Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Amir Timur di Antara Kita dan Mereka

23 Oktober 2024   13:20 Diperbarui: 23 Oktober 2024   13:27 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi banyak sejarawan Barat, Amir Timur digambarkan sebagai seorang penakluk yang tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Kekuasaannya dibangun di atas mayat ribuan orang yang menjadi korban ambisinya untuk memperluas wilayah. 

Tidak berlebihan, Jika Amir Timur sering ditempatkan  dalam kategori yang sama dengan Genghis Khan atau Attila the Hun---sebagai sosok penakluk yang membawa kehancuran di wilayah yang ia taklukkan.

Dengan mengenal Amir Timur dari dua sudut yang berbeda ini saya banyak belajar untuk lebih bijak dalam mempelajari sejarah dan juga menilai tokoh-tokoh besar yang pernah ada. Tidak usah memuja sekaligus tidak usah pula memaki.

Perbedaan pandangan antara Timur sebagai pahlawan di Timur dan tiran di Barat mencerminkan bagaimana sejarah sering kali ditulis oleh pihak yang berbeda-beda. Di Uzbekistan dan Asia Tengah, Timur dipandang sebagai sosok yang membawa stabilitas, menyatukan wilayah yang terpecah-pecah, dan memajukan peradaban. Pembangunan kota Samarkand dan berbagai proyek infrastruktur lainnya menunjukkan sisi lain dari Timur sebagai pemimpin yang visioner.

Namun, di Barat, Timur dilihat dari perspektif korban-korbannya---kota-kota yang dihancurkan dan penduduk yang dibantai. Kekejaman militernya menjadi warisan yang sulit dilupakan oleh mereka yang wilayahnya pernah ditaklukkan oleh Timur.

Kunjungan ke Amir Timur Square memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana sosok Amir Timur dipandang dari sudut pandang yang berbeda. Di satu sisi, ia adalah pahlawan besar yang membawa kejayaan bagi Uzbekistan dan Asia Tengah. Namun, di sisi lain, ia adalah sosok yang ditakuti dan dibenci di Barat karena kekejaman militernya.

Bagi saya, kunjungan ini menjadi pengingat bahwa sejarah selalu memiliki banyak sisi. Amir Timur, seperti banyak tokoh besar lainnya, adalah figur yang kompleks, dan pandangan kita terhadapnya tergantung pada perspektif yang kita ambil. Di Uzbekistan, ia akan selalu menjadi simbol kebesaran dan kejayaan, sementara di Barat, kisah kekejamannya akan terus menjadi bagian dari narasi sejarah yang lebih luas.

Bahkan Julukan "Timur si Pincang" atau "Tamerlane" berasal dari bahasa Persia "Timur-e Lang", yang secara harfiah berarti Timur yang pincang. Nama ini mencerminkan kondisi fisik Amir Timur (Tamerlane), yang diyakini menderita cedera parah pada kaki dan tangannya selama masa mudanya, membuatnya mengalami cacat fisik yang permanen.

Menurut banyak sumber sejarah, Timur memang benar-benar mengalami cacat fisik, khususnya di kakinya, yang membuatnya berjalan pincang. Cedera ini diduga terjadi selama pertempuran atau dalam serangan terhadap wilayah musuh. 

Meskipun kondisi ini mungkin tampak sebagai kelemahan, Timur tetap menjadi salah satu penakluk terbesar dalam sejarah. Kekurangannya secara fisik tidak menghalangi ambisi dan keterampilan militernya, bahkan ia berhasil menguasai wilayah yang sangat luas di Asia Tengah, Persia, dan sebagian India.

Kisah tentang cacat fisiknya sering kali diromantisasi oleh para penulis sejarah sebagai simbol bagaimana Timur mampu mengatasi keterbatasannya untuk mencapai kejayaan yang luar biasa. Meski begitu, cacat fisik ini juga menjadi salah satu alasan mengapa Barat memberikan julukan "Tamerlane," yang merujuk pada kondisi pincangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun