Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Surat Lyudmila Vorobieva, Hoaks dan Kegamangan Saya atas Kebenaran

19 Oktober 2018   14:50 Diperbarui: 19 Oktober 2018   14:57 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dokumen pribadi

Pada bulan Juni, tahun lalu, hal yang sama juga terjadi. Usai ribuan orang-orang dari etnis Rohingya terdampar di pantai Aceh, foto-foto palsu langsung bermunculan.

Salah satu foto misalnya, menunjukan biksu Buddha berdiri di atas potongan tubuh manusia. Di media sosial, di Facebook dan di Twitter, foto itu dikaitkan dengan kekejaman yang dilakukan terhadap etnis Rohingya. Tetapi, orang-orang harusnya terperanjat, bahwa ternyata foto itu adalah foto palsu. Foto itu adalah foto yang diambil pada saat gempa besar terjadi di Cina. Pada April 2010.

Ada foto lain yang beredar yang mengkisahkan deretan mayat yang menghitam yang diunggah dan diberi caption dengan kalimat sangat emosional "ribuan ummat Muslim Rohingya Myanmar dibakar hidup-hidup oleh tentara kafir."

Benarkah demikian?

Sebuah riset sederhana menggunakan mesin pencari google yang saya baca menunjukkan bahwa foto tersebut ternyata bukan foto kekejaman terhadap etnis Rohingnya. Yang benar, foto itu adalah foto korban meninggal ketika bus berisi bahan bakar terguling dan meledak di Demokratik Republik Kongo, pada 2010, yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Setelah Lyudmila Vorobieva menulis surat itu, kini saya pun semakin diserang kegamangan atas kebenaran berita. Berita pelintiran dan pengetahuan (fakta) hari ini sama-sama memiliki ruang yang sama besar untuk menyelamatkan dan untuk menyesatkan manusia.

Sumber foto: dokumen pribadi
Sumber foto: dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun