Revolusi Mental
Pejabat atau PNS/ASN saat ini sudah saatnya diingatkan kembali akan kampanye awal Presiden ketika awal menjabat dahulu. Semangat revolusi mental agaknya telah mengendur seiring berjalannya waktu.
Pejabat dan perangkat negara kita seharusnya meneladani nilai-nilai revolusi mental yang memiliki integritas (jujur, dipercaya, dan berkarakter), kerja keras (etos kerja, data saing, optimis, inovatif dan produktif) dan gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, berorientasi pada kemaslahatan)
Semangat Ramadan dan Pesan Berharga
Pejabat kita mestinya menyadari bahwa Ramadan adalah ajang pembelajaran hamba kepada Tuhannya. Semangat Ramadan adalah semangat mengayomi masyarakat utamanya yang lemah dan papa sesuai arahan Presiden.
Pejabat yang menderita lapar dahaga saat puasa hendaknya SADAR DIRI - begitulah hal yang dirasakan masyarakat tidak berpunya. Jangankan hendak bukber di cafe, hotel, hall mewah, untuk mengisi perut sejengkal dengan sesuap nasi saja masih jauh dari kata sedia.
Anggaran buka bersama menembus angka ratusan juta hingga bermiliar-miliar rupiah memakai uang rakyat tentulah ironi di atas ironi dari semangat yang ingin dipetik dari Ramadan ini.
Garis-bawahilah pesan Presiden untuk hidup sederhana ketika Ramadan dan semoga dapat dibawa ketika di luar bulan Ramadan sehingga tidak lagi mengiris hati dengan aksi hedon pamer kekayaan dan kenikmatan di hadapan jutaan rakyat Indonesia.
Pelajaran Bagi Kita Masyarakat Umum
Ketika pemerintah menekankan Ramadan penuh keberkahan dengan kesederhanaan - sebaiknya kita masyarakat luas dapat mengambil pelajaran. Pelajaran apa? Bahwa kita juga harus berlaku sederhana. Tidak hedon dan berlebih-lebihan. Jika pejabat negara kita boleh jadi belum bisa menjadi contoh, maka kita bisa memberikan contoh kepada mereka untuk hidup sederhana dan melewati Ramadan dengan sederhana.