Orang kota cenderung memandang alam sebagai komoditi untuk memuaskan kebutuhan. Sedangkan orang desa masih memandang alam sebagai keutuhan sacral, yang diperlakukan dengan rasa hormat dan bertanggungjawab. Â
Lahirnya humanisme dan ekologis sangat tergantung pada perilaku manusia dalam pergumulan dengan lingkungannya. Manusia cenderung memperlakukan lingkungan sesuai keinginan. Lingkungan dipandang dan diperlakukan sebagai objek pemuas kebutuhan semata. Perilaku dan kondisi hidup manusia demikian menjadi tantangan pembangunan humanisme ekologi.Â
Rasanya belum cukup bila manusia hanya bersifat ramah terhadap sesama manusia dan lingkungannya. Suatu humanism ekologi juga sangat dibutuhkan karena eksistensi manusia tidak hanya bersifat sosial akan tetapi juga kosmologis. Kenyataan alam meneguhkan kebenaran komperhensif seluas alam sebagai keseluruhan.
Oleh karena itu, pembangunan ekonomi rakyat yang sesungguhnya adalah pembangunan yang dapat dilakukan dengan strategi pembangunan yang ramah lingkungan, tanpa harus dengan metode eksploitasi semata. Untuk menjawab wajah pembangunan dan persoalan lingkungan maka perlu dilakukan penyelamatan lingkungan hidup secara berkelanjutan dengan perubahan paradigama kebijakan pembangunan yang di dalamnya termuat langkah-langkah preventif demi kelestarian lingkungan dan harus ditunjang dengan langkah represif dalam hal penegakan hukum atas tindakan menyalahgunakan manfaat lingkungan.
Penulis : Deddy F. Holo
Cp : 082145183780
Email: deddyfebriantoholo@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H