Selain itu di halaman dekat pagoda ini juga terdapat beberapa pavilion atau gazebo cantik beratap susun dua. Pada atap ini ada hiasan berukir sepasang naga. Tiangnya empat buah yang juga dicat warna merah dan di lantai terhampar karpet dengan gambar motif mandala.
Masih di sekitar halaman terdapat patung kura-kura dengan parasati di punggungnya. Seperti saya pernah melihat di Makam kaisar Ming di pinggiran kota Beijing, kura-kura ini melambangkan panjang umur dan pada prasasti itu tertulis nama-nama donatur baik dalam aksara Hanzi maupun Latin.
Tidak jauh dari pohon Bodhi ini juga terdapat 3 patung dewa-dewa yang ada pada mitologi Tiongkok. Sayang saya tidak tahu namanya.
Selain itu juga terapan sebuah tugu berbentuk obelisk yang dinamakan Tugu Ashoka. Tugu ini merupakan replika Tugu Raja Ashoka yang ada di India dan hidup sekitar abad ke 4 sebelum Masehi. Konon tugu ini merupakan lambang keberagaman dan toleransi.
Dan di bagian tengah kompleks vihara ini ada sebuah lapangan yang kalau dilihat dari atas rancangan mirip dengan Mandala Candi Borobudur yang cantik dan megah.
Saya pun kembali ke titik awal perjalanan, yaitu gerbang Sanchi setelah berkelana di kompleks vihara dalam kesunyian yang menenteramkan hati.
Saya melirik jam tangan dan menyadari bahwa saya sudah berada di sini sekitar satu setengah jam.
Satu setengah jam hang membawa kedamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H