Indonesia pada saat ini dalam proses untuk memuntahkan ibukota negara dari Jakarta ke IKN atau yang dinamakan Nusantara. Gagasan memudahkan ibu kota ini sendiri sudah dicetuskan sejak lebih 5 tahun lalu oleh Jokowi walau wacana pindah ibukota sudah ada sejak zaman Orde Lama.
Pemindahan ibu kota suatu  negara adalah langkah besar yang diambil bukan hanya oleh Indonesia, melainkan sudah ada beberapa negara lain yang bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan, baik itu dalam hal pemerataan pembangunan, kepadatan populasi, politik, maupun isu lingkungan.
Yuk kita simak contoh negara yang telah berhasil memindahkan ibu kota mereka dan menciptakan pusat pemerintahan baru yang sukses, sementara ada juga lainnya yang masih berjuang menghadapi tantangan besar dalam proses tersebut.
Berikut adalah delapan negara yang telah memindahkan ibu kota mereka:
1. Brasil -- Braslia
Kalau berbicara tentang pindah ibu kota, maka Brasil adalah contoh sukses paling ikonik. Â
Dulu, Â Rio de Janeiro adalah ibu kota Brasil, sebuah kota cantik yang sangat terkenal dengan keindahan dan juga patung Christ the Redeemer nya. Akan tetapi kota ini kian lama kian padat sehingga pada tahun 1960, Brasil memindahkan ibu kotanya ke Braslia.
Tujuan utama pemindahan ini adalah untuk mendorong pembangunan di wilayah tengah Brasil, mengurangi kepadatan di pesisir, dan menyebarkan pembangunan ekonomi ke seluruh negara. Mirip sekali dengan alasan Indonesia memindahkan ibukota ke pulau Kalimantan.
Kota Braslia dirancang oleh arsitek terkenal, Oscar Niemeyer, dan menjadi contoh perencanaan kota modern. Kota ini dirancang dengan konsep futuristik dan merupakan contoh nyata dari implementasi rencana tata kota yang sistematis.
Pemindahan ibu kota ke Braslia dianggap sukses karena kota ini tumbuh kemudian tumbuh dan berkembang menjadi pusat pemerintahan yang stabil dan berfungsi sebagaimana direncanakan. Tentu saja pada awalnya, banyak orang yang nyinyir dan menentang karena biaya yang sangat mahal. Â Sekali lagi serupa walau tidak sama dengan di ngeri kita ini.
2. Kazakhstan -- Astana (sekarang Nur-Sultan)
Kazakhstan memindahkan ibu kotanya dari Almaty ke Astana pada tahun 1997. Pemindahan ini dilakukan karena Almaty, yang terletak di wilayah selatan dekat perbatasan, menghadapi risiko gempa bumi dan memiliki ruang terbatas untuk ekspansi. Astana, yang kemudian berganti nama menjadi Nur-Sultan, terletak di bagian utara Kazakhstan dan menawarkan lebih banyak ruang untuk pertumbuhan serta menjadi lebih strategis secara geopolitik. Â kota Almaty sendiri merupakan ibu kota Kazakhstan sejak negeri itu masoh berstatus sebagai republik Soviet.
Keberhasilan pemindahan ibu kota ini didukung oleh pembangunan infrastruktur besar-besaran, dan Astana kini menjadi pusat pemerintahan serta bisnis yang terus berkembang. Meskipun pemindahan ini memerlukan investasi besar, kota ini berkembang pesat dengan gedung-gedung modern dan berfungsi sebagai simbol kemajuan Kazakhstan. Â
Uniknya ibukota baru ini sempat berganti nama dari Astana menjadi Nur Sultan dan kemudian menjadi Astana kembali.
3. Australia -- Canberra
Australia memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Sydney dan Melbourne pada awal abad ke-20. Kedua kota tersebut bersaing untuk menjadi ibu kota, dan untuk mengatasi perdebatan ini, pemerintah memilih Canberra, yang terletak di antara kedua kota besar tersebut, sebagai solusi kompromi. Â Bahkan diadakan sayembara untuk merancang cetak biru kota Canberra.
Canberra dirancang dengan sangat hati-hati oleh arsitek Walter Burley Griffin dari Amerika Serikat. Sejak saat itu, kota ini tumbuh menjadi pusat pemerintahan yang efisien dengan kehidupan masyarakat yang tenang. Walaupun begitu Canberra hingga saat ini memang tetap menjadi kota yang tenang dan nyaman dan banyak memiliki universitas yang terkenal seperti Australian National University. Â Sementara Sydney dan Melbourne tetap menjadi kota bisnis dan Wisata yang paling ramai. Dan status Canberra sendiri sejajar dengan negara bagian lainnya dna disebut dengan nama Australia Capital Territory.
Pemindahan ibu kota ini dipandang sebagai keputusan sukses karena Canberra mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat pemerintahan nasional, meskipun tanpa populasi yang besar.
4. Malaysia -- Putrajaya
Malaysia memindahkan pusat administrasi pemerintahannya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya pada akhir 1990-an. Alasan utama pemindahan ini adalah untuk mengurangi tekanan di Kuala Lumpur, yang sudah sangat padat, dan juga untuk menciptakan kota yang dirancang khusus sebagai pusat pemerintahan.
Putrajaya dibangun dengan infrastruktur modern dan dirancang dengan konsep kota pintar dan ramah lingkungan. Meskipun Kuala Lumpur tetap menjadi ibu kota resmi dan pusat bisnis, Putrajaya kini menjadi pusat pemerintahan, dengan mayoritas kantor-kantor pemerintah Malaysia berlokasi di sana.
Putrajaya memang tidak dirancang untuk berkembang menjadi kota metropolitan karena lokasinya juga tidak jauh dari Kuala Lumpur dan hanya menampung kantor-kantor pemerintahan. Â Kasusnya hampir mirip dengan Jonggol yang pada masa akhir Orde Baru sepat santer akan menjadi ibukota administratif untuk meringankan beban Jakarta.
5. Myanmar -- Naypyidaw
Myanmar memindahkan ibu kotanya dari Yangon ke Naypyidaw pada tahun 2005. Pemindahan ini dilakukan secara tiba-tiba dan alasan di baliknya tidak sepenuhnya jelas, meskipun ada spekulasi terkait dengan kepentingan strategis militer serta politik.
Meskipun Naypyidaw kini berfungsi sebagai ibu kota, kota ini masih belum mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan, dan banyak penduduk serta aktivitas ekonomi tetap berpusat di Yangon. Pemindahan ini dianggap berhasil dalam konteks fungsional sebagai ibu kota politik, tetapi belum mencapai kesuksesan penuh dalam menarik populasi atau menjadi pusat ekonomi.
Pemindah ibukota ini termasuk sangat misterius dan banyak komentar atau teori konspirasi yang mengatakan bahwa ada juga unsur klenik dan mistis yang ikut berperan. Â Hingga kini, kota Naypyidaw menjadi salah satu ibukota negara ASEAN yang misterius.
6. Pakistan -- Islamabad
Islamabad menggantikan Karachi sebagai ibu kota Pakistan pada tahun 1960-an. Pemindahan ini dilakukan dengan alasan keamanan dan untuk memindahkan pusat pemerintahan lebih dekat ke wilayah utara, yang dianggap lebih strategis dan aman dari ancaman pantai.
Islamabad dirancang oleh arsitek Yunani, Constantinos Apostolou Doxiadis, dan berkembang menjadi pusat politik yang stabil dan aman. Meskipun pemindahan ini memakan waktu dan biaya yang cukup besar, Islamabad dianggap sebagai contoh keberhasilan dalam perencanaan ibu kota baru, yang tidak hanya fungsional tetapi juga indah secara estetika.
Bagi yang pernah berkunjung le Islamabad, banyak yang berkomentar bahwa kota ini bagaikan negeri lain jika dibandingkan dengan kota kota lain di Pakistan seperti Karachi atau Lahore.
7. India -- New Delhi
Meskipun New Delhi secara teknis merupakan bagian dari Delhi, pemindahan pusat pemerintahan dari Kolkata ke New Delhi pada tahun 1911 adalah langkah penting dalam sejarah India. Pemindahan ini dilakukan oleh pemerintah kolonial Inggris, yang melihat Delhi sebagai lokasi yang lebih strategis.
New Delhi dirancang oleh arsitek Inggris, Sir Edwin Lutyens, dan sejak kemerdekaan India, kota ini tumbuh menjadi pusat pemerintahan yang dinamis dan salah satu ibu kota paling penting di dunia. Pemindahan ini dianggap sukses karena New Delhi tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga simbol kebesaran India.
Uniknya setelah satu abad lebih, New Delhi pun tumbuh menjadi kota besar yang ikut menanggung terlalu banyak penduduk dari negeri yang sekarang memiliki penduduk terbanyak di muka bumi ini.
8. Turki -- Ankara
Turki memindahkan ibu kotanya dari Istanbul ke Ankara pada tahun 1923 setelah berdirinya Republik Turki. Pemindahan ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Atatrk, pendiri republik, dengan tujuan untuk memusatkan kekuasaan lebih dekat ke jantung Anatolia, yang lebih mudah dipertahankan dan simbolik bagi identitas Turki yang baru.
Ankara, yang sebelumnya merupakan kota kecil, berkembang pesat dan menjadi pusat politik serta administratif Turki. Meskipun Istanbul tetap menjadi pusat ekonomi dan budaya, Ankara memainkan peran kunci sebagai pusat pemerintahan, yang mencerminkan cita-cita modernitas Atatrk. Pemindahan ini dianggap sukses dan Ankara tetap menjadi ibu kota yang stabil hingga kini.
Kota Istanbul, mantan ibukota Usmaniyah yang jaya tetap bersinar sebagai kota terbesar dan pusat bisnis, budaya dan juga wisata di Turkiye.
Berdasarkan 8 contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pemindahan ibu kota adalah langkah besar yang membutuhkan perencanaan matang dan investasi besar.
Negara-negara yang berhasil memindahkan ibu kota umumnya melakukannya dengan tujuan jangka panjang, seperti pemerataan pembangunan, peningkatan keamanan, dan efisiensi administrasi. Meski ada tantangan, keberhasilan negara-negara seperti Brasil, Kazakhstan, dan Australia menunjukkan bahwa pemindahan ibu kota bisa menjadi strategi yang efektif dalam menghadapi tantangan pembangunan dan geopolitik.
Jadi bagaimana dengan Indonesia, apakah kamu setuju dengan pindahnya ibukota? Apakah Indonesia akan berhasil atau gagal? Hanya waktu yang akan membuktikan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H