Jamaah sholat zuhur kebetulan tidak terlalu ramai, hanya ada tiga saf sesuai dengan lantai masjid yang ditutup karpet warna hijau.Â
Di dinding dekat mimbar tidak terdapat banyak hiasan, hanya ada jam digital yang menunjukkan waktu salat.  Mimbarnya terbuat dari kayu jati dan memiliki undakan dengan hiasan ornamen  cantik warna keemasan.Â
Di dekatnya juga bersender sebuah tongkat yang biasa dipegang khatib sewaktu salat Jumat. Â Konon mimbar ini merupakan hadiah dari Sultan Pontianak.Â
Selain mimbar, ada sebuah partisi dari kayu  yang juga hadiah dari Sultan  Di sebelahnya  ada sebuah jam berbentuk almari yang biasa disebut Grandfather's Clock.
Mihrab lumayan cantik berbentuk gapura kecil dengan hiasan ukiran bukan bintang warna emas di atas bagian tengah dan lafal Allah dan Muhammad yang mengapitnya.
Selesai salat  saya sempatkan melihat ke sekeliling masjid. Di beranda  terdapat sebuah beduk yang lumayan besar. Selain beduk baru yang masih dipakai, ada juga beduk lama yang hanya disimpan karena sudah tidak layak pakai lagi.Â
Di sebelah barat ada makam yang ditutup kain hijau. Ternyata ini adalah makam Syarifah Babah Kecil yang merupakan salah satu keturunan Nabi yang mewakafkan tanahnya untuk membangun Masjid ini.Â
Kata Babah ini konon berasal dari kata Hubabah yang merupakan versi mutsanah atau perempuan untuk kata habib.Â
Di dekat  pintu masuk masjid yang bergaya neoklasik ini ada sebuah prasasti yang menjelaskan bahwa ini adalah bangunan bersejarah yang sudah dinyatakan menjadi cagar budaya.