Hujan rintik-rintik masih membasahi tanah di sekitar Petamburan. Namun kami juga masih semat berkunjung ke sebuah bangunan berbentuk rumah kecil yang berada di belakang museum. Ternyata ini adalah rumah abu tentara Jepang yang dimakamkan di Petamburan. Ini jelas ada pada sebuah papan informasi yang ada di dinding bangunan.Â
Bahkan menurut mbak Ira pula di kompleks TPU ini juga masih ada beberapa makam orang Yahudi. Sayang letaknya agak jauh sehingga kami tidak berkunjung ke sana. Mbak Ira hanya memperlihatkan foto dan menjelaskan cara orang Yahudi berziarah, yaitu dengan meletakan batu kerikil di atas pusara. Alasannya karena kerikil lebih awet dan tahan lama dibandingkan bunga yang cepat layu.
Sekitar satu setengah jam kami berada di mausoleum ini. Sebuah masuoeluem seorang tokoh yang munkgin sekarang sama sekali tidak dikenal, Namun mausoleumnya tetap abadi di tengah padatnya kota Jakarta. Semoga monument keabadian cinta ini tetap lestari dan tidak akan berubah di telan masa.
Sayang stastusnya sendiri sekarang belum dijadikan cagar budaya. Â Bukankah, tempat ini pun bisa menjadi salah satu tujuan wisata alternatif yang cukup menarik baik buat wisatawan Nusantara atau wisatawan mancanegara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H