Tanpa polusi cahaya dari kota, kamu bisa melihat galaksi Bimasakti membentang di atas kepala. Waktu terbaik untuk menikmati suasana ini adalah setelah pukul 21.00 WIB, terutama jika kamu beruntung berada di musim bertelur penyu.
Menurut Badruddin, tokoh lokal yang mengelola kelompok konservasi penyu, penyu-penyu mulai naik ke daratan sekitar pukul 21.00 hingga 05.00 WIB, tergantung pada pasang surut laut. Bayangkan betapa magisnya menyaksikan penyu bertelur di bawah langit berbintang.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengamatan ini membutuhkan kesabaran dan kehati-hatian. Penyu sangat sensitif terhadap cahaya dan suara. Jadi, hindari penggunaan lampu terang atau membuat kebisingan yang dapat mengganggu mereka.
Konservasi Penyu: Tantangan dan Harapan
Meskipun Pantai Lambaro menjadi surga bagi para penyu, ancaman tetap ada. Selain predator alami seperti biawak dan babi, aktivitas manusia juga menjadi salah satu penyebab berkurangnya populasi penyu. Pengambilan telur untuk konsumsi atau dijual adalah tantangan besar yang perlu diatasi.
Fakta yang cukup memilukan, beberapa telur penyu masih dikonsumsi atau diperjualbelikan dengan harga murah. Untuk telur penyu belimbing, misalnya, hanya dihargai Rp5.000 per butir. Sementara itu, telur penyu lekang dihargai Rp4.000. Padahal, keberadaan penyu sangat penting untuk ekosistem laut.
Peningkatan kesadaran masyarakat lokal dan wisatawan menjadi kunci untuk melindungi spesies ini. Kamu bisa turut berperan dengan mendukung program-program konservasi, baik melalui donasi, edukasi, atau sekadar tidak membeli telur penyu.
Harapan Masa Depan Wisata Pulo Aceh
Pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh mulai melirik potensi besar Pulo Aceh, termasuk Pantai Lambaro.
Dari segi alam, Pulo Breuh menawarkan banyak spot eksotis yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan. Namun, aksesibilitas masih menjadi kendala utama.
Transportasi ke Pulo Aceh saat ini hanya dilayani oleh perahu milik masyarakat yang beroperasi satu kali sehari. Alternatif lain, KMP Papuyu, juga tidak berlayar setiap hari.
Dengan infrastruktur yang lebih baik, Pantai Lambaro dan sekitarnya bisa menjadi destinasi utama yang mendukung pariwisata berkelanjutan sekaligus konservasi.