Perjalanan dengan bus lumayan menyenangkan dengan pemandangan yang cukup indah. Pertama melewati kawasan bandara Hong Kong dengan pemandangan berbagai pesawat yang sedang  parkir.Â
Tidak lama kemudian jembatan mulai membentang di laut lepas dan uniknya, jembatan dengan tiga lajur di satu arah ini arah jalannya di sebelah kanan walau baik Hong Kong maupun Makau, kendaraan berjalan di sebelah kiri. Mungkin menyesuaikan dengan arah berkendara di Tiongkok yang di sebelah kanan.Â
Di pertengahan jalan, jembatannya seakan-akan menghilang karena ada sebuah pulau dan bus melewati terowongan di bawah laut selama beberapa kilometer sebelum akhirnya kembali muncul ke permukaan dan membentang di atas jembatan langsung menuju ke Makau dan Zhuhai. Â Â
Ketika mendekat daratan, jembatan bercabang dua, yang satu menuju Zhuhai dan yang satu lagi menuju Makau. Bus kami mengambil arah yang menuju Makau dan tidak lama kemudian tiba di terminal di Makau. Â Â
Turun dari bus, kami berjalan menuju imigrasi. Yang membedakan dengan Hong Kong, hanyalah petunjuk yang menggunakan Bahasa Portugis selain tulisan dalam Aksara Kanji dan bahasa Inggris. Â
Pemeriksaan imigrasi di Makau juga berlangsung lancar, tanpa mengisi formulir dan pertanyaan, Paspor juga tidak dicap seperti di Hong Kong dan hanya diberikan kertas kecil alias slip kedatangan dengan tanggal kedatangan dan izin tinggal selama 30 hari. Â Slip ini harus dijaga karena bila ingin menginap di hotel di Makau harus ditunjukkan di hotel dan juga digunakan ketika meninggalkan Makau.
Di terminal kedatangan kami sempat mencari apakah ada shuttle bus gratis ke hotel sebagai mana banyak tersedia di Pelabuhan feri. Namun ternyata tidak tersedia dan ada oinformasi bahwa kami dapat naik bus 102X dengan ongkos 6 Pataca yang bisa juga menggunakan Hong Kong Dollar. Kami berjalan menuju terminal bus dengan santai.
Tiba-tiba saja seorang lelaki berusia empat puluh tahunan langsung menegur dan menanyakan ke mana tujuan kami. Uniknya lelaki itu tidak menegur dengan bahasa Inggris, Mandarin, atau bahasa Kanton, melainkan langsung dengan bahasa Jawa. Mungkin karena mendengar kami berbicara dalam bahasa Indonesia.
Dia mengaku memiliki kendaraan mini bus mirip Alphard yang ditunjukkan fotonya kepada kami dan siap mengantar ke hotel, menitipkan koper dan bagasi dan langsung mengantar ke berbagai tempat wisata di Makau baik Leal Senado, Ruins of St. Paul serta ke Pulau Taipa dengan ongkos 400 HKD per orang sampai sore atau malam hari. Karena kami menolak dia bahkan langsung memberikan diskon hingga harga 1200 Hong Kong Dollar saja.