BEST PRACTICE DENGAN METODE STAR
Nama : Taufiq Nurrokhman, S.S.
LPTK : Universitas Kristen Satya Wacana
Kelas : 003 Pendidikan Bahasa Inggris
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Lokasi
SMKS Maarif Kota Magelang
Lingkup Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai Melalui penggunaan word wall sebagai media pembelajaran, peserta didik dapat memahami kosakata dalam teks prosedur sesuai konteks & penggunaannya dengan tepat. Melalui penggunaan word wall sebagai media pembelajaran, peserta didik dapat menyusun ulang teks prosedur berbentuk manual yang masih acak dan kiat-kiat/tips secara benar dengan percaya diri. Melalui penggunaan word wall sebagai media pembelajaran, peserta didik dapat mengaplikasikan kosakata yang diperoleh untuk membuat teks prosedur berbentuk manual dan kiat-kiat/tips secara benar dengan percaya diri. Penulis
Taufiq Nurrokhman, S.S.
Tanggal
21 November 2022
Situasi
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:
Rendahnya perbendaharaan kosakata Bahasa Inggris oleh peserta didik menjadikan bahasa Inggris sebagai pelajaran yang mereka anggap sulit. Peserta didik memiliki motivasi rendah untuk mencari tahu arti kosakata yang belum mereka ketahui pada saat proses pembelajaran. Mereka lebih sering mengandalkan Google Translate daripada menggunakan kamus untuk mencari tahu arti kosakata yang belum mereka ketahui. Pembelajaran hanya terpusat pada guru sebagai sumber belajar. Guru menerangkan materi, siswa mencatat dan mengerjakan tugas di buku.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena banyak guru Bahasa Inggris yang mengalami permasalahan seperti saya, sehingga praktik ini selain diharapkan dapat memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi rekan guru lain.
Dalam praktik ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran secara efektif dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah melalui refleksi diri, wawancara dengan sesame rekan guru, serta pakar, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu:
Peserta didik mengalami kejenuhan selama proses pembelajaran yang cenderung monoton (duduk mendengarkan ceramah guru/presentasi kelompok lain). Peserta didik tidak terbiasa menggunakan kamus untuk mencari kosakata yang belum diketahui karena sudah terbiasa menggunakan Google Translate.
Alat untuk menunjang penggunaan media pembelajaran berbasis TPACK (proyektor) masih terbatas sehingga harus bergantian dengan guru lain saat menggunakannya, sehingga guru harus menemukan solusi lain.
Berdasarkan tantangan di atas, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi mayoritas berasal dari guru yang harus meningkatkan kompetensinya baik dalam bidang pedagogik maupun professional agar dapat menciptakan aktivitas pembelajaran yang tidak monoton bagi peserta didik. Selain itu tantangan juga berasal dari peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah akibat kemudahan menggunakan Google Translate, serta dari sarana pembelajaran yaitu alat untuk menunjang media pembelajaran berbasis TPACK masih terbatas. Dan yang terlibat dalam tantangan ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Inggris, 21 siswa kelas XI AKL (Akuntansi dan Keuangan Lembaga) di SMKS Maarif Kota Magelang.
Aksi
Berikut ini adalah langkah-langkah dan strategi yang dilakukan guru dalam menghadapi tantangan-tantangan di atas:
1. Pada proses pembelajaran guru menerapkan media
pembelajaran yang inovatif yaitu Word Wall dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pembagian Kelompok:
Pada tahap ini peserta didik dibagi ke dalam
beberapa kelompok dan tiap kelompok diberi nama dengan angka 1-5. Setelah itu guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari.
b) Pengajuan Pertanyaan:
Pada tahap ini peserta didik diberikan pertanyaan secara acak tentang materi yang sudah dipelajari sebelum mereka mengerjakan LKPD.
c) Penjelasan Detail Proyek:
Dalam kegiatan ini, guru memberikan penjelasan mengenai proyek Word Wall secara rinci yang akan dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok.
d) Proses Penyusunan Word Wall:
Dalam kegiatan ini, guru memberi kebebasan bagi peserta didik untuk memilih desain Word Wall yang
akan mereka buat dan membuat kesepakatan mengenai waktu yang diperlukan dalam menyusun Word Wall sebelum mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas.
e) Evaluasi
Untuk mengevaluasi pengetahuan peserta didik, guru tidak menggunakan media latihan soal tertulis melainkan menggunakan media digital yaitu Quizizz. Peserta didik mengerjakannya secara berkelompok agar mereka bisa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada.
2. Dalam diskusi kelompok untuk mengerjakan LKPD yang diberikan, masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi, hal itu karena siswa masih menggunakan ponsel mereka untuk mengakses media sosial, sehingga guru harus lebih intens dalam memantau dan membimbing siswa saat melakukan diskusi kelompok agar siswa yang masih pasif dalam kegiatan diskusi dapat lebih berperan aktif di kelompoknya.
3. Alat untuk menunjang penggunaan media pembelajaran
berbasis TPACK (proyektor) masih terbatas sehingga
harus bergantian saat akan menggunakannya. Sebagai solusi lain, saya mengoptimalkan penggunaan ponsel pintar selama pembelajaran karena peserta didik akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran jika menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK. Saya menempelkan beberapa QR Code yang sudah dicetak agar tiap kelompok dapat memindainya untuk mengakses LKPD dan media pembelajaran Quizizz.
Refleksi Hasil dan Dampak
1. Dampak dari pembelajaran dengan menggunakan
media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam
bentuk LKPD digital dan Quizizz yang dapat diakses melalui ponsel masing-masing dapat membuat peserta didik lebih semangat dan mengurangi kejenuhan dalam mengikuti proses pembelajaran dibandingkan hanya melarang mereka mengakses ponsel dan hanya meminta mereka memperhatikan penjelasan guru. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta didik merasa lebih mudah dalam mengerjakan latihan-latihan soal karena mereka mampu memahami kosakata yang digunakan dalam teks dan latihan soal.
2. Dengan menggunakan media pembelajaran Word Wall, peserta didik lebih termotivasi untuk mencari tahu arti kosakata Bahasa Inggris dari teks yang mereka hadapi dibandingkan hanya mencari tahu arti kosakata dan menuliskannya di buku mereka. Hal ini dapat dilihat dari peserta didik yang lebih antusias dalam mengikuti aktivitas pembelajaran dibandingkan sebelum menggunakan media Word Wall.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan
oleh penguasaan guru terhadap model pembelajaran,
media pembelajaran dan langkah langkah pelaksanaan
rencana pembelajaran yang telah disusun dalam RPP. Selain itu kesigapan guru dalam menghadapi hal-hal yang tidak sesuai rencana juga sangat penting. Sebagai contoh, saat guru telah menyiapkan materi dan LKPD dalam powerpoint, namun proyektor di kelas tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau proyektor sedang digunakan guru lain, maka guru harus segera mencari solusi atas permasalahan tersebut agar proses pembelajaran tetap berjalan, dalam hal ini media ponsel pintar yang dipilih sebagai perangkat alternatif lain untuk mengakses materi dan LKPD yang telah dipersiapkan.
Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan
kegiatan yang sudah dilakukan yaitu:
1. Dengan adanya tantangan berupa peserta didik yang jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, guru dituntut agar lebih kreatif dan inovatif dalam
memilih dan mengembangkan model-model/media-media
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
2. Dengan adanya tantangan berupa jumlah media TPACK (proyektor) yang terbatas, guru dapat mendayagunakan ponsel pintar yang digunakan siswa dalam aktivitas pembelajaran alih-alih hanya melarang mereka menggunakan ponsel selama kegiatan pembelajaran.
Dapat disimpulkan media Word Wall memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Media Word Wall dapat menampilkan kumpulan kosakata beserta artinya secara menarik karena menggunakan pola-pola kertas yang bervariasi dan berwarna-warni.
2. Media Word Wall memudahkan siswa untuk mengingat kosakata karena Word Wall yang mereka buat nantinya ditempel di ruang kelas sehingga terlihat oleh mereka setiap hari.
3. Dalam menyusun media Word Wall, siswa dituntut lebih teliti dalam menuliskan kosakata Bahasa Inggris beserta artinya karena nantinya akan dipajang di kelas, sehingga dapat mengurangi kesalahan penulisan yang biasa mereka lakukan saat menuliskannya di buku catatan.
Terlepas dari kelebihan-kelebihan di atas, media Word Wall juga memiliki kelemahan sebagai berikut:
1. Siswa memerlukan waktu yang cukup lama dalam menyusun Word Wall karena mereka harus mendesain terlebih dahulu, lalu memotong-motong kertas sesuai pola yang telah didesain, menempelkan pola-pola tersebut serta menghias Word Wall yang mereka susun. Guru harus melakukan manajemen waktu dengan baik agar proses ini tidak menghabiskan waktu.
2. Bagi beberapa siswa, media Word Wall cukup merepotkan karena prosesnya yang cukup rumit mulai dari mencari contoh desain, membuat desain, mencari arti kosakata, menuliskan kosakata pada pola yang sudah didesain, hingga penempelannya. Dibutuhkan kerja sama tim yang baik agar Word Wall yang disusun tidak dilakukan secara asal-asalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H