Mohon tunggu...
Taufik Hidayat
Taufik Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Seorang penulis dan penikmat tulisan

Hidup ini indah sekali

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sumbangsih Peradaban Islam pada Bidang Biologi

11 Oktober 2022   19:02 Diperbarui: 11 Oktober 2022   19:05 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Titik tolak adanya peradaban adalah Peradaban Yunani atau Helenistik. Peradaban helenistik ini mewariskan karya yang luar biasa. Karya-karya pemikiran tersebut tertuang dalam manuskrip-manuskrip dan kertas-kertas papirus yang dihasilkan oleh peradaban Yunani Kuno dan lembaga pendidikan di Alexandria.

Warisan peradaban ini merupakan warisan tersebasr yang dikenal oleh bangsa Arab dan lebih dapat diterima oleh pemikiran Arab, terutama pada wal terbentuknya peradaban Islam sehingga bangsa Arab dan Muslim mulai mempelajarinya lebih dari warisan peradaban bangsa lainnya.

Mereka lalu membuat pusat terjemahan pada masa pemerintahan Pangeran Khalid bin Yazid pada masa Dinasti Umawiyyah. Penerjemahan ini dimulai oleh Khalid bin Yazid Al-Umawi . Dia mengambil dan menukil dari ilmu-ilmu Yunani ke Bahasa Arab. Kemudian mengambil manfaat dari ilmu-ilmu ini dan mengembangkannya. Khususnya, di bidang obat-obatan, kedokteran, dan senyawa kimia.

Ketika dunia kedokteran muslim dan Arab mengetahui tatacara kedokteran Helenistik, maka para Ilmuwan Islam menetapkan Sekolah Iskandaiyah dan Jundaisabur sebagai tujuan mereka untuk menerjemahkan buku kedokteran kedalam Bahasa Arab. Salah seorang dokter Yahudi, Masarjuwiyah menjadi seorang penerjemah hebat ensiklopedia kedokteran yang disebaut dengan Al-Kunnasy.

Selanjutnya, pergerakan penerjemahan mengalami kemajuan dan mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan Harun Ar-Rasyid yang mendirikan Baitul Hikmah. Ia begitu antusias untuk mengembangkannya dan menambah buku-buku yang dibukil dari Asia Kecil dan Konstantinopel.  Pada masa khalifah  Al-Makmun dari Dinasti Abbasiyah menambah cemerlangnya Baitul Hikmah. Ia memberikan upah kepada penerjemah dan mengirim utusan ke Konstantinopel untuk menghadirkan karangan dari Yunani dalam berbagai macam ilmu. Salah satu penerjemah yang terkenal pada masa itu adalah Ibnu Nadim  yang menerjemahkan Manuskrip Al-Fahrasat. Penerjemahan warisan Helenistik ini difokuskan pada ilmu kedokteran, biologi, dan filsafat.

Setelah menerjemahkan banyak manuskrip dan mempelajarinya, para ilmuwan kemudian mengkritik apa yang mereka terjemahkan dan mulai memadukan antara berbagai macam peradaban, salah satunya adalah peradaban India. Setelah itu mereka mulai mencari rumusan ilmu pengetahuan sendiri.

Jadi, kesimpulanya peradaban islam dalam sains mulai berkembang di masa dinasti Umaiyyah dan mencapai kejayaan dimasa dinasti Abbasiyah.  Dimulai dari Andalusia, kepulauan Iberia, Toledo, Granada, Sisilia, sampai ke Damaskus.

Pada awalnya penulis akan memaparkan sumbangsih peradaban Islam dalam bidang sains, sosial, dan humaniora. Namun, penulis termotivasi untuk menulis sumbangsih peradaban Islam khusus pada bidang biologi. Alasan dibalik semua itu adalah sudah banyak penulis yang mengupas dibidang sosial, humaniora, matematika, fisika, farmasi, kimia, dan kedokteran baik itu buku, jurnal, maupun makalah. Banyak sekali buku yang mengupas seputar itu. Akan tetapi untuk bidang biologi jarang sekali terekspos. Alasan lain adalah karena penulis memiliki latar belakang pendidikan biologi.

Geliat pencarian pengetahuan di awal keemasan islam sungguh sangat mengagumkan. Kekayaan flora dan fauna yang tersebar di wilayah kekuasaan dinasti Umayyah dan Abbasiyah tak luput dari para pemikir dan ilmuwan Islam. Studi tentang keragaman hayati yang dilakukan pada era itu telah memberi sumbangan bagi pengembangan studi ilmu hayat atau biologi.

Kontribusi terpenting yang didedikasikan para ilmuwan Muslim di era kejayaan bagi pengembangan ilmu hayat adalah zoologi dan botani. Begitu banyak teori dan temuan yang dihasilkan ilmuwan Muslim di kedua bidang kajian biologi itu.

Sayangnya, sumbangan peradaban Muslim itu tak pernah diungkapkan dalam pelajaran biologi yang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Untuk lebih lengkapnya penulis akan memaparkan sumbangsih ilmuwan Islam dalam bidang biologi adalah sebagai berikut

A. Zoologi

Zoologi merupakan disiplin ilmu dari biologi yang secara khusus mempelajari hewan. Ibnu Sina merupakan seorang ilmuwan terbesar di bidang kedokteran. Berkaitan dengan zoologi, ia mendeteksi adanya penyakit gajah yang disebabkan oleh cacing filaria dan menjelaskan bagaimana penyebarannya di dalam tubuh. Dia juga menjelaskan bahwa ayah dan bukan ibu yang bertanggungjawab menentukan jenis kelamin.

Hal lain yang lebih menakjubkan adalah dia telah lebih dulu menemukan adanya hewan mikroskopis di dalam air dibandingkan Van Leueunhook pada abad ke-18. Seperti yang diungkapkan oleh Ali Bin Abdullah Ad-Difa' yang dikutip oleh As-Sirjani dalam Buku Sumbangsih Peradaban Islam Pada Dunia, Ibu Sina mengungkapkan bahwa air mengandung hewan kecil sekali yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Hewan-hewan itu dapat mengakibatkan penyakit. Penyataan ini didukung oleh Gaudah dalam buku 147 Ilmuwan Terkemuka Dalam Sejarah Islam yang mengungkapkan bahwa Ibnu Sina telah mengetahui hal itu sejak dulu, sebelum manusia mengenal mikroskop.

Ilmuwan lain yang mempelajari  tentang hewan adalah Al-Damiri dengan kitabnya, Hayat Al-Hayawan. Kitab ini memuat tentang ensiklopedia kehidupan binatang.

Kemudian ada Al-Asma'i yang mengkaji tentang kuda (dalam kitab Al-Khayhl), unta (dalam Al-Ibil), kambing (dalam Ash-sha'), hewan liar (dalam Al-Wuhush), dan manusia dalam kitab Khalq al-Insan.

B. Evolusi

Ahli biologi Muslim pada abad pertengahan sudah mengembangkan teori tentang evolusi. Menurut Al-Khazini, ide tentang evolusi telah menyebar luas dalam peradaban Islam di abad ke-12 M. Pada masa itu, sekolah-sekolah Islam telah mengajarkan teori evolusi. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan Charles Darwin pernah berujar, ''Teori evolusi yang dikembangkan umat Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.''

Ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah teori evolusi adalah Al-Jahiz (781 M - 869 M). Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup atau survive.

Jika Darwin pernah menulis soal migrasi burung di Kepulauan Galapagos, maka jauh sebelum itu Al-Jahiz juga pernah melakukannya. Al-Jahiz adalah ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui migrasi. Dia berpendapat bahwa lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik makhluk hidup. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia, misalnya, terjadi akibat dari lingkungan tempat mereka tinggal.

Selain itu, Al-Jahiz juga mengungkapkan teori strunggle for existence (berjuang untuk hidup). Menurut dia dalam manuskrip Al-Hayawan, makhluk hidup agar bisa bertahan hidup harus berjuang. Berjuang untuk mengatasi pengaruh dampak lingkungan, persaingan memperoleh makanan, dan rasa aman.

Ilmuwan lain yang mengungkapkan teori evolusi adalah Ibnu Miskawaih dengan karyanya The Epistles of Ikhwan Al-Safa. Ia berpendapat bahwa evolusi berlangsung dari alam mineral ke alam tumbuh-tumbuhan, selanjutnya ke alam binatang, seterusnya ke alam manusia. Transisi dari alam mineral ke alam tumbuhan terjadi melalui merjan, dari alam tumbuhan ke alam binatang melalui pohon kurma dan dari alam binatang ke alam manusia melalui kera.

Pendapat Ibnu Miskawaih itu sependapat dengan Al-Mashudi dalam karyanya Al-Tanbih wal Ishraq, yang menjelaskan teori evolusi dari mineral ke tumbuhan, dari tumbuhan ke binatang, dan seterusnya.

C. Botani

Ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan adalah Botani. Botani mengalami puncak kejayaan di Spanyol. Tidak heran jika Peradaban Islam di Spanyol melahirkan ahli-ahli Botani terkemuka. Berkat ketajaman observasi dan penelitiannya, para ahli mampu menemukan perbedaan jenis tumbuhan seperti pohon palem dan pohon rami. Ketertarikan ini membawa mereka menjelajahi dunia. Mereka berusaha untuk mengeksplorasi, mengamati bahkan menemukan tumbuhan-tumbuhan langka. Kemudian mereka mengklasifikasika tumbuhan tersebut berdasarkan habitat dan proses perkembangbiakannya.

Menurut Howard R. Turner dalam bukunya Science Medieval Islam mengungkapkan bahwa penemuan-penemuan besar para ilmuwan Islam dalam bidang Botani, telah memberi manfaat secara langsung pada ilmu farmasi dan farmakologi. George Sarton mengatakan bahwa perkembangan pertanian dan holtikultura merupakan salah satu warisan paling berharga yang ditemukan umat Islam dalam bidang Botani.

Ilmuwan pertama yang mempelajari tentang tumbuhan adalah Abu Zakaria Yahya dengan kitabnya Al-Filahah. Dalam buku tersebut ditulis 585 jenis tanaman dan teknik budidayanya. Ia juga menulis tentang penyakit tanaman dan cara mengatasinya, jenis-jenis tanah, kesuburan dan cara pemupukannya. Ahli botani yang lainnya adalah Ibnu Al-Baytar. Ia adalah ahli botani dan farmasi.  Dalam bukunya, menjelaskan terdapat 1400 obat-obat herbal dan 200 tanaman yang saat itu belum dikenal orang. Karya Ibnu Al-Baytar adalah Al-Mughani fi al-Adwiyah al-Mufradah dan Al-Jami fi al-adwiyah al-Mufradah.

Selain Ibnu Al-Baytar juga ada Al-Nabati yang berkelana sepanjang pantai Afrika, Spanyol sampai ke negeri-negeri Arab di Timur tengah. Ia menemukan sejumlah tanaman langka di Laut Merah.

Ilmuwan Botani yang lainnya adalah Al-Ghifiqi yang mampu mengoleksi berbagai macam jenis tumbuhan yang diperoleh dari wilayah Spanyol dan Afrika. Ia membuat catatan akurat yang menggambarkan jenis-jenis tumbuhan yang dikoleksi. Karya Al-Ghifiqi yang fenomenal adalah Al-Adwiyah Al-Mufradah yang memberikan inspirasi kepada Ibnu Baitar untuk mempelajari tumbuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun