Singkatnya dengan mampir ke sini, kita bagaikan sudah berkunjung mengeliling Uzbekistan, ada Central Street dimana kita dapat melihat bangunan dari berbagai era, baik kekaisaran Parthian yang berkuasa sekitar abad ke 3 Sebelum Masehi, bangunan era Yunani dan tentu saja bangunan ikonik era keemasan Islam di Asia Tengah. Â Kita seakan-akan berjalan dan mengunjungi bukan hanya Samarkand, melainkan juga Bukhara, Khiva, Fergana, Tashkent, Korezm, Karapalkastan dan tempat-tempat lain di Uzbekistan.
Suara musik yang riang gembira menyambut kami tepat di sebuah amfiteater yang ramai tepat di seberang replika Ulughbek Obesravatory.  Musik dengan irama kombinasi Hindustan dan Timur Tengah berdentum riang. Sebagian pengunjung mulai menari dan berjoget dengan riang. Lelaki, perempuan, tua dan muda ikut menari dengan penuh tawa dan senyum dan bukan hanya di depan panggung , melainkan di tempat duduk amfiteater  yang bertingkat-tingkat.  Kami kemudian ikut duduk di kursi amfi teater yang paling depan dan menyaksikan tarian dengan latar belakang replika Ulughbek Obesvatory, teropong Bintang yang dibangun oleh cucu Amir Timur.
Di kejauhan, di bagian atas amfiteater, saya melihat Mas Agus usdah dikeliling oleh emak-emak Uzbek yang mengajaknya menari.  Walau mula-mula enggan,  Mas Agus akhirnya ikut  menari. Bahkan salah seorang nenek  berusia sekitar 60 tahun kemudian memeluk Mas Agus, pelukan hangan bak seorang ibu yang sudah lama tidak berjumpa dengan putranya.Â
Musik terus bermain dengan jenaka. Orang yang menari kian banyak. Seorang lelaki berusia sekitar 45 atau 50 tahun menari dengan bersemangat sambil mengajak siapa pun yang ada di dekatnya untuk ikut menari dan berjoget.  Tanpa terasa saya pun akhirnya ikut menari dengan gembira.  Di bagian lain deretan perempuan berusia lebih 50 tahun, ada sekitar 10 orang juga menari bersama membentuk grup penari yang juga tidak kalah menghibur baik para penari sendiri maupun para penonton yang terkadang ikut bertepuk tangan dengan riang.  Tampaknya, tidak ada  ruang untuk duka dan sedih di tempat ini pada malam ini.
Singkatnya  malam itu kami merasakan kehangatan dan ketulusan penduduk kota Samarkand atau Uzbekistan dalam menyambut para wisatawan dan orang-orang yang baru dikenal. Setelah menari sebagian dari mereka pun mulai mengajak mengobrol  walau dengan segala keterbatasan bahasa.
Karena kami masih ingin menyaksikan pertunjukan Laser 3 Â D di Registan Square, disepakati melalaui Whatsup Group bahwa sekitar pukul 8 kami akan berkumpul di Replika Chorsiu Bazaar untuk kemudian sama-sama ke Registan Square. Â Masih ada waktu sekitar setengah jam, lagi dan saya menggunakan kesempatan ini untuk berkeliling melihat-lihat kawasan Eternal City ini.