Proses pelatihan dibagi menjadi dua kelompok. Pertama 6 orang penerbang, dan kemudian beberapa penerbang lain dan peserta tambahan. Dengan demikian saya bisa menyaksikan jalannya pelatihan terlebih dahulu sebelum benar-benar ikut ditenggelamkan dan kemudian keluar dari helikopter dengan selamat.
Helikopter diposisikan beberapa meter di atas permukaan air. Kemudian para peserta mulai masuk ke dalam dan menempati posisi masing-masing.
Instruktur kembali menjelaskan proses pelatihan terutama ketika helikopter akan tenggelam dengan peringatan : ditching, ditching. Para peserta kemudian mengambil nafas dengan posisi agar hidung tidak menghirup air, menahan nafas dan ketika helikopter sudah ada di dalam air satu persatu peserta keluar dari dalam air dan berenang ke tepian kolam.
Proses pelatihan dilakukan beberapa kali dengan beberapa simulasi termasuk pintu helikopter yang ditutup dan kita harus membuka pintu terlebih dahulu sebelum keluar dan juga ada sebagian yang harus mendobrak jendela serta keluar melalui lubang jendela yang tidak terlalu besar.
Melihat dan mengamati proses pelatihan ini ternyata cukup menarik. Namun bagaimana jika mengalaminya sendiri?
Pada sesi kedua, tiba giliran kami untuk langsung mencebur ke kolam dan kemudian naik ke dalam helikopter.
Di sini instruktur kembali menjelaskan teknis mengambil dan menahan nafas, membuka sabuk pengaman, membuka pintu atau mendobrak jendela sebelum akhirnya secara perlahan helikopter mulai ditenggelamkan.
“Ditching, ditching, ditching,”teriak seorang instruktur dan secara perlahan saya melihat tubuh helikopter mulai dipenuhi air. Secara perlahan saya mulai mengambil dan menahan nafas seperti yang diajarkan sebelumnya.
Selama beberapa detik pertama sempat ada rasa panik, namun setelah itu saya ingat apa yang harus dilakukan, yaitu membuka sabuk pengaman dan kemudian keluar melalui pintu yang sudah ditentukan.
Saya dan peserta lainnya berhasil keluar dari helikopter dalam waktu sekitar sepuluh atau dua puluh detik saja.