New Delhi dirancang oleh arsitek Inggris, Sir Edwin Lutyens, dan sejak kemerdekaan India, kota ini tumbuh menjadi pusat pemerintahan yang dinamis dan salah satu ibu kota paling penting di dunia. Pemindahan ini dianggap sukses karena New Delhi tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga simbol kebesaran India.
Uniknya setelah satu abad lebih, New Delhi pun tumbuh menjadi kota besar yang ikut menanggung terlalu banyak penduduk dari negeri yang sekarang memiliki penduduk terbanyak di muka bumi ini.
8. Turki -- Ankara
Turki memindahkan ibu kotanya dari Istanbul ke Ankara pada tahun 1923 setelah berdirinya Republik Turki. Pemindahan ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Atatrk, pendiri republik, dengan tujuan untuk memusatkan kekuasaan lebih dekat ke jantung Anatolia, yang lebih mudah dipertahankan dan simbolik bagi identitas Turki yang baru.
Ankara, yang sebelumnya merupakan kota kecil, berkembang pesat dan menjadi pusat politik serta administratif Turki. Meskipun Istanbul tetap menjadi pusat ekonomi dan budaya, Ankara memainkan peran kunci sebagai pusat pemerintahan, yang mencerminkan cita-cita modernitas Atatrk. Pemindahan ini dianggap sukses dan Ankara tetap menjadi ibu kota yang stabil hingga kini.
Kota Istanbul, mantan ibukota Usmaniyah yang jaya tetap bersinar sebagai kota terbesar dan pusat bisnis, budaya dan juga wisata di Turkiye.
Berdasarkan 8 contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pemindahan ibu kota adalah langkah besar yang membutuhkan perencanaan matang dan investasi besar.
Negara-negara yang berhasil memindahkan ibu kota umumnya melakukannya dengan tujuan jangka panjang, seperti pemerataan pembangunan, peningkatan keamanan, dan efisiensi administrasi. Meski ada tantangan, keberhasilan negara-negara seperti Brasil, Kazakhstan, dan Australia menunjukkan bahwa pemindahan ibu kota bisa menjadi strategi yang efektif dalam menghadapi tantangan pembangunan dan geopolitik.
Jadi bagaimana dengan Indonesia, apakah kamu setuju dengan pindahnya ibukota? Apakah Indonesia akan berhasil atau gagal? Hanya waktu yang akan membuktikan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H