Kita masih punya mata, itu luar biasa kaya. Coba bayangkan. Hari ini, ada jutaan orang yang berusaha mencari donor mata karena tidak bisa melihat. Lalu kenapa kita menghilangkan rasa syukur kita terhadap mata hanya karena kita benci dengan "kekayaan" orang yang belum kita miliki?
Itu masih mata, belum tangan, hidung, telinga, rambut, tangan, kaki dan lain sebagainya. Sudahlah, kubur dalam-dalam sifat benci itu dengan selalu melihat sisi lain yang bisa kita syukuri dalam hidup.
Bisa jadi memang hidup kita (mungkin) belum ideal menurut umumnya orang. Tapi bisa jadi untuk saat ini, kehidupan yang seperti ini adalah yang paling ideal menurut Allah, sang Maha Pencipta untuk kita jalani.
Terimalah hal itu dengan lapang dada sambil tetap berusaha, berdoa dan melakukan yang terbaik yang kita bisa. Jadi, cobalah untuk berusaha tidak membenci apapun, sembari mengulik dan menyadari kembali kalau banyak sekali hal di dunia ini yang bisa kita syukuri.
***
Hidup ini pada akhirnya bukanlah tentang menjadi siapa yang terbaik, tetapi tentang siapa yang berusaha bisa berbuat baik. Berbuat baik bukanlah tentang kekayaan harta (saja), tapi dia bisa datang dari kelapangan jiwa dan kekayaan spiritual.
Membenci bukanlah fitrah kita sebagai manusia. Tapi mencinta adalah titipan ilahi yang terhujam di dalam hati dan jiwa kita. Resapi dan sadari itu. Jika kita sudah berhasil meresapinya, apakah mungkin masih ada benci di hati kita?
Anda yang paling tahu jawabannya.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia