Kami kemudian memulai perjalanan di Kampung Toegoe dengan berkunjung ke rumah Toeoge , Berjalan di trotoar sempit sambil terus harus memperhatikan truk besar yang melintas. Menurut Mpok Yuli, pada saat Gubernur Ahok, sempat ada wacana untuk mengembangkan Kampung Tugu sebagai destinasi unggulan Jakarta Utara, salah satunya adalah dengan melarang truk peti kemas melintas. Namun wacana ini terbang menghilang bersama lengsernya Ahok karena kasus penistaan agama.
Di Roumah Tugu, kami disambut oleh keturunan  keluarga Michele sebagai pewaris rumah ini. Rumah ini sendiri sedang dalam proses untuk menjadi Living Museum. Demikian keterangan Nyonya rumah yang menyambit.  Kemudian Arthur Michiel juga menjelaskan sekilas mengenai Sejarah rumah ini ketika banjir pernah hamoir tenggelam.
Perjalanan di Roemah Toegoe kemudian diakhiri dengan pertunjukan beberapa Lagu Keroncong bak dalam bahasa Belanda , Kreol (Campuran Portugis) dan juga bahasa Indonesia dengan musik yang mendayu-dayu. Sangat sedap dan menyegarkan di telinga alunan keroncong ini. Â Sebelumnya Arthur juga memperkenalkan tim pemain musik serta penyanyi tamu yang kebetulan datang dari negeri Belanda. Keroncong Tugu ini juga sangat terkenal dan sering pentas baik di dalam negeri maupun Manca negara.Â
Selain Keroncong Toegoe, ternyata ada sekitar 5 grup keroncong yang juga memainkan musik yang sama sekaligus melestarikan jenis music ini. Walau sering disebut music om-om atau opa-opa, music keroncong ternyata juga digemari oleh anak muda dan kaum remaja.
Tujuan terakhir kami hari itu adalah mampir ke rumah tempat berbagai jenis kuliner khas Kampung Tugu telah disiapkan sekaligus makan siang. Menu makan siang adalah Gado-Gado khas Kampung Toegoe dengan bumbu kacangnya yang lezat. Â Selain itu juga ada kue sejenis Nagasari yang unik karena isinya pepaya, Kue apem dengan kinca dan juga ketan unti. Semua jenis kuliner ini kita coba dengan lahab nya. Wah ternyata sangat lezat sekaligus mengakhir kunjungan di Kampung Toegoe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H