Dan perlu diingat, guru tidak sebatas identitas atau sebuah profesi yang terafiliasi dalam naungan PGRI. Guru tidak selalu berada di dalam sekolah, pesantren atau lingkungan pendidikan lainnya. Guru selalu bisa menciptakan kelasnya sendiri dimanapun dia berada. Dan seorang guru yang sejati, selalu senantiasa membersamai tanggung jawab perannya hingga suatu saat nanti muridnya akan menjadi lebih hebat dari dirinya.
Seorang guru tidak melihat besaran nominal yang didapatkannya dari mengajar. Namun, rasa tanggung jawab, asih, dan kepeduliannya terhadap ruang dan waktu yang mempertemukan satu dengan yang lainnya. Hingga menjadikan ruang dimanapun ia beranjak sebagai suatu kelas yang pasti dapat menyiratkan ilmu-ilmu yang bisa didapat. Seorang guru bukan berarti berhenti belajar, namun justru belajarnya seorang guru adalah dengan mengajar terus-menerus.
Seorang guru seharusnya memahami keutamaan dari ilmu itu sendiri. Seorang guru harus mengetahui hakikat dari ilmu adalah pengamalannya. Dan seorang guru semestinya merasakan, bahwa ia telah dipercaya dan diberikan amanat sebagai seorang guru. Guru mengerti atau mengetahui bahwa dirinya mengetahui apa yang dia ketahui, setidaknya bahwa dirinya adalah seorang Guru. Atau jangan-jangan kita hanya sebatas mampu menjadi seorang pengajar?
Tapi sudahlah, semoga momentumnya tidak hanya hari ini, namun di hari-hari berikutnya. Setiap orang dengan tanggung jawab sebagai seorang guru akan lebih meningkatkan kapasitas dan kinerjanya sehingga dapat mempersiapkan peradaban masa depan yang lebih baik. Selamat!
***
25 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H