Mohon tunggu...
taufiq candra
taufiq candra Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Saya menulis di kompasiana dalam rangka untuk belajar bagaimana menulis yang baik dan menginspirasi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Rintihan

9 April 2019   17:11 Diperbarui: 9 April 2019   20:22 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja menarikku ke dalam awan

Tanpa sadar aku telah terjerembab

Ke bawah alam sadar yang semakin lama semakin gila saja

Itu menohokku menjadikanku bingung

Dalam berkata dan berbuat

Entah apa yang harus aku lakukan sekarang

Terkadang diam bukanlah sebuah jawaban

Meski takjarang diam merupakan sebuah jalan

Sekali lagi kehampaan buatku tambah frustrasi

Sepi di dalam hati jadi sebuah belati

Aku tak paham dengan lika-liku ini

Aku tak mengerti mengapa aku harus jadi begini

Hanya satu yang aku harap

Aku bisa mati dengan tenang saat ini

Perlahan napasku tersengal-sengal

Jiwaku semakin terancam dengan kedatangannya

Dia datang hendak menjemput

Namun sayang, aku belum mau takluk

Sedikit demi sedikit air muka berubah

Orang takada yang mau singgah

Menemaniku yang akan pergi

Ajal..kenapa kamu datang secepat ini?

Akankah aku bisa menundamu?

Setidaknya sampai dia datang mengucapkan

Selamat tinggal untukku

Tapi sayang, dia tidak bisa diajak kompromi

Aduh...aku menjerit

Apa dosaku selama ini hingga semua ini begitu sakit?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun