Dari pintu gerbang Sanchi saya berjalan berbelok ke arah kiri dan bertemu dengan bangunan cantik bertingkat dua dengan atap bersusun yang di puncaknya terdapat hiasan berbentuk stupa.
Bangunan ini bernama Dhammasala yang merupakan bangunan pusat atau inti dari vihara ini. Di sini biasanya dilaksanakan puja bhakti, penahbisan samanera-bhikku dan juga menjadi tempat samadi.Â
Sementara di lantai bawah merupakan tempat yang berfungsi sebagai ruang serba guna. Saya sempat mengintip baik ruang utama di lantai atas maupun ruang di lantai bawah, tetapi siang itu memang sedang sepi dan tidak ada kegiatan apa-apa.
Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke deretan bangunan berbentuk pondok yang disebut Kuti Samadhi. Pondok yang cantik dan dindingnya terbuat dari kayu ulin ini merupakan tempat kediaman para samanera -baikku dan juga tempat menginap umat yang sedang berlatih samadhi dan meditasi. Oh ya, samanera-bhikkhu sendiri memiliki makna calon bhikku.
Di sebelah pondok ini ada sebuah bangunan yang berfungsi sebagai perpustakaan dan tidak jauh dari sana ada lagi bangunan berlantai dua yang disebut Kuti Bhikkhu yang merupakan tempat tinggal para bhikku.
Saya terus berjalan dan kemudian melihat deretan tugu batu yang berjumlah delapan tiang yang berjejer rapi. Ini adalah Tugu Ariya Attangika Magga yang melambangkan delapan jalan kebenaran untuk menuju Nibanna atau kebahagiaan tertinggi.
Di dekat sini juga terdapat patung Buddha berwarna kuning keemasan yang sedang tidur. Ini adalah Buddha Parinibbana yang menggambarkan saat kematian Sang Buddha di antara dua pohon Sala.
Kemudian sampailah saya di depan pagoda yang menjadi ikon vihara ini. Pagoda yang bahkan sudah tampak dari kejauhan.