Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Bersemi di Atap Dunia

17 Desember 2024   14:57 Diperbarui: 17 Desember 2024   14:57 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reza dan Ayzham: ilustrasi

Langit biru yang jernih membentang di atas Alichur, sebuah desa kecil di dataran tinggi Pamir, Tajikistan. Angin dingin yang menggigit membuat Reza, seorang petualang asal Indonesia, membenamkan tangan ke dalam saku jaketnya. Ia telah melewati jalan berliku Pamir Highway selama dua minggu, tetapi pemandangan di Alichur membuat lelahnya sirna. Pegunungan yang menjulang, hamparan padang rumput yang luas, dan kehidupan sederhana masyarakat etnik Kyrgyz yang tinggal di sini membawanya ke dunia yang terasa asing, namun menenangkan.

Namun, Reza tidak tahu bahwa perjalanannya kali ini akan mengubah hatinya selamanya.
Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama Reza dengan gadis Kyrgyz bernama Ayzhamal terjadi di pasar kecil di tengah desa. Ayzhamal sedang menjual susu kuda fermentasi, kumis, ketika Reza menghampiri. Ia tertarik mencicipi minuman khas itu, meskipun perutnya belum sepenuhnya yakin.

" ? (Kancha turat?)" tanya Reza, mencoba berbicara dalam bahasa Kyrgyz yang baru saja ia pelajari dari buku panduan.

Ayzhamal menatapnya dengan alis terangkat, lalu tertawa kecil. " ? (Ty govorish na kyrgyzskom?) Kamu bisa bahasa Kyrgyz?" tanyanya dalam bahasa Rusia.

". (Nemnogo.) Sedikit," jawab Reza canggung. "Saya dari Indonesia."
Ayzhamal tersenyum lebar. "Nama saya Ayzhamal," katanya dalam bahasa Rusia, melanjutkan dengan sopan. "Minumlah, kumis ini baik untuk kesehatan."

Rasa kumis yang asam membuat Reza mengerutkan dahi, tetapi senyum Ayzhamal membuatnya tetap meminum hingga tetes terakhir. Dari percakapan singkat itu, Reza tahu bahwa Ayzhamal adalah putri seorang penggembala ternak di Alichur. Ia menjual hasil ternak keluarganya di pasar dan juga membuat karpet tradisional yang indah.

Hari-hari berikutnya, Reza sering bertemu Ayzhamal. Ia mengajarinya bahasa Kyrgyz dasar, sementara Reza berbagi cerita tentang Indonesia, negara tropis yang begitu jauh dari salju abadi di Pamir. Keduanya semakin dekat, hingga perasaan cinta mulai tumbuh dalam hati Reza.

Baca juga: Rindu yang Tertunda

Namun, hubungan mereka tidak berjalan mulus. Kabar kedekatan Reza dan Ayzhamal menyebar di desa, dan tidak semua orang menyambutnya dengan hangat. Salah satu yang paling terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya adalah Maksat, pemuda Kyrgyz setempat yang sudah lama menyukai Ayzhamal.
Suatu sore, Maksat menghampiri Reza di luar rumah tamu tempatnya menginap. Dengan wajah tegang, ia berbicara dalam bahasa Rusia.

" . ? (Ty ne prinadlezhish syuda. Zachem ty zdes?) Kau bukan bagian dari tempat ini. Kenapa kau di sini?"
Reza, yang tidak sepenuhnya memahami maksud Maksat, hanya menjawab dengan nada tenang. 

" . . (Ya puteshestvennik. Mne nravitsya vash narod.) Saya hanya seorang petualang. Saya menyukai masyarakat di sini."

Maksat mendekat, sorot matanya dingin. " . . (Ty nichego ne znayesh o nas. Ostav' Ayzhamal v pokoye.) Kau tidak tahu apa-apa tentang kami. Jauhi Ayzhamal."

Reza merasa marah, tetapi ia tahu ia adalah orang luar di sini. Ia tidak ingin menimbulkan keributan. Namun, ancaman Maksat membuatnya marah.

Untuk menghindari konflik, Reza memutuskan melanjutkan perjalanan ke Murghab, sebuah kota kecil di tengah Pamir. Ia melihat pasar Murghab yang dipenuhi pedagang Kyrgyz dengan topi tradisional kalpak.

Di lembah Wakhan, ia menyusuri benteng Yamchun yang kuno, melihat pemandangan spektakuler pegunungan Hindu Kush yang membatasi Tajikistan dan Afghanistan. Tentu saja Ia pun sejenak mampir melepas lelah dengan berendam air hangat di pemandian Bibi Fatimah yang legendaris. 

Namun, pikirannya selalu kembali ke Alichur, ke wajah Ayzhamal yang penuh senyum.

Ketika ia kembali ke Alichur beberapa hari kemudian, ia menemukan Ayzhamal duduk di luar rumah keluarganya, menenun karpet. Gadis itu tersenyum ketika melihatnya, tetapi Reza tahu sesuatu telah berubah.

"Ayzhamal," kata Reza dalam bahasa Rusia. "Apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat sedih?"
Ayzhamal menatap Reza dengan mata yang basah. " , . (Moya sem'ya khochet, chtoby ya vyshla zamuzh za Maksimata.) Keluargaku ingin aku menikah dengan Maksat."
Reza terkejut. "Tapi... bagaimana dengan kita?"

"Aku tidak tahu," bisik Ayzhamal. "Di sini, keluarga yang memutuskan. Aku ingin memilihmu, tapi aku juga tidak ingin mengecewakan ayahku."

Hati Reza terasa remuk. Waktu yang ia miliki juga semakin sempit. Visanya hanya tersisa beberapa hari.

Di malam terakhirnya di Alichur, Reza menemui Ayzhamal di tepi padang rumput yang sepi.
"Aku harus pergi," katanya dengan suara berat. "Tapi aku tidak ingin meninggalkanmu seperti ini."
Ayzhamal menatapnya, air mata mengalir di pipinya. " ? (Ty vernesh'sya?) Kau akan kembali?"

Reza menggenggam tangan Ayzhamal dengan erat. " . . (Ya postarayus. Ya obeshchayu.) Aku akan berusaha. Aku berjanji."

Namun, sebelum mereka berpisah, kejutan datang. Ayah Ayzhamal muncul dari kegelapan, diikuti oleh Maksat. Ayahnya, seorang pria tua dengan wajah keras namun bijaksana, memandangi Reza lama sebelum akhirnya berkata dalam bahasa Kyrgyz.

" ? (Ty lyubish yeyo?) Kau mencintainya?"
Reza, yang memahami kata itu dari pelajaran Ayzhamal, menjawab tegas, ", . (Ooba, men any jakshy krm.) Ya, saya mencintainya."
Ayah Ayzhamal menghela napas panjang, lalu berkata, ", . (Meyli, byrok kaytyp kelishin kerek.) Baiklah, tapi kau harus kembali."
Reza tertegun, tidak percaya dengan izin itu. Maksat terlihat marah, tetapi ia tidak berkata apa-apa. Ayzhamal tersenyum penuh harapan.

", . (Poka, no ya vernus.) Selamat tinggal, tapi aku akan kembali," kata Reza sambil menatap Ayzhamal dengan mata penuh janji.

Saat ia meninggalkan desa keesokan harinya, hatinya terasa ringan. Ia tahu perjalanannya belum selesai. Cintanya pada Ayzhamal dan Pamir adalah alasan untuk kembali, menantang dunia demi cinta sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun