah lingkungan atau pihak lain yang seringkali peduli untuk kemajuan kita.Â
4. Kurang Bersungguh-sungguh
Di sebuah kelas pelatihan public speaking saya, pernah ada seorang peserta yang sepertinya mudah menerima semua materi yang saya sampaikan. Ketika diminta melakukanpun dia dengan lihai melakukannya. Usut punya usut, ternyata dia punya pengalaman berkecimpung di dunia komunikasi dan presentasi.
Singkatnya, semakin lama berinteraksi dengan peserta lain, cukup terlihat kalau dia terkesan kurang bersungguh-sungguh dalam melakukan beberapa latihan yang diminta.Â
Yang menarik, ketika mendekati di akhir kegiatan, hampir semua peserta lain yang terlihat bersungguh-sungguh selama berlatih, memiliki kemampuan yang (hampir) serupa dengan kemampuannya (peserta yang mahir tadi). Kemampuan seorang peserta yang terlihat menonjol di awal tadi seperti tidak terlihat menonjol lagi. Padahal, kalau saja seorang yang punya bakat tadi mendorong dirinya sama seriusnya dengan teman lain, dia pasti akan tetap menonjol di banding peserta lainnya.
5. Berhenti Belajar
Ini adalah efek bahaya turunan selanjutnya dari orang yang "terlalu" percaya diri. Ini adalah hal yang justru sangat berbahaya. Ingat, ilmu berkembang. Pengetahuan bertumbuh dan dunia bergerak. Kita perlu membekali diri kita terus dengan hal baru, pengetahuan baru dan seterusnya.
Seringkali orang yang sudah merasa "terlalu" percaya diri berhenti untuk belajar hal baru. Padalah, di sinilah orang yang "terlalu" tadi perlahan akan semakin tahu kalau dia sesungguhnya sudah jauh tertinggal dengan yang lain.
Sekarang, coba ingat lagi, kapan terakhir kali Anda pernah merasa "terlalu" percaya diri? Lalu coba ingat juga, apa hasilnya dari perasaan overconfidence itu?
Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Be the new you
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H