Mohon tunggu...
Muhamad Taufik Poli
Muhamad Taufik Poli Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Pembangunan Indonesia Manado

Studi Ilmu Politik Email: taufikpoli0805@gmail.com Manado, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Robert Owen, Si Kapitalis yang Humanis

10 Februari 2019   16:56 Diperbarui: 10 Februari 2019   17:41 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum Karl Marx memikirkan konsep sosialisme, sudah ada terlebih dahulu memikirkan sosialisme yang menurut Marx mereka adalah pemikir sosialis utopis. Walaupun begitu dari mereka banyak memengaruhi pemikiran Marx tentang sosialisme.

Babeuf, Saint Simon, Rober Owen, Proudhon, Hess dan lain-lain merupakan para pemikir sosialisme purba sebelum Marx. Tetapi fokus nya kali ini hanya membahas tentang Robert Owen yang unik.

Sebagaimana cita-cita sosialisme yang ditegaskan oleh Theimer, "Kekayaan dunia ini merupakan milik semua, bahwa pemilikan bersama lebih baik daripada milik pribadi. Pemilikan bersama, menurut ajaran ini, akan menciptakan dunia yang lebih baik, membuat sama situasi ekonomis semua orang, meniadakan antara miskin dan kaya, menggantikan usaha mengejar milik pribadi dengan kesejahtraan umum. Dengan demikian sumber segala keburukan sosial akan dihilangkan, tidak ada lagi perang semua menjadi saudara".

Pada saat zaman emas sebelum abad pencerahan, manusia hidup tanpa kepemilikan pribadi. Semua bekerja atas dasar kehidupan bersama suatu komunitas tertentu. Setelah abad pencerahan, industrialisasi yang semakin pesat dan mendorong perubahan zaman membuat manusia mengenal hak milik dan semakin memperkaya diri sehingga muncul kelas-kelas sosial.

Akibat kondisi ekonomi kapitalisme yang eksploitatif yang jauh dari humanisme ini membuat Robert Owen (1771-1858) memperjuangkan cita-cita sosialismenya. Walaupun seorang pengusaha, ia cenderung humanis kepada buruh.

Robert Owen adalah anak seorang pedagang kecil. Dalam umur 19 tahun ia sudah memimpin sebuah pabrik permintalan. Melalui perkawinannya, ia memiliki dan menjadi pimpinan pabrik tekstil besar.

Dalam hidupnya ia menciptakan organisasi sosial dan pendidikan yang bertujuan membebaskan kaum buruh dari kemelaratan, kehinaan, dan kemerosotan moral.

Owen prihatin atas nasib anak-anak yang mengenaskan pada waktu itu yang harus bekerja di pabrik tekstil sejak berumur enam tahun selama 14-16 jam perhari.

Sebagai pengusaha yang manusiawi dan sosial, ia berusaha meyakinkan kepada pengusaha lain dan kaum bangsawan bahwa tatanan industrial, sistem keuangan, upah, dan pendidikan perlu direformasi.

Untuk mempertegas dan meyakinkan mereka, ia berargumentasi bahwa, reformasi itu tidak hanya menguntungkan bagi kaum buruh, melainkan juga bagi kaum kapitalis itu sendiri dan masyarakat.

Dalam melakukan gebrakan reformasinya, Owen langsung mengadakan berbagai perbaikan sosial pada 2000 buruh pabriknya, yang 500 antaranya anak-anak, yang pada waktu itu merupakan hal yang tidak biasa dalam sistem kapitalisme.

Ia memperbaiki perumahan, mendirikan sekolah, dan membuka toko kebutuhan sehari-hari dengan murah. Ini kemudian membuat semangat kerja dan hasil kerja para buruh meningkat. Dengan begitu, Owen berhasil membuktikan bahwa upah dan kondisi kerja yang baik tidak mesti merugikan perusahaan.

Pada saat zaman postmoderen seperti sekarang dengan ciri ekonomi kapitalis yang semakin jauh dari humanisme dan semakin destruktif juga eksploitatif, reformasi ekonomis yang dialakukan owen terhadap buruhnya adalah utopia semata.

Owen juga memperjuangkan perundangan sosial yang maju, seperti perlindungan pekerja, pembatasan buruh anak, dan inspeksi berkala oleh negara. Menurut owen, watak manusia bukan tanggung jawabnya sendiri, melainkan ditentukan oleh lingkungan sosial atau lingkungan pekerjaannya terlebih khusus.

Menurut owen, keadaan sosial yang lebih baik akan menciptakan manusia yang lebih baik pula. Reformasi pendidikan harus disertai reformasi sistem kerja. Kaum kapitalis berkepentingan agar buruh-buruh mereka dapat hidup manusiawi. Peningkatan pendapatan buruh menurut owen akan menguntungkan perusahaan karena buruh akan dapat membeli lebih banyak barang produksinya.

Namun, seiring proses berjalan, Owen menyadari bahwa percuma mengharapkan diadakannya reformasi sosial semata-mata dari penambahan pengetahuan para pengusaha. Perbaikan nasib hanya akan terjadi apabila dilakukan oleh buruh itu sendiri.

Apabila reformasi sosial terjadi, tidak ada lagi diskursus sosial buruh dan karena itu pula tidak ada lagi ancaman hukuman ataupun hukuman mati.

Praktis, Owen langsung mencoba mempraktikkan apa yang diperjuangkannya: ia mendirikan komunitas-komunitas dan koperasi-koperasi teladan, makanya ia disebut-sebut sebagai bapak koperasi. Tahun 1825 ia mendirikan pemukiman sosialis di Amerika, namun akhirnya gagal.

Setelah kembali dari Amerika, Berkat sosialisme nya Owen diangkat sebagai pimpinan oleh serikat buruh dan koperasi yang semakin kuat di Inggris. 

Seorang kapitalis seperti Owen merupakan refleksi bagi kaum kapitalis saat ini. Dimana berpegang teguh pada kemanusiaan sebagai wujud humanisme terhadap buruhnya.

Kapitalisme, walaupun pada teorinya tidak mementingkan kepentingan manusia, tapi setidaknya ada suatu unsur simbiosis mutualisme yang humanis kepada pekerja. 

Sebagai perwujudan kapitalisme humanis, Robert Owen patut di tiru. Sosialisme yang ia perjuangkan adalah humanis, berbeda denga pemikir sosialis lainnya. Berbeda dengan sosialis revolusioner yang radikal atas tindakan yang banyak memengaruhi Marx, pendekatan Owen begitu jauh dari kesan radikal.

Walaupun Karl Marx menganggap sosialisme Robert Owen dan lain-lain adalah utopis semata, namun, tindakan humanis seorang kapitalis terhadap buruhnya adalah hal yang sedikit membantah kapitalisme mengabaikan kepentingan pekerja dan cenderung individualistik.

Taufik Poli

10.02.19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun