Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini 3 Alasan "Jangan Membenci" Apapun

10 Februari 2021   08:38 Diperbarui: 10 Februari 2021   09:32 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Jangan membenci" kecuali Anda ingin merusak diri (tribunnews.com)

"Apa yang bisa kau pikirkan, akan bisa kau capai" (TauRa)

Dalam sebuah pelatihan, saya pernah bertanya kepada peserta,

"Siapa yang pernah berpikir kalau Anda akan jadi Presiden suatu hari nanti..?" Tidak ada yang mengangkat tangan kecuali saya yang memang memandu mereka untuk mengangkat tangan.

"Siapa yang pernah berpikir jadi menteri atau pejabat negara lainnya?" juga tidak ada yang mengangkat tangan.

"Siapa yang pernah bercita-cita jadi general manager di perusahaan ini..?" beberapa orang mengangkat tangan sedikit malu-malu dan terus dipelototi oleh teman lainnya.

Coba bayangkan, hanya berpikir untuk menjadi sesuatu yang hebat saja, banyak dari kita yang tidak berani. Padahal semuanya masih sebatas impian, harapan dan cita-cita. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana mungkin situasi itu akan tercapai kalau dipikirkan saja tidak pernah? Ya, meski semuanya adalah kuasa Allah, tapi Allah jugalah yang memberikan kita ruang untuk berkembang dan bertumbuh untuk menjadi apa yang kita impikan.

Agnes Mo, penyanyi yang banyak digandrungi anak muda zaman sekarang, semasa kecilnya selalu bercita-cita jadi penyanyi papan atas Indonesia. Setelah itu tercapai, dia terus menanamkan cita-citanya lebih tinggi lagi menjadi penyanyi kelas dunia, dan sekarang sudah mulai terlihat benih dan arah yang jelas ke sana. 

Inilah contoh sederhana bagaimana memaknai ungkapan di atas, kalau apa yang bisa kita pikirkan, (Insya Allah) akan bisa kita capai, meski harus ada konsekuensi usaha dan doa yang maksimal di dalamnya.

Lalu pertanyaannya, jika kita harus berani berpikir tentang apapun impian kita, kenapa kita tidak boleh berpikir untuk "tidak melakukan" atau "membenci" sesuatu dalam hidup kita?

Tapi sebelumnya, kita perlu memahami, kalau hal yang "jangan membenci" itu adalah pada tatanan selain hal yang tercela dan buruk. Kalau Anda membenci korupsi, itu bagus. Kalau Anda membenci perselingkuhan, itu baik. Kalau Anda membenci menjadi pemimpin yang zolim, itu luar biasa hebat.

Oke? kalau begitu, mari kita lihat kenapa kita sebaiknya "tidak membenci" terhadap suatu hal (selain keburukan). Minimal ada 3 alasannya. Mari kita lihat lebih dekat.

1. Membenci Selalu Punya Potensi Mencinta

Saya selalu ingat betul dengan ungkapan sebuah pujangga Arab yang bernama Syauqi, yang kalimat ini sering saya ulang dalam berbagai kesempatan, terlebih dikalangan kaula muda ketika membicarakan seputar percintaan. Begini kalimatnya.

"Fahbib Habiibaka Haunamma Takuunu 'Aduwwaka Yaumamma. Fakrah 'Aduwwaka Haunamma Takuunu Habiibaka Yaumamma.."

Saya yakin, Anda yang tidak tahu artinyapun pasti akan kagum dengan urutan kata dan kesesuaian ketukan dari syair arab paporit saya ini. Saya minimal yang mengagumi syair indah ini.

Artinya begini, "Cintailah kekasihmu sepantasnya, karena bisa jadi dia akan menjadi musuhmu suatu hari nanti. Dan bencilah musuhmu sepantasnya, karena bisa jadi dia akan menjadi kekasihmu suatu hari nanti"

Coba kita renungkan sejenak. Mencintai dan membenci ternyata punya potensi kebalikan yang sama jika kita memaknainya dengan berlebihan. Tidak ada yang salah dengan mencinta, pun tidak ada yang keliru dengan membenci.

Tapi, ketika cinta diberikan porsi berlebih, maka benci berpotensi muncul suatu hari nanti dan begitu sebaliknya. Itulah kenapa, "jangan membenci" sesuatu apalagi melebihi kadarnya, karena Anda berpotensi untuk mencintainya suatu hari nanti.

2. Membenci Menguras Energi 

Coba perhatikan seorang tetangga (misalnya) yang membenci tetangga lainnya. Apakah orang yang membenci itu bisa tenang? tidak, teman. Si Pembenci justru akan menggunakan waktunya dengan maksimal untuk mencari tahu aktivitas orang yang dibencinya, mencari tahu hobinya, makanan paporitnya dan seterusnya.

Apakah hal ini bermanfaat untuk dirinya? tidak. Masih banyak PR yang harus kita selesaikan untuk perbaikan diri kita sendiri dan keluarga kita. Membenci pasti akan menguras energi seseorang. Untuk itu, berhentilah membenci, atau Anda akan kehabisan waktu hanya untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dalam hidup ini.

Ingat, waktu kita terbatas. Jadi, tebarkanlah kebaikan dan cinta, di banding Anda sibuk memelihara benci di dalam diri.

3. Membenci Bisa Menghilangkan Syukur

Misalnya, ketika ada orang yang membenci orang kaya karena alasan yang dibangunnya sendiri, maka dia sudah kehilangan banyak hal. Pertama, dia sudah kehilangan potensi menjadi kaya.

Haloooo....! orang-orang kaya dan sukses bukan untuk kita benci dan jauhi, justru kita harus banyak belajar dan berteman dengan mereka, agar kita bisa menjadi seperti mereka dalam beberapa hal, dan mengembangkannya sesuai dengan keinginan kita dalam hal lain.

Kedua, dengan membenci orang yang kaya (misalnya), maka kita berpotensi menghilangkan rasa syukur dari "kekayaan" kita yang sudah diberikan Allah kepada kita. 

Kita masih punya mata, itu luar biasa kaya. Coba bayangkan. Hari ini, ada jutaan orang yang berusaha mencari donor mata karena tidak bisa melihat. Lalu kenapa kita menghilangkan rasa syukur kita terhadap mata hanya karena kita benci dengan "kekayaan" orang yang belum kita miliki?

Itu masih mata, belum tangan, hidung, telinga, rambut, tangan, kaki dan lain sebagainya. Sudahlah, kubur dalam-dalam sifat benci itu dengan selalu melihat sisi lain yang bisa kita syukuri dalam hidup.

Bisa jadi memang hidup kita (mungkin) belum ideal menurut umumnya orang. Tapi bisa jadi untuk saat ini, kehidupan yang seperti ini adalah yang paling ideal menurut Allah, sang Maha Pencipta untuk kita jalani.

Terimalah hal itu dengan lapang dada sambil tetap berusaha, berdoa dan melakukan yang terbaik yang kita bisa. Jadi, cobalah untuk berusaha tidak membenci apapun, sembari mengulik dan menyadari kembali kalau banyak sekali hal di dunia ini yang bisa kita syukuri.

***

Hidup ini pada akhirnya bukanlah tentang menjadi siapa yang terbaik, tetapi tentang siapa yang berusaha bisa berbuat baik. Berbuat baik bukanlah tentang kekayaan harta (saja), tapi dia bisa datang dari kelapangan jiwa dan kekayaan spiritual.

Membenci bukanlah fitrah kita sebagai manusia. Tapi mencinta adalah titipan ilahi yang terhujam di dalam hati dan jiwa kita. Resapi dan sadari itu. Jika kita sudah berhasil meresapinya, apakah mungkin masih ada benci di hati kita?

Anda yang paling tahu jawabannya.

Semoga bermanfaat

Salam bahagia

Be the new you

TauRa

Rabbani Motivator

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun