Demikian juga dengan di beberapa kota besar lainnya, DI Quanzhou, bahkan cukup jauh dari pusat kota. Namun akhirnya dengan dibangunnya stasiun di lokasi tersebut, kawasan sekitarnya akan cepat berkembang dan kemudian dibangun transportasi massal untuk menghubungkannya dengan pusat kota.
Selain lokasi yang relatif berada di luar kota, stasiun kereta cepat juga sering berada di kawasan Bandara seperti di bandara Hongqiao di Shanghai.
Demikian sekilas pendapat dan alasan mengapa stasiun kereta cepat Jakarta Bandung tidak dibangun di pusat kota. Namun yang perlu disampaikan di sini juga adalah fakta bahwa Tiongkok pada saat ini sudah memiliki jaringan kereta cepat yang mencapai hampir seluruh pelosok negeri yang maha luas. Konon panjang jalur kereta cepat sudah mencapai hampir 50 ribu kilometer dan hingga saat ini terus dibangun.
Dengan panjang jalur tersebut bahkan jika seluruh panjang jalur kereta cepat di luar Tiongkok digabungkan pun, masih kalah panjangnya.
Sementara, jalur pertama kereta cepat di Tiongkok pun mirip dengan Jakarta Bandung, yaitu antara Beijing dan Tianjin yang bahkan memiliki jarak sedikit lebih pendek dari Halim-Tegal Luar.
Jalur ini diresmikan pada 2008 lalu untuk menyambut Olimpiade 2008 yang diselenggarakan di Beijing. Dan sejak itu Tiongkok terus mengembangkan kereta cepatnya bukan hanya di dalam negeri melainkan juga di luar negeri.
Selain Indonesia, ada beberapa negara termasuk Arab Saudi dan Turki yang juga sudah membangun kereta cepat menggunakan teknologi dari Tiongkok.
Bagaimana pendapat pembaca, apa setuju dengan lokasi stasiun kereta cepat di Padalarang dan Tegal Luar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H