Banyak juga masyarakat umum yang kurang mengenal ajaran Khong Hu Cu berpendapat bahwa dalam agama ini tidak ada konsep Tuhan karena yang disembah adalah bermacam-macam dewa yang hadir dalam bentuk patung-patung yang ada di kelenteng. Â Selain itu munculnya film-film mengenai Sun Go Kong si Raja Kera atau juga Dewi Kwan Im memperkuat asumsi tersebut.Â
Namun dalam diskusi di Hok Tek Tjeng Sin ini juga dijelaskan, bahwa ajaran Khong Hu Cu mengenal konsep Tuhan yang disebut dengan beberapa nama. Namun yang paling sering digunakan adalah sebutan Tian untuk Tuhan. Â Kata Tian sendiri sering diterjemahkan dengan langit atau Heaven dalam Bahasa Inggris untuk menunjuk tempatnya di atas, mulia, dan maha luas. Â Selain itu sering juga kata Tuhan ini disebut dengan Shang Di yang berasal dari kata Di yang berarti sang pencipta semesta alam dan kata Shang yang berarti maha Tinggi.Â
Karena itu Tuhan sendiri tidak berwujud dan tidak boleh digambarkan dalam bentuk apa pun seperti patung. Â Jadi kalau umat beribadah ke kelenteng, maka pertama-tama yang dilakukan adalah berdoa dengan menggunakan dupa atau hio yang ditancapkan di bejana atau hiolo. Â Hio atau dupa ini memiliki asap yang kemudian naik ke langit sebagai perlambang bahwa doa itu akan diantar ke langit. Â
3. Menyembah Patung.
Kalau kita ke kelenteng, biasanya terdapat banyak lilin dan patung serta asap dupa. Karena itu banyak yang menganggap bahwa umat Khong Hu Cu menyembah patung-patung tersebut. Â Ternyata patung-patung yang ada di kelenteng ada beberapa macam dan jenis. Yang terdapat di altar utama adalah sosok orang suci baik sosok nyata atau pun dewa dewi yang dianggap sebagai pelindung kelenteng tersebut. Sebagai contoh Bio Hok Tek Tjeng Sin di Kebayoran Lama ini memiliki Hok Tek Tjeng Sin atau Dewa perdagangan sebagai pelindung. Â Di altar terapat banyak patung yang menggambarkan dewa ini dalam berbagai ukuran. Â Â
Selain itu di kelenteng juga sering ada patung berbagai dewa atau dewi lainnya yang sangat dihormati dalam kepercayaan orang Tionghoa. Misalnya saja Dewi Kwan Im yang dianggap sebagai Dewi Welas Asih. Kadang juga ada patung Guan Yi atau Kwan Kong, salah satu jenderal terkenal dalam Kisah Tiga Negara atau Sam Kok yang merupakan sebuah roman sejarah Karangan Luo Guan Zhong yang dalam bahasa Mandarin berjudul San Guo Yan Yi. Â
Patung-patung ini ada di dalam kelenteng Hok Tek Tjeng Sin ini dan biasanya juga sangat dihormati oleh para umat yang datang untuk beribadah sehingga setelah bersembahyang di depan hiolo utama, mereka juga mampir ke altar para orang suci atau dewa dewi ini. Â Selain itu di bagian belakang atau dapur kelenteng juga ada lagi Dewa Dapur yang Bernama Zhao Jun atau pada papan nama di kelenteng ini tertulis Tjau Kun Kong. Â Konon Dewa Dapur merupakan dewa yang sangat dihormati karena bisa memberikan rezeki. Â Karena itu ada sebagian orang yang bersembahyang ke dewa dapur setelah bersembahyang ke Tian dan baru setelah itu bersembahyang memang dupa di dewa-dewa yang lain.Â
Jadi ketika mereka bersembahyang tersebut, tujuannya adalah menghormati dewa atau sosok orang yang dianggap telah sangat berjasa dan bukan untuk menyembahnya. Demikian penjelasan Kak Putra lagi.Â
4. Tidak Ada Kitab Suci