Puas berada di tingkat Arupadatu, kami mulai turun setingkat demi setingkat. Â Saya sendiri memanfaatkan waktu ini untuk kembali berjalan searah jarum jam sambil menikmati relief yang ada. Berputar di tingkat demi tingkat ini memerlukan waktu lebih lama dibandingkan melakukan hal yang sama su bagian atas. Â
Konon relief relief ini memberitakan kehidupan sang Buddha yang terbagi dalam beberapa episode. Tapi saya tidak punya banyak waktu untuk menikmatinya dengan seksama. Namun kesunyian dan keheningan ketika berada di lorong-lorong di antara relief di dinding candi dan di pagar langkan, terkadang membuat diri seakan akan tidak sendiri. Â Seakan-akan ada makhluk lain yang terus mengawasi keberadaan saya di sana.
Pradaksina menjadi cara untuk merasakan Borobudur dengan cara yang lebih mendalam. Ritual ini membuka pintu bagi saya  untuk tidak hanya menikmati arsitektur candi, tetapi juga memahami Borobudur sebagai pusat spiritual yang membawa nilai universal tentang kedamaian, kebijaksanaan, dan penghormatan terhadap kehidupan.
Pradaksina di Borobudur bukan sekadar kegiatan ritual; ini adalah perjalanan jiwa yang melintasi waktu, menghubungkan  masa kini dengan masa ketika candi ini  dibangun  berabad-abad silam. Pradaksina adalah simbol dari perjalanan setiap manusia, sebuah perjalanan untuk memahami kehidupan, melepas keinginan, dan meraih pencerahan batin.
Tidak terasa saya sudah berada kembali di tingkat pertama, dimana terdapat sepasang singa yang ukiran nya seperti belum selesai. Menurut pak Iwan, kondisi sepasang singa itu memang seperti itu dan buka karena sudah aus dimakan zaman.
Setelah kembali turun ke pelayaran candi, saya mulai melihat-lihat prasasti yang ditandatangani Presiden Soeharto sebagai tanda peresmian restorasi Borobudur pada 1983. Juga ada lagi sebuah prasasti yang berisi nama-nama pekerja dan tim yang memungkinkan restorasi itu selesai. Uniknya prasasti ini baru dibuat dan ditandatangani oleh menteri Nadiem Makarim pada September 2022.
Tidak jauh, ada  lagi sebuah monumen berbentuk tugu kecil yang merupakan peringatan atas pekerja yang membersihkan  candi Borobudur dari debu akibat erupsi Merapi pada 2010.