Namun, sebelum mereka berpisah, kejutan datang. Ayah Ayzhamal muncul dari kegelapan, diikuti oleh Maksat. Ayahnya, seorang pria tua dengan wajah keras namun bijaksana, memandangi Reza lama sebelum akhirnya berkata dalam bahasa Kyrgyz.
" ? (Ty lyubish yeyo?) Kau mencintainya?"
Reza, yang memahami kata itu dari pelajaran Ayzhamal, menjawab tegas, ", . (Ooba, men any jakshy krm.) Ya, saya mencintainya."
Ayah Ayzhamal menghela napas panjang, lalu berkata, ", . (Meyli, byrok kaytyp kelishin kerek.) Baiklah, tapi kau harus kembali."
Reza tertegun, tidak percaya dengan izin itu. Maksat terlihat marah, tetapi ia tidak berkata apa-apa. Ayzhamal tersenyum penuh harapan.
", . (Poka, no ya vernus.) Selamat tinggal, tapi aku akan kembali," kata Reza sambil menatap Ayzhamal dengan mata penuh janji.
Saat ia meninggalkan desa keesokan harinya, hatinya terasa ringan. Ia tahu perjalanannya belum selesai. Cintanya pada Ayzhamal dan Pamir adalah alasan untuk kembali, menantang dunia demi cinta sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H