Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini 5 Bahaya "Overconfidence"

23 Oktober 2021   09:21 Diperbarui: 24 Oktober 2021   19:27 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita akan terus bisa bertumbuh jika terbuka dan bisa menerima saran pihak lain untuk kemajuan kita. Orang yang sudah "terlalu"  ini, cenderung sulit untuk menerima masukan dari pihak lain. Dia merasa persiapannya sudah matang, permainannya sudah maksimal dan tentu saja seharusnya hasilnya juga maksimal.

Padahal, hanya dengan cermin kita bisa melihat kotoran di wajah kita. Hanya dengan cermin kita bisa melihat apa yang sudah baik dari diri kita dan seterusnya. Ya, terkadang cermin itu adalah lingkungan atau pihak lain yang seringkali peduli untuk kemajuan kita. 

4. Kurang Bersungguh-sungguh

Di sebuah kelas pelatihan public speaking saya, pernah ada seorang peserta yang sepertinya mudah menerima semua materi yang saya sampaikan. Ketika diminta melakukanpun dia dengan lihai melakukannya. Usut punya usut, ternyata dia punya pengalaman berkecimpung di dunia komunikasi dan presentasi.

Singkatnya, semakin lama berinteraksi dengan peserta lain, cukup terlihat kalau dia terkesan kurang bersungguh-sungguh dalam melakukan beberapa latihan yang diminta. 

Yang menarik, ketika mendekati di akhir kegiatan, hampir semua peserta lain yang terlihat bersungguh-sungguh selama berlatih, memiliki kemampuan yang (hampir) serupa dengan kemampuannya (peserta yang mahir tadi). Kemampuan seorang peserta yang terlihat menonjol di awal tadi seperti tidak terlihat menonjol lagi. Padahal, kalau saja seorang yang punya bakat tadi mendorong dirinya sama seriusnya dengan teman lain, dia pasti akan tetap menonjol di banding peserta lainnya.

5. Berhenti Belajar

Ini adalah efek bahaya turunan selanjutnya dari orang yang "terlalu" percaya diri. Ini adalah hal yang justru sangat berbahaya. Ingat, ilmu berkembang. Pengetahuan bertumbuh dan dunia bergerak. Kita perlu membekali diri kita terus dengan hal baru, pengetahuan baru dan seterusnya.

Seringkali orang yang sudah merasa "terlalu" percaya diri berhenti untuk belajar hal baru. Padalah, di sinilah orang yang "terlalu" tadi perlahan akan semakin tahu kalau dia sesungguhnya sudah jauh tertinggal dengan yang lain.

Sekarang, coba ingat lagi, kapan terakhir kali Anda pernah merasa "terlalu" percaya diri? Lalu coba ingat juga, apa hasilnya dari perasaan overconfidence itu?

Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Be the new you

TauRa
Rabbani Motivator

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun