Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cara Menyelamatkan Diri dari Helikopter yang Tenggelam di Dalam Air

28 Juli 2024   09:24 Diperbarui: 28 Juli 2024   10:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kalau kita naik pesawat terbang atau helikopter, tentunya kemungkinan untuk mengalami kecelakaan ataupun pendaratan darurat di air tetap ada walaupun sangat kecil.  

Untuk menghadapi kemungkinan ini, Lakespra Saryanto memiliki fasilitas yang lengkap untuk pelatihan bagi para penerbang TNI serta juga terbuka untuk penerbang sipil.

Alat Selam: dokpri
Alat Selam: dokpri


Pada hari kedua anjangsana  di Lakespra Saryanto, kami bukan saja menyaksikan dan meliput  proses pelatihan, melainkan juga diizinkan untuk menjadi peserta. Suatu pengalaman yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Sekitar pukul 7.30 pagi, saya sudah kembali di Lakespra dan setelah ijin di gardu langsung menuju ke fasilitas HUET (Helicopter Underwater Escape Training) yang lokasinya di bagian belakang kompleks Lakespra dengan pemandangan latar belakang Menara Saidah yang tinggi angkuh menjulang. Melihat menara ini mau tidak mau saya teringat akan bermacam kisah misteri yang menyelimutinya.

Di sini sudah siap para pelatih dan juga penyelam lengkap dengan peralatan nya.  Rupanya untuk berjaga-jaga seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama pelatihan.

 Bina Kelas: dokpri
 Bina Kelas: dokpri


Mula-mula kami mengikuti Bina kelas selama sekitar 30 menit.  Pak Toro memberikan presentasi sekaligus memutarkan film dokumenter tentang proses pelatihan HUET. Juga diberikan beberapa  tips  keselamatan agar proses pelatihan berjalan lancar. Diantaranya cara mengambil nafas, sebelum helikopter tenggelam ,menentukan jalan keluar paling dekat, dan cara membuka tali penyelamat.  Juga dijelaskan lokasi lokasi yang mungkin berbahaya karena mungkin saja baling baling helikopter masih berputar.

Setelah itu, peserta diajak untuk latihan senam ringan bersama untuk melenturkan otot, dan memakai sepatu khusus.  Sebelum naik ke helikopter dilakukan persiapan sejenak di tepian kolam.  

Bersiap: dokpri
Bersiap: dokpri


Proses pelatihan dibagi menjadi dua kelompok. Pertama 6 orang penerbang, dan kemudian beberapa penerbang  lain dan peserta tambahan. Dengan demikian saya bisa menyaksikan jalannya pelatihan terlebih dahulu sebelum benar-benar ikut ditenggelamkan dan  kemudian keluar dari helikopter dengan selamat.

Helikopter diposisikan beberapa meter di atas permukaan air. Kemudian para peserta mulai masuk ke dalam dan menempati posisi masing-masing.

Instruktur  kembali menjelaskan proses pelatihan terutama ketika helikopter akan tenggelam dengan peringatan : ditching, ditching. Para peserta kemudian mengambil nafas dengan posisi agar hidung tidak menghirup air, menahan nafas dan ketika helikopter sudah ada di dalam air satu persatu peserta keluar dari dalam air dan berenang ke tepian kolam.

Suasana di kolam: dokpri
Suasana di kolam: dokpri


Proses pelatihan dilakukan beberapa kali dengan beberapa simulasi termasuk pintu helikopter yang ditutup dan kita harus membuka pintu terlebih dahulu sebelum keluar dan juga ada sebagian yang harus mendobrak jendela serta keluar melalui lubang jendela yang tidak terlalu besar.  

Melihat dan mengamati proses pelatihan ini ternyata cukup menarik.  Namun bagaimana jika mengalaminya sendiri?

Pada sesi kedua, tiba giliran kami untuk langsung mencebur ke kolam dan kemudian naik ke dalam helikopter.  

Di sini  instruktur kembali menjelaskan teknis mengambil dan menahan  nafas, membuka sabuk pengaman, membuka pintu atau mendobrak jendela sebelum akhirnya secara perlahan helikopter mulai ditenggelamkan.

“Ditching, ditching, ditching,”teriak seorang instruktur dan secara perlahan saya melihat tubuh helikopter mulai dipenuhi air.  Secara perlahan saya mulai mengambil dan menahan nafas seperti yang diajarkan sebelumnya.

Selama beberapa detik pertama sempat ada rasa panik, namun setelah itu saya ingat apa yang harus  dilakukan, yaitu membuka sabuk pengaman dan kemudian keluar melalui pintu yang sudah ditentukan.

Saya dan peserta lainnya berhasil keluar dari helikopter dalam waktu sekitar sepuluh atau dua puluh detik saja.

Sampai di titik ini, saya mulai  merasakan asyiknya pelatihan ini.  Dan ketika proses latihan diulang beberapa kali dengan simulasi membuka pintu dan jendela, prosesnya jauh lebih lancar, tenang dan sekaligus dapat dinikmati.  

Dengan mengakhiri pelatihan ini, setidaknya nya kami memiliki  pengalaman langsung bagaimana rasanya tenggelam di dalam badan helikopter dengan posisi duduk terikat sabuk pengaman dan kemudian dengan tenang dan tertib bisa keluar ke permukaan air dengan selamat.  

Siapa sangka , ikut HUET itu sangat menyenangkan dan memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk semua peserta.

Foto bersama: Lakespra 
Foto bersama: Lakespra 

Setelah pelatihan selesai, semua peserta berkumpul untuk berfoto bersama dengan para instruktur.  Kami  juga sempat minta izin untuk berenang sejenak di kolam renang yang sangat nyaman karena kedalamannya sekitar 5 meter dengan air yang jernih dan biru.

 Bersama Ka Lakespra : lakespra 
 Bersama Ka Lakespra : lakespra 


Setelah berbilas dan berganti pakaian, pak Jamas mengajak kami berkunjung ke  Kepala Lakespra yaitu Marsma TNI. dr. Adhantoro Rahadyan.

Pada kesempatan ini  diadakan acara ramah tamah dan serah terima plakat.

Sekitar pukul 11  pagi, kunjungan ke Lakespra secara resmi diakhiri dengan kenangan yang tidak terlupakan mengikuti pelatihan HUET.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun