2. Kazakhstan -- Astana (sekarang Nur-Sultan)
Kazakhstan memindahkan ibu kotanya dari Almaty ke Astana pada tahun 1997. Pemindahan ini dilakukan karena Almaty, yang terletak di wilayah selatan dekat perbatasan, menghadapi risiko gempa bumi dan memiliki ruang terbatas untuk ekspansi. Astana, yang kemudian berganti nama menjadi Nur-Sultan, terletak di bagian utara Kazakhstan dan menawarkan lebih banyak ruang untuk pertumbuhan serta menjadi lebih strategis secara geopolitik. Â kota Almaty sendiri merupakan ibu kota Kazakhstan sejak negeri itu masoh berstatus sebagai republik Soviet.
Keberhasilan pemindahan ibu kota ini didukung oleh pembangunan infrastruktur besar-besaran, dan Astana kini menjadi pusat pemerintahan serta bisnis yang terus berkembang. Meskipun pemindahan ini memerlukan investasi besar, kota ini berkembang pesat dengan gedung-gedung modern dan berfungsi sebagai simbol kemajuan Kazakhstan. Â
Uniknya ibukota baru ini sempat berganti nama dari Astana menjadi Nur Sultan dan kemudian menjadi Astana kembali.
3. Australia -- Canberra
Australia memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Sydney dan Melbourne pada awal abad ke-20. Kedua kota tersebut bersaing untuk menjadi ibu kota, dan untuk mengatasi perdebatan ini, pemerintah memilih Canberra, yang terletak di antara kedua kota besar tersebut, sebagai solusi kompromi. Â Bahkan diadakan sayembara untuk merancang cetak biru kota Canberra.
Canberra dirancang dengan sangat hati-hati oleh arsitek Walter Burley Griffin dari Amerika Serikat. Sejak saat itu, kota ini tumbuh menjadi pusat pemerintahan yang efisien dengan kehidupan masyarakat yang tenang. Walaupun begitu Canberra hingga saat ini memang tetap menjadi kota yang tenang dan nyaman dan banyak memiliki universitas yang terkenal seperti Australian National University. Â Sementara Sydney dan Melbourne tetap menjadi kota bisnis dan Wisata yang paling ramai. Dan status Canberra sendiri sejajar dengan negara bagian lainnya dna disebut dengan nama Australia Capital Territory.
Pemindahan ibu kota ini dipandang sebagai keputusan sukses karena Canberra mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat pemerintahan nasional, meskipun tanpa populasi yang besar.
4. Malaysia -- Putrajaya
Malaysia memindahkan pusat administrasi pemerintahannya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya pada akhir 1990-an. Alasan utama pemindahan ini adalah untuk mengurangi tekanan di Kuala Lumpur, yang sudah sangat padat, dan juga untuk menciptakan kota yang dirancang khusus sebagai pusat pemerintahan.
Putrajaya dibangun dengan infrastruktur modern dan dirancang dengan konsep kota pintar dan ramah lingkungan. Meskipun Kuala Lumpur tetap menjadi ibu kota resmi dan pusat bisnis, Putrajaya kini menjadi pusat pemerintahan, dengan mayoritas kantor-kantor pemerintah Malaysia berlokasi di sana.