Kereta Cepat Jakarta Bandung sebentar lagi akan beroperasi pada 18 Agustus 2023 setelah dibangun dalam waktu hampir delapan tahun dan sering menuai banyak kontroversi pro dan kontra. Sekarang, masyarakat sudah sering melihat rangkai gerbong yang Bernama EMU dan CIT hilir mudik dari Stasiun Tegal Luar hingga ke Halim dengan kecepatan penuh mulai dari 350 Km per jam hingga mencapai kecepatan teknis maksimal 385 Km per jam.
Seperti biasa, ada yang memuji dan bangga karena Indonesia akan segera memulai era baru transportasi yang merupakan sebuah lompatan teknologi.Namun tidak sedikit pula yang mengkritik karena dianggap menghabiskan uang negara, berhutang, biaya membengkak, dan juga kian membuat Indonesia tergantung atau bahkan terjebak dalam perangkap hutang Tiongkok. Sebuah negeri yang memang selalu dan sering dianggap negatif oleh sebagai golongan masyarakat.
Ketika diumumkan bahwa kereta cepat ini akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menjajalnya selama 90 hari dengan gratis pun, banyak yang antusias ingin mencoba, tetapi banyak pula yang takut mencoba karena menganggap produk Tiongkok kurang bagus dan sering kecelakaan.
Namun yang paling banyak mengundang kritik adalah lokasi jalur kereta dan stasiun yang berada bukan di pusat kota.
Kereta Cepat Halim Padalarang, demikian sebagian masyarakat sering secara skeptis menjuluki Kereta Cepat Indonesia China yang sering juga disebut Kereta Cepat Jakarta Bandung karena memang menghubungkan kedua kota penting di tanah air ini.
Sudah menjadi fakta bahwa sejak awal jalur kereta cepat ini memang bukan menghubungkan Stasiun Gambir dengan Stasiun Bandung yang berada di pusat kota Jakarta dan Bandung melainkan pada awalnya dirancang memiliki emat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Walini dan Tegal Luar. Namun dengan alasan praktis, akhirnya stasiun Walini diubah menjadi stasiun Padalarang.Â
Yuk kita ulik sekilas beberapa alasan mengapa stasiun-stasiun kereta api cepat ini tidak berada di pusat kota melainkan di pinggiran kota atau bahkan di luar kota seperti Tegal Luar yang jauh dari Bandung.Â
1. Biaya
Membangun stasiun kereta cepat dan jalur menuju pusat kota akan memakan biaya yang lebih mahal untuk pembebasan lahan. Tentunya kita tahu bahwa jalur kereta cepat ini sebagian besar menggunakan lahan kosong yang ada di sisi jalan tol dari Halim hingga Tegal Luar.
Dengan rute yang sekarang saja, biaya pembebasan lahan akan membengkak. Saya tidak bisa membayangkan kalau kereta cepat harus masuk sampai Gambir, Manggarai, atau bahkan juga Stasiun Bandung. Berapa biaya, waktu dan juga kemacetan yang akan ditimbulkan dalam proses pembangunan.
2. Merangsang pembangunan transportasi massal
Dengan adanya stasiun kereta cepat di Padalarang dan Tegal Luar, maka ini akan menantang pemerintah untuk segera mewujudkan transportasi massal di kawasan metropolitan Bandung.
Sudah saatnya kota sebesar Bandung memiliki MRT atau LRT Bandung Raya yang pernah direncanakan namun hingga kini belum terwujud. Untungnya sudah ada jalur kereta lama yang menghubungkan Stasiun Bandung dan Padalarang, dan angkutan ini akhirnya ditingkatkan untuk difungsikan sebagai feeder bagi kereta cepat.
3. Mengembangkan kawasan Ekonomi Baru
Dengan dibangunnya stasiun kereta cepat di luar kota, maka kawasan sekitarnya dipastikan akan ikut berkembang dengan cepat. Yang sudah pasti penumpang yang berasal dari kawasan sekitar stasiun akan lebih mudah bepergian ke Jakarta. Kita tentunya sudah tahu bahwa kawasan Padalarang sendiri merupakan daerah yang secara ekonomi memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.
Dengan demikian, kehadiran kereta cepat di kawasan Padalarang akan memberikan dampak positif yang luar biasa pada kedua kawasan tersebut. Mereka bisa mencapai Jakarta dalam watu kurang dari satu jam dibandingkan dengan mobil yang lebih dari dua jam atau dengan kereta api yang lebih dari 3 jam.
Sementara itu, kawasan Tegal Luar juga sangat dekat dengan kawasan Jatinangor yang merupakan kawasan pusat pendidikan dimana banyak universitas dan sekolah tinggi berlokasi.
Dengan adanya stasiun di Tegal Luar tentunya kawsan Jatinangor akan semakin mudah dicapai dibandingkan harus naik kereta ke Bandung. Perekonomian di kawasan Jatinangor yang sela mini sudah berkembang dengan banyaknya universitas di sana, akan semakin cepat tumbuh dengan hadirnya stasiun Tegal Luar.
4. Mencontoh Tiongkok
Nah, ini yang mungkin agak sedikit penuh kontroversi. Ya, di Tiongkok juga sebagian stasiun Kereta Cepat berlokasi tidak terlalu di pusat kota.
Di Beijing misalnya salah satu stasiun kereta cepat berada di Beijing South Railway Station yang berada di sebelah selatan kota.
Demikian juga dengan di beberapa kota besar lainnya, DI Quanzhou, bahkan cukup jauh dari pusat kota. Namun akhirnya dengan dibangunnya stasiun di lokasi tersebut, kawasan sekitarnya akan cepat berkembang dan kemudian dibangun transportasi massal untuk menghubungkannya dengan pusat kota.
Selain lokasi yang relatif berada di luar kota, stasiun kereta cepat juga sering berada di kawasan Bandara seperti di bandara Hongqiao di Shanghai.
Demikian sekilas pendapat dan alasan mengapa stasiun kereta cepat Jakarta Bandung tidak dibangun di pusat kota. Namun yang perlu disampaikan di sini juga adalah fakta bahwa Tiongkok pada saat ini sudah memiliki jaringan kereta cepat yang mencapai hampir seluruh pelosok negeri yang maha luas. Konon panjang jalur kereta cepat sudah mencapai hampir 50 ribu kilometer dan hingga saat ini terus dibangun.
Dengan panjang jalur tersebut bahkan jika seluruh panjang jalur kereta cepat di luar Tiongkok digabungkan pun, masih kalah panjangnya.
Sementara, jalur pertama kereta cepat di Tiongkok pun mirip dengan Jakarta Bandung, yaitu antara Beijing dan Tianjin yang bahkan memiliki jarak sedikit lebih pendek dari Halim-Tegal Luar.
Jalur ini diresmikan pada 2008 lalu untuk menyambut Olimpiade 2008 yang diselenggarakan di Beijing. Dan sejak itu Tiongkok terus mengembangkan kereta cepatnya bukan hanya di dalam negeri melainkan juga di luar negeri.
Selain Indonesia, ada beberapa negara termasuk Arab Saudi dan Turki yang juga sudah membangun kereta cepat menggunakan teknologi dari Tiongkok.
Bagaimana pendapat pembaca, apa setuju dengan lokasi stasiun kereta cepat di Padalarang dan Tegal Luar?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI