Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Garis Batas 18: Hangatnya Tari dan Joget di Silk Road Complex

9 Oktober 2023   11:45 Diperbarui: 9 Oktober 2023   12:26 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Silk Road Complex: Dokpri

Singkatnya dengan mampir ke sini, kita bagaikan sudah berkunjung mengeliling Uzbekistan, ada Central Street dimana kita dapat melihat bangunan dari berbagai era, baik kekaisaran Parthian yang berkuasa sekitar abad ke 3 Sebelum Masehi, bangunan era Yunani dan tentu saja bangunan ikonik era keemasan Islam di Asia Tengah.  Kita seakan-akan berjalan dan mengunjungi bukan hanya Samarkand, melainkan juga Bukhara, Khiva, Fergana, Tashkent, Korezm, Karapalkastan dan tempat-tempat lain di Uzbekistan.

Kubah dan Menara: Dokpri
Kubah dan Menara: Dokpri

Suara musik yang riang gembira menyambut kami tepat di sebuah amfiteater yang ramai tepat di seberang replika Ulughbek Obesravatory.   Musik dengan irama kombinasi Hindustan dan Timur Tengah berdentum riang. Sebagian pengunjung mulai menari dan berjoget dengan riang. Lelaki, perempuan, tua dan muda ikut menari dengan penuh tawa dan senyum dan bukan hanya di depan panggung , melainkan di tempat duduk amfiteater  yang bertingkat-tingkat.   Kami kemudian ikut duduk di kursi amfi teater yang paling depan dan menyaksikan tarian dengan latar belakang replika Ulughbek Obesvatory, teropong Bintang yang dibangun oleh cucu Amir Timur.

Replika Ulughbek Observatory: Dokpri
Replika Ulughbek Observatory: Dokpri

Di kejauhan, di bagian atas amfiteater, saya melihat Mas Agus usdah dikeliling oleh emak-emak Uzbek yang mengajaknya menari.  Walau mula-mula enggan,  Mas Agus akhirnya ikut  menari. Bahkan salah seorang nenek  berusia sekitar 60 tahun kemudian memeluk Mas Agus, pelukan hangan bak seorang ibu yang sudah lama tidak berjumpa dengan putranya. 

Amfiteater: Dokpri
Amfiteater: Dokpri

Musik terus bermain dengan jenaka. Orang yang menari kian banyak. Seorang lelaki berusia sekitar 45 atau 50 tahun menari dengan bersemangat sambil mengajak siapa pun yang ada di dekatnya untuk ikut menari dan berjoget.  Tanpa terasa saya pun akhirnya ikut menari dengan gembira.  Di bagian lain deretan perempuan berusia lebih 50 tahun, ada sekitar 10 orang juga menari bersama membentuk grup penari yang juga tidak kalah menghibur baik para penari sendiri maupun para penonton yang terkadang ikut bertepuk tangan dengan riang.   Tampaknya, tidak ada  ruang untuk duka dan sedih di tempat ini pada malam ini.

Mas Agus sedang Joget: Dokpri
Mas Agus sedang Joget: Dokpri

Singkatnya  malam itu kami merasakan kehangatan dan ketulusan penduduk kota Samarkand atau Uzbekistan dalam menyambut para wisatawan dan orang-orang yang baru dikenal. Setelah menari sebagian dari mereka pun mulai mengajak mengobrol  walau dengan segala keterbatasan bahasa.

Tua muda ikut menari: Agustinus Wibowo
Tua muda ikut menari: Agustinus Wibowo

Karena kami masih ingin menyaksikan pertunjukan Laser 3  D di Registan Square, disepakati melalaui Whatsup Group bahwa sekitar pukul 8 kami akan berkumpul di Replika Chorsiu Bazaar untuk kemudian sama-sama ke Registan Square.  Masih ada waktu sekitar setengah jam, lagi dan saya menggunakan kesempatan ini untuk berkeliling melihat-lihat kawasan Eternal City ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun