“Pak… saya lagi bingung”
“Bingung kenapa?”
“Ini masalah Ratna sama Nurul, saya bingung harus memilih yang mana”
“Oh kalau masalah itu, kamu harus mengesampingkan masalah cinta kamu, sekarang lihat siapa wanita yang paling peduli sama kamu, dan siapa yang kamu yakini bisa menjadi istri yang baik, menikah itu bukan hanya sehari dua hari”
Lalu ku ingat dua wanita itu satu persatu.
Ratna; aku selalu menuruti keinginanya, apapun yang dia inginkan, aku selalu memberikannya. Bahkan jika tidak punya uang, tanpa pikir panjang langsung meminjam uang dari tetangga atau teman-temanku, karna ku tahu betapa aku mencintainya.
Nurul ; wanita yang selalu perhatian padaku, bahkan dia dengan senang hati mengantarkan makanan saat aku sakit, mencuci bajuku tanpa aku menyuruhnya. Tapi bagaimanapun aku tak mencintainya.
Aku memang mencintai Ratna, tapi tak mungkin aku tahan dengan sikapnya jika aku menikahinya dan hidup bertahun-tahun, bahkan dia seolah tak perduli saat aku sakit. Ah… bagaimanapun aku tetap mencintainya.
Waktu terus berlalu dan seiring dengan itu umurku terus bertambah, aku tak akan mengulur waktu lagi aku harus segera menikah. Sebelum aku melamar, cercaan dan hinaan aku dapatkan bertubi-tubi dari kedua orang tuanya, itulah yang membuatku down, tapi dalam hatiku sudah mantap untuk menikah, aku tak akan mengurungkan niat baik ini.
“Pak… orang tua mereka sepertinya tidak setuju”
“Kenapa?”