Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pagi di Borobudur

29 Oktober 2024   10:45 Diperbarui: 29 Oktober 2024   11:59 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Candi Borobudur ini dikelilingi delapan gunung," demikian penjelasan Pak Iwan sambil menyebut nama-nama gunung itu, antara lain Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing Sindoro, Menoreh dan Tidar.

Dari sini pula kita bisa melihat Hotel Amanjiwo, salah satu hotel mewah di sekitar Borobudur dan juga Punthuk Setumbu, salah satu tempat menarik untuk melihat matahari terbit dengan latar belakang candi Borobudur.

Stupa induk : dokpri
Stupa induk : dokpri


Berada di tingkat paling atas Borobudur dengan latar pemandangan stupa induk dengan hanya  rombongan kecik kami yang terdiri dari 8 orang,  memberikan kesempatan untuk menikmati ketenangan, merefleksikan makna dari candi ini, dan benar-benar merasakan pengalaman spiritual yang mungkin tak bisa dirasakan dalam keramaian.

Sejenak kami terdiam, menghirup udara segar pagi dan menikmati momen-momen hening itu. Rasanya Borobudur berbicara kepada kami, bercerita tentang sejarah, keagungan, dan kedamaian yang terpancar dari setiap batu yang tersusun rapi.

Stupa dan stupa: dokpri
Stupa dan stupa: dokpri


Saya menikmati momen demi momen dengan melakukan pradaksina, yaitu gerakan jalan searah jarum jam mengelilingi baik stupa paling atas maupun deretan stupa di arupadatu.  

pak Iwan kemudian meminta kami turun dua tingkat untuk sampai di sudut tenggara candi dan menikmati vista stupa induk yang dikelilingi stupa stupa yang menakjubkan. Salah satu stupa bibi Arman terbuka dengan patung Buddha yang sedang bersila.

Kemudian dikisahkan juga tentang peristiwa kelam pada 1985 ketika ada letusan bom di candi ini yang merusak beberapa stupa di kawasan ini.  

Cerita yang tidak kalah menarik adalah ketika membahas tentang mitos Kuntobimo, yaitu kepercayaan masyarakat lokal bahwa pengunjung yang berhasil menyentuh bagian tertentu dari patung Buddha yang ada di dalam stupa akan memperoleh kebergantungan.

Namun sekarang pengunjung sudah dilarang untuk menginjak stupa, apalagi memasukkan tangan melewati relung berbentuk belah ketupat untuk menyebut patung.  Pak Iwan juga sempat bercerita tentang insiden yang terjadi pada 2010 ketika kepala seorang balita sempat masuk ke dalam stupa ketika orang tuanya sibuk ingin menyentuh patung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun